Max melirik putranya yang tengah memotong roti bakar selai cokelat dengan telaten sementara, wanita yang ia cintai -Mikaela sedang sibuk memasukan beberapa masakan yang telah ia siapkan ke dalam wadah-wadah.
"Mau ke rumah sakit lagi?" Tanya Max yang sekarang menjatuhkan tatapannya pada Elois.
Elois menganggukkan kepalanya.
Max pun bertukar pandang dengan Mikaela. Memutuskan untuk tidak memberikan komentar apapun. Ini urusan pribadi Elois dan mereka hanya bisa berharap bahwa putra tunggalnya itu bisa mengambil keputusan apapun yang baik.
"Bagaimana keadaan Rose?" Tanya Mikaela sambil memasukan kotak-kotak makanan itu ke dalam paper bag.
"Menurut dokter sudah sedikit membaik." Jawab Elois yang sekarang meraih gelasnya. Ia pun selesai dengan makanannya dan beranjak dari kursi tersebut, mengambil makanan yang telah disiapkan oleh ibunya lalu melirik ke arah Max sejenak.
"Aku akan sedikit terlambat."
"Pastikan untuk menjaga gadis itu dengan baik, El!" Seru ibunya ketika Elois sudah mencapai ambang pintu ruang makan.
Elois tersenyum dan membentuk huruf o dengan ibu jari dan telunjuknya sebelum akhinya melesat pergi meninggalkan kediaman keluarga Lynford. Oh, mungkin kalian akan bertanya mengenai Mikaela.
Ya, Mikaela belakangan ini sering sekali menginap dikediaman keluarga Lynford atas permintaan mantan suami dan putranya. Alasannya? Mereka ingin sekali makan masakan Mikaela. Meski diam-diam Elois selalu berharap keduanya akan kembali bersama dan dengan begitu ia akan memiliki sebuah keluarga yang utuh.
Memerlukan waktu kurang lebih empat puluh lima menit sampai akhirnya Elois tiba di rumah sakit. Ia segera bergegas menuju ruang rawat dimana tempat Rose berada. Gadis itu masih terlelap, memejamkan matanya dalam kedamaian.
Elois dengan perlahan meletakkan kotak-kotak makanan itu di atas meja yang ada di samping ranjang rawat Rose.
Merasakan ada seseorang yang datang membuat Rose membuka matanya dengan perlahan. Ia melirik ke samping, mendapati Elois berada di sana. Tersenyum hangat ke arahnya. Sudah beberapa hari ini Elois selalu datang kesini dan nembuatnya tidak merasakan kesepian. Lelaki itu selalu punya cara untuk membuatnya merasa nyaman.
"Apa aku mengganggumu?" Tanya Elois lembut.
Rose menggelengkan kepala sambil berusaha untuk meraih kontrol pada ranjang rawatnya agar ia dapat sedikit duduk bersandar. Elois segera membantu gadis itu.
"Terima kasih." Ucap Rose pelan.
"Sama sekali bukan masalah." Jawab Elois sambil merapikan selimut Rose, memastikan gadis itu merasa nyaman.
"Kau belum sarapan, kan?" Tanya Elois lembut. Rose hanya menganggukkan kepalanya sebagai sebuah jawaban. Bagaimana pun kehadiran Elois yang semakin sering ini masih membuatnya merasa aneh.
Bukan rasa yang tidak nyaman, malah sebaliknya. Hingga membuatnya semakin merasa takut dengan kenyamanan yang terasa semu itu.
"Aku akan menyiapkannya untukmu."
Elois selalu seperti itu, bicara sambil mengukir sebuah senyuman di wajahnya. Memancarkan kelembutan, ketulusan dan kepedulian yang sesungguhnya. Rose merasa lelaki itu sedang mengasihaninya namun ia tidak bisa menolak rasa nyaman itu. Elois bukanlah tipe yang mudah ditolak bukan?
Lelaki itu menaruh meja lipat di atas pangkuan Rose. Kemudian ia menaruh semua masakan yang sengaja dikemas oleh ibunya di atas meja lipat tersebut. Rose tersenyum tipis melihat makanan di hadapannya dan itu tidak luput dari pandangan Elois.
YOU ARE READING
Closer [END]
Teen Fiction[BOOK 5 of Golden Family] Elois Lynford, Archer Collins dan Christina Collins memang berasal dari dua keluarga pengusaha kaya raya dan super power se-jagad dunia bisnis. Namun ketiganya dibesarkan dengan cara yang berbeda dengan kisah orangtua yang...