22. Glasses

2.1K 377 11
                                    

"Katakan? Kenapa kau berada di sini bukannya belajar dengan serius di London?" Tanya Casandra pada satu-satunya keponakan perempuan yang berada dalam keluarga besar itu.

Roma, Italia. Casandra berada di kota dengan arsitektur unik nan cantik itu karena pekerjaan Alex, pria yang sudah resmi menjadi suaminya setelah kisah panjang yang mereka lalui bersama untuk bersatu.

Chris menatap model cantik yang berstatus sebagai bibinya itu, satu-satunya orang yang ia percaya untuk menumpahkan segala kejanggalan dalam hatinya hingga membuatnya rela harus pergi jauh dalam waktu liburan yang begitu singkat.

"Aku sedang liburan, my beautiful aunty." Chris bicara dengan nada yang  dibuat-buat, sementara Casandra memutar bola matanya sambil mengangkat kedua bahu.

Wanita itu menarik gelas kristal berisi wine yang berada di hadapan Chris kemudian menggantinya dengan segelas air mineral, membuat remaja itu mendelik sambil membentuk kerucut kecil pada bibirnya.

"Masih di bawah umur."

"Ohh ayolaaahh~ Kau tahu aku sudah cukup!" Keluh Chris.

Casandra menggerakkan jari telunjuknya, menolak apapun alasan yang akan diucapkan oleh keponakannya itu. Sebenarnya ia tidak terlalu mempermasalahkan minuman tapi ia hanya sedang memberikan sedikit dorongan pada gadis itu untuk mengungkapkan alasannya. Kenapa Chris berada di London sendirian tanpa mengajak Elois atau Archer?

Chris tahu sifat bibinya yang begitu demokrasi dan independen. Ia tahu bahwa Casandra hanya sedang membujuknya dan ia memang ingin menceritakan segalanya. Tapi hatinya masih ragu, tidak tahu bagaimana Casandra akan berpikir tentang dirinya nanti.

"Apa masalah ini berhubungan dengan Aecher? Atau Elois?"

Casandra menatap keponakannya itu dengan seksama, memastikan segala bentuk perubahan ekspresi yang terjadi pada Chris untuk mencari jawabannya. Ia tidak ingin terkesan memaksa meski jelas sekali ia ingin tahu mengenai hal apa yang membuat Chris menjadi gusar.

"El..."

"Hm?"

Chris kembali terdiam. Casandra menyadari sesuatu, hal sama yang pernah ia rasakan semasa mudanya ketika ia belum bertemu dengan Alex dalam cerita hidupnya.

"Do you love him?"

Satu kalimat tanya dari bibinya membuat gadis itu menatap tanpa suara. Casandra tersenyum tipis lalu menuangkan sebotol wine ke dalam gelas kristal yang kali ini bukan untuknya, tapi untuk Christina.

"Entahlah." Akhirnya Chris bersuara.

"Katakan saja, jangan sungkan. Kau tahu? Dulu sebelum bertemu dengan Alex, aku berniat menikahi Max meski ia seorang duda dan sepupuku sendiri. Well, ku pikir tidak akan masalah toh kami sepupu jauh. Tapi, orang-orang akan bergunjing dan mengatakan bahwa kita hanya sedang membagi kekayaan satu sama lain."

Casandra ingat bagaimana ketika ia mendatangi ayahnya dan bersikeras untuk menikahi Max bahkan ketika pria itu baru satu bulan berpisah dengan Mikaela.

"Jika sikap Elois seperti Max, kurasa aku bisa mengerti." Lanjut Casandra.

Chris menghela nafas, membayangkan masa-masa yang ia lalui bersama dengan Elois. Pria itu selalu bersikap dingin di depan orang lain bahkan dirinya, seolah ia tidak membutuhkan siapapun di dunia ini. Namun di saat yang berbeda, Elois akan bersikap sangat lembut dan hangat serta penuh perhatian. Siapapun akan jatuh cinta padanya meski tanpa tahu seberapa banyak harta yang akan ia punya dari seorang Max Lynford. Elois cukup menjadi dirinya sendiri untuk dapat dicintai.

"Aku tidak akan menyangkal kalau aku menyukainya." Ucap Chris pada akhirnya.

Casandra tersenyum.

Closer [END]Where stories live. Discover now