01

10.1K 920 128
                                    

*Chanyeol POV*

Aku merapatkan jacketku atas serbuan udara dingin malam ini. Jacket ini sebenarnya cukup tipis mengingat udara sedang dingin-dinginnya. Tapi aku tidak punya pilihan, aku tidak punya jacket lain. Membeli yang baru? Aku harus menghemat uangku untuk kebutuhan sekolah adik-adikku.

Aku Park Chanyeol, pria berusia 25 tahun yang menjadi tulang punggung keluarga. Aku bekerja di banyak tempat. Pagi sampai sore, aku bekerja di sebuah cafe. Sore harinya aku mengajar di sebuah tempat les musik. Malam harinya aku bekerja di sebuah restoran.

Aku memiliki 4 orang adik, Oemma kami meninggal saat melahirkan Park Tae Oh, si bungsu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku memiliki 4 orang adik, Oemma kami meninggal saat melahirkan Park Tae Oh, si bungsu. Sementara appa meninggal setahun kemudian karena kecelakaan kerja. Tidak banyak warisan yang kami dapatkan, termasuk dari pesangon dari tempat appa bekerja. Jadinya, aku memutuskan menjual rumah peninggalan orangtua kami dan tinggal di rumah sempit. Ku tabung biaya penjualan rumah untuk biaya pendidikan adik-adikku.

Adik pertamaku adalah Park Jongin 23 tahun, kami lebih suka memanggilnya Kai. Dia sama sepertiku, bekerja dibeberapa tempat untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Tapi dia tukang tidur, jadi waktu kerjanya terbatas. Aku tidak memaksanya.

Kai bekerja disebuah mini market pada pagi hari dan menjadi pengajar les tari di sebuah tempat kursus pada sore hari. Konon katanya, banyak yoeja yang mendaftar di kursus tari itu karena wajah Kai yang rupawan. Bahkan ibu-ibu banyak yang sengaja mengantar jemput anaknya agar bisa bertemu dengan Kai.

 Bahkan ibu-ibu banyak yang sengaja mengantar jemput anaknya agar bisa bertemu dengan Kai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adik keduaku, Park Sehun 22 tahun. Aku bersikeras agar dia kuliah. Aku bekerja keras untuknya agar kelak dia bisa merubah nasib keluarga kami. Dia yang paling pintar diantara kami. Semasa di high school, dia kerap mendapat prestasi dan beasiswa atas kepintarannya. Karenanya aku menguliahkannya.

 Karenanya aku menguliahkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
 ᴘᴏᴏʀ ᴘʀɪɴᴄᴇ - [𝘛𝘢𝘮𝘢𝘵]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang