28

3.3K 575 129
                                    

Banyak jawaban benar.
Aku update langsung yaa...
~pag

*Chanyeol POV*

Aku lega karena ternyata Taeoh baik-baik saja. Padahal tadi rasanya aku sudah siap menguliti seseorang. Aku tidak perlu marah lagi, emosiku sudah turun. Yang penting Taeoh dalam keadaan baik-baik saja.

Pria itu atau Yixing akhirnya kembali ke rumahnya setelah mendapat perintah dari Kyungsoo. Membawa Taeoh tentu saja. Aku kembali menunggu di ruang perawatan Kyungsoo. Ruangan ini kembali hening, karena kami kembali larut dalam pikiran kami masing-masing.
.
.
.
.
.

"Chanie yuungg..." Ku lihat Taeoh yang turun dari gendongan Yixing dan berlari ke arahku.

Ku gendong Taeoh dan ku dekap dengan erat. Ku ciumi wajahnya. Aku sangat merindukannya.

"Yuungg... Hahaha... Geyi..."

Aku terus menciuminya, tidak peduli protes Taeoh yang sudah menjambak rambutku karena kegelian.

"Hahaha... Uda yuungg... Tae capek... Hahaha..."

"Hyung kangen. Tae ga kangen sama hyung?"

"Iyaa... Hahaha... Tae kangen... Tapi geyi yuungg..."

"Jangan pernah pergi lagi, oke?! Hyung hampir mati karena mencari Taoeh."

"Huaaa... Tae ga mau kalau yuungg mati..." Taeoh menangis. Dia memang sedikit sensitif kalau mendengar kata seperti itu.

"Hyung ga mati. Tapi jangan pernah pergi dan buat hyung khawatir, arra?"

"Iya yuungg..."

"Janji?"

Taeoh menganggukkan kepalanya, "Janji ceolang plia yuungg." Taeoh menyodorkan jarinya padaku.

Aku mengaitkan jarinya dan kembali memeluk adikku dengan erat, "Tae baik-baik saja?"

"Tae baik-baik caja yung."

"Apakah ada yang sakit?" Aku sedikit khawatir jika Yixing adalah seorang pedhopil.

"Tidak ada yang cakit yung. Lay jucci baik sama Tae."

"Lay?"

"Itu panggilanku, Chanyeol-ssi. Aku menyuruhnya memanggil demikian karena baby Tae kesulitan memanggil Yixing."

Aku mengangguk dan kembali fokus pada adikku, "Benar tidak ada yang sakit?"

"Tidak yung. Malahan Lay yung kacih Tae banyak-banyak aisklim dan cokyat. Kalau Tae minta, pacti dikacih."

"Park Taeoh..."

Taeoh langsung kaget saat mendengar suaraku yang berat dan rendah. Dia memeluk leherku dengan erat, sedikit ketakutan. Dia tau kalau aku sedang marah.

"Tapi Tae ga makan cemuanya yung. Tluc Tae juga cikat gigi kalau habic makan cokyat." Taeoh sedang membela dirinya.

"Mana hyung lihat giginya."

Taeoh dengan cepat membuka mulutnya lebar. Memperhatikan deretan giginya yang rapi. Aku memeriksa dengan cepat.

"Ga boleh makan coklat dan es cream lagi sampai hyung memberikan ijin. Kalau ada yang memberi, Tae harus menolaknya. Mengerti?"

"Mengelti yung." Taeoh kembali memeluk leherku erat, tanda dia menyesali perbuatannya.

"Yixing hyung, terimakasih sudah mengantarkan Taeoh."

"Ah, aku yang seharusnya meminta maaf karena sudah mengkhawatirkanmu Chanyeol-ssi."

"Chanyeol saja, hyung. Tidak apa-apa hyung, yang penting Taeoh sudah kembali."

 ᴘᴏᴏʀ ᴘʀɪɴᴄᴇ - [𝘛𝘢𝘮𝘢𝘵]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang