02

5.1K 754 88
                                    

Chanyeol bangun di suatu pagi, disaat langit masih kelabu. Dia berencana pergi ke pasar. Hari ini Haru berulangtahun yang ke-9, dan Chanyeol berencana belanja bahan untuk membuat sup rumput laut. Mereka tidak memiliki lemari pendingin agar bahan makanan yang mereka beli tahan lebih lama. Jadinya, mereka harus membeli bahan makanan ke pasar atau mini market.

Berjalan Chanyeol di trotoar sambil bersenandung. Sesekali tangannya bergerak seolah sedang bermain gitar. Saat Chanyeol masih kecil, dia sempat menikmati sedikit berkat untuk keluarganya. Chanyeol sempat diberi pelajaran les piano dan gitar. Alhasil, bermanfaat saat ini. Dia bisa menghasilkan uang dari mengajar les musik.

Chanyeol menunggu di zebra cross untuk menyebrang. Dirapatkan jacketnya, menghalau udara dingin menyentuh kulitnya.

Saat lampu pejalan kaki berubah menjadi hijau, Chanyeol berjalan dengan santai. Jalanan memang masih sepi, namun tiba-tiba...

Bruk!

Chanyeol tersungkur di jalan saat sebuah mobil Porche Boxster menyenggolnya. Chanyeol meringis kesakitan menggenggam kaki kanannya yang rasanya seperti di injak seekor beruang besar.

Mobil itu berhenti, dan seorang pengendara keluar dari dalam mobil. Seorang pemuda yang tubuhnya tidak terlalu tinggi dan dia berjalan sedikit terhuyung-huyung. Sepertinya mabuk.

*Chanyeol POV*

"Gwenchana?" Tanya pemuda itu. Terlihat wajahnya memerah dan senyum berlebihan terpatri di wajahnya.

Aku mendengus kesal. Bagaimana aku bisa baik-baik saja, jika kakiku rasanya begitu nyeri dan aku merasakan darah mengalir dibalik celana jeansku.

"Aku terburu-buru. Aku takut daddy sudah bangun dan melihat aku tidak ada dirumah. Maafkan aku..." Pemuda itu membungkuk memberi permohonan maafnya.

"Kau..." Hanya kata itu yang bisa keluar dari mulutku. Aku sedikit geram dengan cara dia menangani masalah.

"Ah, aku hampir lupa. Ini untuk biaya pengobatan." Dia mengeluarkan banyak lembar uang kertas dari dalam dompetnya dan menyerahkan ke dalam genggamanku. Tidak lama, dia sudah berlalu dengan mobil mewahnya.

Aku menghela nafasku. Ku tatap uang yang diberikannya. Jumlah yang sangat banyak, bahkan cukup membeli sebuah ponsel i-pul seri terbaru.
.
.
.
.
.
"Hyung sudah pulang?" Sehun menyapaku saat aku baru saja masuk rumah.

"Kaki hyung kenapa?" Tanyanya lagi saat melihatku berjalan tertatih-tatih.

"Tadi ada pengendara mabuk yang menabrak hyung." Jawabku sambil meletakkan belanjaanku dan duduk di dekat pembaringan kami.

"Oppa..." Haru sedikit terusik dan terbangun karena obrolanku dan Sehun. Dikuceknya matanya dan berdiri. Duduk dia dipangkuanku menghadap aku dan dipeluknya.

"Happy birthday Princess..." Aku mengusak rambutnya dan mengecup kepalanya singkat.

"Yuuunngg..." Taeoh juga ikut terbangun. Bergelayut dia di leherku.

"Taeoh uda bangun eoh? Pijit punggung hyung ya."

"Taeoh lapal hyung..."

"Hyung membeli daging juga?" Sehun memeriksa isi belanjaanku.

"Hyung beli daging? Kita mamam banyak?" Taeoh bersorak kegirangan sampai berlari berputar-putar.

"Apakah ini karena ulang tahunku, oppa?" Tanya Haru sambil mendongakkan kepalanya.

"Iya. Cepatlah mandi, Haru harus sekolah kan? Nanti oppa akan pulang cepat biar bisa merayakan ulang tahun Haru. Sehun oppa juga akan memasak sup rumput laut."

 ᴘᴏᴏʀ ᴘʀɪɴᴄᴇ - [𝘛𝘢𝘮𝘢𝘵]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang