Aku menatap papan tulis dengan pandangan kosong, teringat interaksi terakhirku dengan manusia es tadi siang.
.
.Aku mengeluarkan ponsel dengan takjub lalu membuka akun media sosial Yoongi mencari foto saat laki-laki itu tersenyum. Pilihanku jatuh pada vidio durasi pendek dimana tim Yoongi menang, lalu menunjukkannya pada Yoongi.
"Senyum itu seperti ini." Aku menghela nafas, "yang selama ini kamu tunjukkan padaku itu memang senyuman, tapi untuk alasan berbeda, ngajak berantem, tau gak?"
Yoongi mengerjabkan matanya bingung. "Kamu follow IG aku ya, id kamu apa? Biar aku follback."
"Oh." Aku sedikit bersemangat lalu menyebutkan id akun ku, lumayan menambah follower. Tak lama aku menepuk kepalaku pelan. "Woi, kita kan lagi bahas masalah senyuman."
Yoongi memangku tangan di dagu dengan malas memberikan perhatian penuh padaku. "Sejak kecil aku selalu diajarkan oleh orangtuaku untuk menghormati orang lain, aku mana tahu orang lain salah paham seperti itu."
Aku menggigit bibir kesal, rasanya aku ingin melempar ponselku ke kepalanya, geram.
"Aku gak bisa membelamu, hari pertama saja kamu sudah mengatakan mulutku seperti sampah yang kotor." Aku mempraktekkan gaya bicara Yoongi saat itu.
Yoongi duduk tegak, matanya membulat. "Kapan? Aku tidak pernah merendahkan orang lain seperti itu."
"Aku ingat kejadiannya dengan jelas, bahkan Taehyung minta maaf padaku sambil memperkenalkan namamu pada kami."
"Daebak!" Yoongi menyandarkan punggunya kekursi menatapku dengan pandangan tak percaya. "Jadi selama ini kamu benar kesal padaku? Aku pikir itu salah satu trik yang kamu gunakan untuk menarik perhatianku!"
Aku mendelik. Jadi dia berfikir aku benar-benar menyukainya?
Yoongi tertawa. "Coba hari itu, tidak hari ini saja setelah jam istirahat kamu ngobrol dengan Taehyung. Dia bawa bekal pete ke sekolah, dan baunya benar-benar seperti sampah."
Aku menggaruk kepalaku yang tiba-tiba gatal. Jadi ceritanya aku yang salah paham?
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Why? - BTS Min Yoongi FF [2] [✔️]
FanficPernah gak ngerasain, hidup kamu yang selalu lurus damai, sehat dan sejahtera berubah jadi menyebalkan. Untung saja aku anak rajin, jadi masih mau datang ke sekolah untuk bergosip. Baru hari pertama masuk setelah libur kenaikan kelas, sudah dapat...