"Jangan Pernah Menyalahkan Takdir, Karena Setiap Jiwa Di Berikan Kesempatan Untuk Mengubahnya"
Doni POV
Rangga, ya dia sosok yang cukup berumur sebenarnya. Tubuhnya jangkung berisi, kulitnya juga putih mulus, belum lagi wajahnya yang mirip dengan orang eropa itu. Aku yakin di Sekolahnya yang dulu dia pasti jadi pujaan hati banyak siswi di sana.
Dia juga terlihat jauh lebih tua jika dibandingkan dengan diriku. Perbedaanya diantara kami adalah 340 derajat. Namun anehnya wajahnya tetap terlihat menggemaskan dan sangat Good Looking. Ketimbang masuk pondok, menurutku lebih baik dia menjadi aktor atau model saja.
Jujur aku sempat iri padanya saat pertama kali kami bertemu di lobi Asrama sewaktu awal masuk dulu dan aku tidak menyangka bahwa kami akan berada di kamar yang sama. Terlebih menjadi teman dekatnya.
Menurutku Rangga adalah sosok yang misterius. Dia lebih banyak diam. Dia hanya bicara seperlunya. Dia bahkan sangat mandiri dan berambisi untuk menjadi anggota OSIS. Selain itu dia juga sangat rajin, dan pintar. Dia bahkan sangat fasih berbahasa inggris.
Begitu mendengar logatnya aku sudah bisa menebak bahwa itu adalah bahasa ibunya. Bahkan belakangan ini aku baru tahu bahwa Rangga juga ternyata memiliki kemampuan untuk berbahasa Perancis, Jerman, Russia, Korea dan Jepang. Dia seperti kamus berjalan bagiku. Hal yang paling mengejutkan adalah dia dapat menguasai bahasa Arab juga dengan sangat cepat.
Tapi dibalik semua itu yang membuatku, penasaran dengan Rangga sebenarnya adalah wajahnya yang terlihat jauh lebih dewasa dan lebih tua jika dibandingkan denganku dan yang lainya. Satu keanehan yang amat bagiku. Tapi setiap kali aku bertanya mengenai umurnya dia akan segera menolak untuk menjawabnya. Dasar aneh.
Apakah Rangga sering tinggal kelas?
Apakah Rangga mempunyai kelainan yang membuatnya jauh terlihat lebih tua dari usianya yang seharusnya?
Entahlah...
Tapi sangat tidak mungkin orang sepintar dan secerdas dia bisa tinggal kelas. Terlebih dia sangat sehat dan bugar ketimbang anak - anak yang lain.
Aku sangat bingung, tapi buat apa aku memikirkannya? Hanya membuang waktuku yang begitu berharga.
***
Aku terus menatap sosok Rangga yang sedang sibuk membaca buku dengan menyender pada lemari itu dengan penuh rasa ingin tahu, hingga Aku tak sadar bahwa dia telah mempergokiku.
"kenapa lu ngeliatin gua terus kayak gitu don?" tanya Rangga membuyarku lamunanku.
Aku tersentak kaget. Aku tertangkap basah tengah mempergokinya dengan tatapan yang aneh, bisa - bisa nanti dia malah berpikir yang aneh - aneh lagi.
"Ah enggak kok, bukan apa - apa!" jawabku tegas meyakinkan.
Sepertinya Rangga tak percaya, namun setelah itu dia nampak tak peduli lagi dengan apa yang baru saja terjadi.
"Oh ya sudahlah, gua mau pergi dulu ya" katanya acuh.
"Eh... Mau ke mana lu?" Cegatku.
"Ada sesuatu yang harus gua urus" katanya singkat. Kemudian dia tampak bergegas mengganti bajunya dengan baju pergi yang terlalu bagus menurutku.
Setelah itu dia nampak merapihkan dirinya di depan cermin kecil yang berada di dalam lemarinya.
"Udah ganteng kok !" seru ku dari atas kasur. Aku merasa malas untuk beranjak dari sini. Ingin tidur saja rasanya untuk menghabiskan hari libur ini.
"Aminnn..." Kata Rangga dengan datar. Aku ingin menjitaknya, bagaimana bisa orang se ganteng itu tetap bisa rendah hati seperti itu.
"Ya sudah, gua pergi ya don, lu gak mau nitip sesuatu" tawarnya.
"Emm... gak dulu deh." balasku.
"Ok, kalau gitu gua pergi dulu ya don. Hati - hati lu sendirian di sini."
"Iya, udah lu pergi aja. Bawal banget sih."
"Iya ini mau pergi, Assallamualaikum." ujar Rangga sebelum keluar dari kamar.
"Waalaikumussalam."
Setelah Rangga menghilang dari balik daun pintu, aku langsung menarik nafas lega. Alhamdulillah dia tidak berpikir yang macam - macam.
***
Satu hal yang membuatku senang bersekolah di sini adalah kebebasan, meskipun masih ada batas - batas yang harus di jaga.
Seperti jam 10 malam sudah harus tidur, tidak boleh membawa Smart Phone ke dalam kelas, masjid dan Ruang Makan pada saat jam makan.
Waktu kembali ke Asrama adalah jam 9 Malam, jika kembali lebih dari jam tersebut akan di hukum.
Shalat harus dilaksanakan di Masjid. Di larang sholat di dalam kamar kecuali hujan, dengan catatan tetap berjama'ah. Selama waktu sekolah tidak boleh kembali ke asrama dan tidak boleh keluar dari area sekolah. Benar - benar ketat, ya namanya juga Pondok Pesantren.
Tapi satu hal yang membuatku bahagia berada di sini adalah, Pondok Pesantren ini merupakan sebuah Pondok modern berbasis teknologi. Akses Wi - Fi tersebar di seluruh penjuru Asrama dengan kecepatan 100 MBPS. Keren kan? Belum lagi kami bebas membawa Smart Phone dan Laptop di asrama. Walaupun hanya dapat di gunakan pada waktu - waktu tertentu dan harus mengikuti prosedur yang telah di tetapkan oleh Kepala Asrama.
Sepertinya aku akan betah berada di dalam tempat ini. Ya aku akan bertahan semampuku karena orang tuaku memang sudah merencanakan semua ini semenjak aku masih SMP. Terlebih Kakak perempuanku yang sangat mendukungku sejauh ini. Kakak perempuanku memang sangat agamis sejak dulu.
Bahkan sejak SMA dia sudah menggunakan jilbab dan gamis yang panjang setiap hari. Benar - bener tipe perempuan yang sangat menjaga diri. Saat ini dia berkuliah di Yogyakarta. Sedangkan orang tua ku, entahlah semenjak Mama menikah lagi dengan Ayah Tiriku mereka memutuskan untuk tinggal di luar negeri. Sehingga di Indonesia hanya ada aku bersama dengan Kakak Perempuanku. Ya walaupun setiap 3 bulan sekali mama akan ke Indonesia untuk menengok keadaan kami.
Kakak apa kabar ya?
***
Assallamualaikum. Wr. Wb.
Terima kasih telah membaca cerita ini. Jika kalian suka, jangan lupa untuk memberikan vote - mu sebagai bentuk dukungan untuk cerita ini. Kritik dan saran dari kalian semua akan sangat berarti bagi Author.
Semoga kalian selalu bahagia.
See you on the next chapter ^__^
![](https://img.wattpad.com/cover/107590002-288-k155146.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CATATAN AKHIR PESANTREN [ON GOING]
SpiritualMain Information About This Story : [ First Place In Dormitory Story Hashtag / 30 - 06 - 2020 ] Genre : Drama, Religion, Dormitory, Romance. Background Place : Indonesia Number Of Episode : 32 Episode Showtimes : August 2018 - July 2020 Cover By :...