[ 24 ] Kabut Pun Menghilang

23 6 0
                                    


"Aku tidak percaya kau sengaja datang terlambat seperti itu" gumam Beryl kepada Rangga. Mereka berdua baru saja menyelesaikan tes tulis relawan Language Guard. Kini mereka berdua tengah duduk dengan santai di pinggir lapangan basket. Jam telah menunjukan pukul 21.40, sekitar 20 menit lagi mereka berdua sudah harus berada di dalam Asrama.

"Aku tidak sengaja kok" ujar Rangga. Remaja pria berwajah eropa itu kini sedang menatap hamparan bintang yang bertebaran dengan indah di langit.

"Lantas?" tanya Beryl penasaran.

"Tadi sehabis Sholat Isya. Ibuku tiba - tiba menelepon" jawab Rangga santai.

"Astaga Rangga. Aku kira kau sengaja terlambat untuk membuat Rifqi naik pitam!" pekik Beryl. Dia tidak percaya Rangga bisa sesantai itu.

"Ini semua tidak ada hubungannya dengan dia" ujar Rangga cuek. Saat ini Rangga benar - benar tidak ingin memperpanjang masalah. Cukup sampai di sini. Konflik di antara dia dan Rifqi harus segera di sudahi.

"Oh begitu, aku kira kau benar - benar sengaja melakukannya" respon Beryl.

Rangga menghela nafas panjang. Remaja itu kemudian menengadahkan kepalanya ke arah langit sembari menutup kedua bola matanya perlahan. Dia kemudian mulai menarik nafas perlahan memasukan udara malam yang dingin itu ke dalam rongga paru - paru dan  setelah itu menghembuskannya perlahan.

"Aku sudah memaafkan dia kok" ujar Rangga setelah itu. Akhirnya dia berhasil menaklukan egonya.

Beryl tersenyum lega mendengarnya.

"Alhamdulillah kalau begitu" ujarnya.

"Kau senang kan mendengarnya?" tanya Rangga.

"Tentu saja, aku lega karena kau tidak benar - benar berencana untuk menghajar dia atau semacamnya" gurau Beryl mencoba mencairkan suasana yang sedikit kaku setelah Rangga mengakui bahwa dia telah memaafkan Rifqi.

"Astaga, kau sudah gila ya. Untuk apa aku menghajar seorang senior?" respon Rangga.

"Ya barangkali kau berniat melakukannya" gurau Beryl kembali.

"Ah sudahlah sebaiknya kita segera kembali ke Asrama. Aku yakin kau sudah tidak bisa berpikiran dengan waras lagi sekarang. Ayo balik" ujar Rangga sembari bangkit untuk berdiri dari duduknya.

"Ayo!" seru Rangga sembari menarik tangan Beryl untuk membuatnya segera berdiri.

"Ah yang benar saja. Aku masih waras tahu" tolak Beryl yang tidak terima dengan perkataan Rangga. 

"Tutup mulutmu" ujar Rangga sembari merangkul Beryl. Kemudian membawa sahabatnya itu segera kembali ke Asrama.

***

Di lain tempat, pada waktu yang sama. Azizah yang baru saja memasuki minggu ke - 4 masa perkuliahannya di Universitas Gadjah Mada terlihat masih sibuk berkutat di depan laptop kesayangannya. Padahal baru saja gadis itu memulai kuliahnya di tahun ini. Tetapi dia sudah di serbu oleh banyak tugas perkuliahan yang diberikan oleh dosennya, terlebih semua tugas - tugas itu sangat membutuhkan penelitian ekstra.

Azizah yang sedang berada di dalam kamar kostnya memutuskan untuk melepaskan jilbabnya dan membiarkan rambut hitam lurusnya yang indah terurai dengan manja, terlebih dia baru saja selesai keramas tadi. Dia akan membiarkan rambutnya bernafas selagi dia berkutat di depan laptopnya.

"Semangat Azizah, tinggal 2 halaman lagi" gumam Azizah untuk menyemangati dirinya sendiri.

Azizah pun mulai mengetik dengan lebih cepat. Dia harus segera menyelesaikan makalah yang berisi topik mengenai manfaat mempelajari budaya perancis kuno bagi generasi muda. Matanya bergantian melirik antara layar laptopnya dengan beberapa tumpukan buku tebal dan kertas - kertas yang berserakan dengan manja di atas meja belajarnya yang berwarna merah muda itu.

Sekitar 10 menit kemudian, tugas Azizah pun selesai.

"Finally!" seru Azizah lega sembari merenggangkan kedua tangannya. Setelah itu dia segera menyeruput susu coklat panas miliknya yang sepertinya sudah mulai mendingin karena dibiarkan sedari tadi. Tetapi gadis itu tetap meminumnya, toh rasanya masih enak.

Ting...

Ponsel cerdas milik Azizah tiba - tiba berbunyi. Azizah melihat ada sebuah notifikasi pesan yang masuk dari adiknya Doni.

My Cute Brother : Good Night My Lovely Sister. Miss You So Much.

"Sejak kapan bocah ini belajar se so sweet gini, tumben" gumam Azizah dalam hati, perlahan senyum kecil pun merekah dari wajahnya yang sebenarnya sudah sangat lelah itu.

Azizah pun mulai membalas pesan singkat dari adiknya itu.

Azizah : Good Night Too My Beloved Brother. Miss You Too.

Tak lama setelah itu sebuah notifikasi lain pun muncul di layar ponselnya. Ternyata terdapat sebuah pesan baru di Grup Alumni SMA nya dulu. Dia pun memutuskan untuk membukannya. Raut wajah Azizah langsung berubah begitu melihat isi pesan yang terdapat di dalam grup itu.

"Kurang kerjaan banget sih mereka" ujar Azizah geram. Ternyata ada seseorang yang mengirimkan link berita ke grup itu. Sebuah berita yang benar - benar membuat emosinya meluap dalam seketika.

Misteri Besar Di Balik Perceraian Desainer Pakaian Internasional Berinisial S. Apakah benar gara - gara KDRT?

Azizah pun memutuskan untuk segera mematikan ponselnya dan tidak mempedulikan orang yang telah mengirimkan link berita bodoh itu.

Dia pun segera bergegas mematikan laptop dan lampu kamarnya. Setelah itu dia pun segera membenamkan dirinya ke atas tempat tidurnya yang empuk. Dalam hitungan detik gadis cantik itu segera terlelap setelah membaca do'a. Dia bisa tidur secepat itu tentu saja karena dia telah melalui hari yang panjang dan cukup melelahkan.

***

Keesokan paginya. Di Asrama Putra Siswa Baru Al - Furqon.

"Astaghfirullah, para bedebah sialan ini" geram Rangga. Dia melihat sebuah berita dari layar ponselnya mengenai ibunya telah menjadi kata kunci nomor 1 di dalam mesin pencarian.

"Kenapa lu ngga?" tanya Doni heran mendengar Rangga yang mengumpat tiba - tiba. Mereka berdua sedang berada di dalam kamar menjalankan piket kebersihan kamar sebelum masuk ke kelas.

"Eh gak apa - apa kok don, cuma ini ada noda yang susah dibersihkan di lantai" balas Rangga berbohong, dia pun segera mematikan ponselnya. Setelah itu dia pura - pura kembali mengepel di salah satu bagian marmer lantai seolah ada sebuah noda yang susah di hilangkan di tempat itu.

"Oh begitu nanti tinggal diolesin pakai minyak tanah aja abis pulang sekolah. Ya udah kalau gitu aku tunggu di luar kamar ya. Aku sudah selesai nyapu nih" ujar Doni tidak curiga. 

"Oke don!" seru Rangga yang kemudian segera bergegas untuk kembali mengepel seluruh lantai kamar.

Di lain tempat, Rifqi sedang duduk di  meja kelasnya sembari mencoba untuk menghafalkan Surat Al - Waqiah yang akan disetorkannya pagi ini di kelas Tahfidz.

"Rif, sorry ganggu. Bye The Way Kamu udah nyelesain nama - nama peserta yang bakal di wawancara besok kan?" tanya Fathan yang sedang mengerjakan PR di sebelahnya.

Rifqi pun berhenti sejenak. Dia segera mengambil sesuatu dari loker bawah mejanya yaitu sebuah map kertas berwarna merah dan menyerahkannya ke Fathan tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Setelah Fathan menerima map itu dia kembali mencoba untuk menghafal kembali. 

"Thanks rif.." ujar Fathan setelah itu. Dia pun segera membukanya. Fathan langsung terkejut saat melihat isi map itu.

"Kau tidak memanipulasi nilai peserta kan?" 

***

Assallamualaikum. Wr. Wb.

Terima kasih telah membaca cerita ini. Jika kalian suka dengan cerita ini, kalian dapat memberikan Vote sebagai bentuk dukungan kalian kepada cerita ini. Kritik dan Saran dari pembaca sekalian akan sangat berharga bagi Author.

See you on the next chapter ^__^

CATATAN AKHIR PESANTREN [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang