"Kullu Nafsin Dzaiqotul Maut" setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian.
5 Bulan Kemudian
Rintik hujan turun membasahi bumi, bumi yang telah kering selama beberapa hari seperti bersuka cita menyambut hujan yang turun membawa hawa sejuk dan kesegaran yang luar biasa menenangkan jiwa - jiwa yang telah kering dalam kesunyian. Hamparan padang ilalang yang telah kuning mengering tampak menghijau kembali. Cuaca yang telah panas akhir - akhir ini berubah seketika menjadi dingin.
Al Furqon memang telah mengalami masa kemarau yang cukup panjang kemarin. Musim hujan sebenarnya adalah musim yang penuh dengan berkah hanya saja untuk sebagian siswa laki - laki di Al Furqon yang sangat malas membeli payung ketika musim penghujan tiba membuat payung - payung milik beberapa orang yang sadar akan pentingnya item paling berharga di saat musim penghujan ini hilang entah kemana.
Bukannya mau berburuk sangka atau meremehkan tapi yang namanya asrama pasti selalu penuh dengan drama kehilangan barang. Entah itu dompet, sepatu, baju seragam, buku pelajaran, apalagi sendal itu merupakan salah satu item yang masuk ke TOP ONE ITEM ALMOST LOST IN THE DORMITORY.
Rangga sudah hampir 5 x kehilangan sendalnya dan semenjak saat itu sendalnya selalu dimasukan ke dalam kamar dan di simpan didalam lemari. Itu bukan hal yang aneh apalagi posisi Rangga yang berada di Asrama Siswa Baru Al - Furqon. Di mana Asrama itu selalu ramai dengan orang - orang yang berlalu baik penghuni Asrama itu, maupun tamu - tamu yang tak diundang sekalipun.
***
Sore itu, sepulang sekolah Rangga mendapat telepon dari Asisten Rumah Tangganya.
"Assallamualaikum, Iya Mbak ada apa?"
"Wa'alaikumussalam.. Den.. Anu, yang sabar ya den. Nyonya sedang sakit sekarang. Kondisinya semakin parah tadi pagi. Jadi langsung saya bawa ke Rumah Sakit. Sebenarnya Nyonya bilang ke saya supaya jangan bilang ke den Rangga. Tapi saya mohon maaf ya den, kondisi Nyonya sekarang benar - benar sudah lemah. Saya takut Nyonya kenapa - kenapa..." Suara Mbak Dila berat dan terisak - isak mungkin dia sudah menangis dari tadi.
"Baik Mbak, saya mengerti. Saya akan segera ke sana. Sudah ya mbak, Assallamualaikum" Rangga menutup teleponnya. Rasanya dia sulit untuk bernafas. Air matanya langsung tumpah. Dengan cepat Rangga langsung membereskan barang - barangnya ke dalam tas backpacknya dan segera pergi ke tempat ibunya berada.
***
AR - RAYYAN HOSPITAL
MARCH 5
11 PMRangga berlari masuk menyusuri koridor Rumah Sakit. Matanya sudah sangat bengkak karena terus menangis selama di perjalanan tadi. Dadanya begitu sesak dan begitu sulit rasanya untuk bernafas. Hanya satu yang diinginkannya saati ini, segera bertemu dengan ibunya.
Ceklek...
Pintu terbuka, Rangga perlahan masuk. Air matanya kembali basah melihat kondisi ibunya yang tengah terbaring lemah di sana. Mbak Dila terus menangis di samping ibunya. Tidak ada satupun kerabat yang hadir di sana. Kerabat ibu hampir semuanya berada di Ukraina, tempat kelahirannya dulu. Hanya ada beberapa teman dekat Ibunya yang kebetulan tinggal di kota yang sama. Semenjak perceraian dengan Ayahnya Albert Daylight. Ibunya, Sofia Daylight lebih memilih untuk bekerja keras dan tidak menikmati lagi kehidupannya seperti dulu. Sofia Daylight berusaha untuk tegar dengan kondisinya yang sangat hancur setelah perceraian itu.
Rangga langsung berlari di tempat di mana sang ibu terbaring dengan lemah. Sang ibu membuka sedikit matanya dan terlihat begitu bahagia.
"Rrr..anng..aa aa..naku.." Sofia Daylight berusaha untuk berbicara namun tidak bisa. Air matanya tumpah ruah. Nafasnya mulai tersenggal. Lalu dia ibunya mulai terdiam dengan mata kaku menatap ke arah langit - langit kamar, bibirnya bergetar, tubuhnya juga bergetar dengan seolah mengisyaratkan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CATATAN AKHIR PESANTREN [ON GOING]
ДуховныеMain Information About This Story : [ First Place In Dormitory Story Hashtag / 30 - 06 - 2020 ] Genre : Drama, Religion, Dormitory, Romance. Background Place : Indonesia Number Of Episode : 32 Episode Showtimes : August 2018 - July 2020 Cover By :...