[ 14 ] Perjalanan Malam

46 8 1
                                    

Azizah sedang berada di sebuah Pusat Perbelanjaan dan Oleh - Oleh terbesar di Kota Yogyakarta. Rencanannya besok dia akan mengujungi adiknya di Boarding School. Azizah sudah sangat tidak sabar untuk segera menemui adik kesayangannya itu. Dia terakhir kali menemui adiknya 3 bulan yang lalu. Itu juga karena dia mampir sebentar dari Jakarta ketika Azizah harus menemui salah seorang pakar Sastra Perancis untuk wawancara salah satu mata kuliahnya.

"Bakpia 5 kotak cukup gak ya, hmmm sepertinya sudah cukup. Sisanya untuk kebutuhan harian Doni akan aku beli di sana saja." Azizah sedang berada di bagian Bakpia. Tampak berjejer berbagai kotak  - kotak Bakpia beraneka rasa yang tampak begitu menggiurkan. Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan, Azizah segera menuju ke Kasir untuk membayar barang belanjaannya. Tak lupa dia juga membeli beberapa oleh - oleh lain kesukaan adiknya.

"Hanya ini saja?" Tanya sang kasir wanita bermuka oriental kepadanya.

"Iya" Sahut Azizah singkat.

"Semuanya 5 kotak Bakpia Pathok, 2 kotak Brownis Ubi Ungu dan 3 kotak Yangko,  totalnya Rp. 300.000" Lanjut sang wanita kasir kepadanya.

Azizah merogohnya dompetnya yang berada di dalam tas selempang kesayanganya. Mengambil 3 lembar uang berwarna merah dan lalu menyerahkan kepada wanita kasir itu. Setelah selesai berbelanja Azizah bergegas menuju ke Tempat Fotokopi, dia harus mengambil pesanan fotokopi tugas kuliahnya. Tapi karena tempatnya lumayan jauh dia memutuskan untuk naik Bus Kota.

Saat sedang menunggu Bus Kota di Halte terdekat tiba - tiba ponsel milik Azizah berdering. Di balik layar ponsel kesayangannya itu tertera tulisan nama Ibu. Azizah pun mengangkatnya.

"Halo, Assallamualakum bu" Sapa Azizah dengan gembira. Akhirnya Ibunya menelepon dia lagi setelah Seminggu mereka tidak saling bertukar kabar.

"Wa'alaikumussalam Sayang. Kamu baik kan?" Tanya sang Ibu dengan penuh rindu.

"Alhamdulillah aku baik, ibu gimana?"

"Alhamdulillah ibu baik, oh iya sayang apa kamu jadi mengunjungi Doni besok?"

"Iya bu, InsyaAllah"

"Baiklah kalau begitu. Kamu hati - hati di jalan ya Sayang. Selalu berdzikir. Nanti kalau sudah sampai di Pondok Doni, jangan lupa telpon Ibu lagi ya." Pesan sang ibu.

"Iya bu, InsyaAllah" bersamaan dengan itu Bus yang ditunggu Azizah sedari tadi pun tiba. "Ibu, aku mau pergi dulu nih, Bus nya udah datang. Sudah dulu ya bu aku lagi di jalan soalnya, nanti aku telepon Ibu lagi kalau udah sampai di Kost. Oh iya salam buat Uncle David ya bu" lanjutnya.

"Iya sayang hati - hati ya, Assallamualaikum."

"Wa'alaikumussalam" Azizah pun mengakhiri panggilan teleponnya, Bus mulai mendekat ke arah halte. Setelah pintu terbuka Azizah pun segera masuk ke dalamnya.

***

Kereta Api Yogyakarta - Bandung (21.00 WIB)

Azizah memandang pemandangan gelap yang berada di luar sana. Dia sedang berada di dalam Kereta Api saat ini. Hari itu juga dia memutuskan untuk naik kereta malam ke Bandung. Jadi besok pagi dia bisa langsung menuju ke Pondok Pesantrennya Doni. Dia mungkin hanya akan sebentar di sana karena besok lusa dia ada presentasi penting untuk mata kuliah Sastra Kontemporer Perancis. Dia sangat ingin mendapatkan skor terbaik pada mata kuliah tersebut. Ya dia memang selalu berambisi dan semangat dalam menjalani hari - hari perkuliahannya di Universitas Gadjah Mada. Senang sekali rasanya bisa berkuliah di salah satu Universitas impiannya selama ini.

Ponsel Azizah bergetar, terdapat pesan masuk dari Jihan.

Jihan : Zah, kamu jadi berangkat ke Pondok adikmu?

CATATAN AKHIR PESANTREN [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang