I. Godzilla VS Rebels

1.7K 54 5
                                    

Matahari bersinar cerah dan angin bertiup semilir ketika Lando mematikan rokok. Sid menatapnya. Tangannya mengorek ransel sampai menemukan sebuah kaleng dan menyemprotkan isinya ke sekujur tubuh Lando. Lando segera batuk batuk.

"Lo harus behenti nyemprot gua pake itu," katanya sambil terbatuk batuk.
"Emang gue abis di kencingin kucing??!!"

Sid menatap Lando dengan polos,lalu mengangkat bahu. Rama yang sedang mengawasi mereka berdua terkekeh pelan

"Sial. Setengah delapan nih," kata Cokie yang sejaka tadi berbaring di atas rumput.
Dia bangkit dan membersihpan diri dari rumput kering. Satu alisnya naik menatap ketiga temannya yang tampaknya tak ada yang bereaksi.

"Jadi kita sekolah???"

Sid mengerang aneh. Dengan gerakan malas, dia bangkit dan mentambar ranselnya. Rama dan Lando segera mengikuti. Mereka berjalan santai menuju sekolah.

"Taruhan, Godzilla pake kemeja putih yang kemarin," kata sid sambil menendang kaleng yang tergeletak di jalanan. Rama memungut dan melemparkannya ke tumpukan daun yang tampak hendak dibakar

"Ya pasti lah," kata Cokie sambil mengorek saku celana karena ponselnya berbunyi. "Ngga pake taruhan juga, dia selalu pakr kemeja putih yang sama. Sial, Putri nelpon."

"Kenapa dia?" Tanya rama sambil memerhatikan sekeliling pagar sekolah yang berwarna abu abu.
"Biasalah, katanya cemas setiap kali gua telat," kata cokie sambil terkekeh, lalu memasukan ponsel ke saku.
"Kenapa sih sekolah bisa ngebosenin kaya gini," kata sid sambil memasang wajah muram. Matanya pun menerawang ke langit.
"Ngga pernah ada kejadian seru. Ngga akan selama kita masih sekolah di sini dan Godzilla masih hidup"

Ketiga temennya tertawa melihat kelakuan konyol Sid yang menirukan seekor Godzilla yang menginjak injak tanah dengan kejam. Sekarang, keempatnya sudah sampai di depan gerbang sekolah. Pintu gerbang jelas tertutup rapat.

"Hai Pak Ben," sapa Sid pada satpam yang melihat mereka sambil nyengir. "Bukain dong."

"Wah Fantastic four," kat Ben sambil membukakan gerbang sekloah untuk mereka. Dia tidak menyadari keempat anak cowo itu saling pandang serius.

Mereka masuk ke dalam sekolah. Setelah Ben berada di luar jarak dengar, sid memutuskan untuk membahasnya.

"Sejak kapan dia nonton fantastic four?" Tanyany, yang membuat ketiga temannya segera mengangkat bahu. "Atau baca? Dua duanya sama ga masuk akal."

"Mungkin dia denger dari anak anak," kata Cokie ringan.
"Tahu kan, anak anak sekolah nganggep kita apa."
Sid mengangkat bahu

Mereka sudah berada di dalam sekolah dan menuju kelas melewati lapangan upacara. Sekloah belum terlalu sepi. Masih banyak siswa yang berkeliaran di luar. Mungkin guru mereka belumdatang.

"Athens or whateve," kata Sid menbaca plang besar bertiliskan huruf besar besar 'SMA Elite Athens Jakarta'. Konon, nama sekolah itu berasal dari kota kelahiran pemik yayasannya yang kaya raya.

"Eh ngomong ngomong, kok si God..."

"KALIAN BEREMPAT!!!"

Seru seorang dari mikrofon, membuat omongan Cokie terpotong. Sekarang mereka terbengong bengong dibtengah tengah lapangan upacara.

High School Paradise (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang