20. The War is Not Over Yet

186 15 0
                                    

"Oh, jadi begitu," kata Aida sambil mengangguk-angguk mengerti.

Saat ini mereka semua sedang berada di Hilarious baru saja selesai menceritakan kejadian kemarin.

"Hebat juga kan si cowok imut ini?" kata Julia sambil mengacak-acak rambut Sid.

"Apaan sih," kata Sid sambil menepis tangan Julia dan membetulkan letak jepitnya.

"Emang Sid hebat," kata Aida dengan segera membuat wajah Sid memerah.

"Ah, biasa aja," kata Sid berlagak malu-malu, membuat Julia segera menjitaknya.

Cokie menghela nafas.

"Akhirnya, usaha kita selama ini sia-sia," katanya sambil meregangkan tubuhnya.

"Nggak ada yang salah sama usaha kalian," kata Aida.
"Kalian udah hebat kok."

"Sepak bola kampus pasti lebih nyenengin," kata Julia menghibur keempat anak laki-laki itu.

"Tapi, kita kehilangan tiga musim pertandingan bola antarSMA," kata Sid sedih.

"Yah, udahlah, mau gimana lagi?" kata Lando.

"Kita boleh nyesel kalo belum usaha. Tapi, kita udah berusaha sebisa kita kan? Dan emang nggak ada lagi yang bisa kita lakuin."

"Yap, bener kata Lando. Sekarang, jalanin aja sisa SMA kita dengan ceria. Setahun cepet kok," kata Julia

Mereka mengangguk-angguk pelan. Masih tampak kecewa. Tapi sudah bisa menerima keadaannya.

"Eh itu Andri kan, anak 501?" tanya Rama tiba-tiba, membuat semua anak menoleh ke tempat yang ditunjuknya.

"Eh, iya. Yo!" seru Sid. Andri pun menoleh. Dia segera melambai dan menghampiri meja anak-anak.

"Kalian kok ada di sini?" tanya Andri setelah bergabung.

"Ini kafenya Rama," kata Sid, membuat Andri ber-oh ria

"Eh, gimana kabar lo? Katanya, pertandingan kemarin menang?" Andri mengangguk.

"Menang 3-1 lawan 409. Ngomong ngomong, gimana kemajuan usaha kalian bikin ekskul? Masih belum dibolehin?"

"Hm... itu... kayaknya udah nggak mungkin," kata Lando. Nggak akan ada ekskul bola di Athens."

"Wah, sayang banget ya. Padahal, kalian semua asyik buat diajak main," kata Andri ikut kecewa.

"Guru kalian emang aneh."

"We have no idea," kata Cokie disambut anggukan setuju anak-anak.

"Bakal asyik kalo Athens bisa ikut liga tahun ini," kata Andri lagi.

"Soalnya, kita nggak punya lawan setangguh kalian."

Anak-anak terdiam, memikirkan kemungkinan itu, me-lawan SMA 501 di pertandingan bola betulan. Julia menatap keempat anak laki-laki yang mulai lesu lagi.

"Eh, gimana kalo kalian adain pertandingan persahabatan antara Athens sama 501?" tanya Julia.

"Jules, Godzilla...."

"Guys, ini bisa jadi perlawanan terakhir kalian! Sudah pasti nggak akan ada ekskul bola di Athens. Jadi, kenapa kalian nggak bikin pertandingan terakhir, sekaligus pertama yang memakai nama Athens!" sahut Julia bersemangat

.Anak-anak berpandangan sesaat, mencerna ide Julia yang sepintas tampak ekstrem itu.

"Suruh semua anak Athens nonton pulang sekolah. Biarin Godzilla lihat sendiri gimana kuatnya tim bola Athens! Mau diamarah atau apa, cuek aja. Yang penting, kalian bisa ngerasain pertandingan betulan yang pake nama Athens, walaupun cuma sekali! Lo juga, Ndri. Ajak supporter dari 501 biar seru!" sahut Julia lagi.

High School Paradise (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang