Sudah lima hari Julia bekerja dan belajar di Hilarious. Sudah selama itu pula dia di cekikikan berbagai macam soal untuk di kerjanya. Semua orang sibuk menyumbang soal sesuai dengan keahliannya. Sid paling banyak menyumbang soal matematika.
"Rasanya mau mati ngerjain soal ini," keluh Julia ketika sedang mengerjakan soal limit. Kepalanya sekarang terkulai lemah di meja.
"Jangan mati duku," kata Sid sambil menggoyang goyangkan bahu Julia.
"Gelas gelas di belakang belom di cuci."Julia mendelik pada Sid yang sudah tertawa terbahak bahak. Ia kembali mencoba berkonsentrasi. Selama lima hari ini, Julia sudah sangat tertolong. Dia sudah mengerti beberapa hal. Secara menakjubkan, dia bisa mengerjakan ulangan fisika yang di adakan kemarin.
"Ini kayak apaan sih," kata Julia setelah melihat setengah halaman jawabannya tak mengarah juga pada jawaban akhir.
"Sini," kata Sid sambil merebut pensil Julia dan mulai mengerjakannya.
"Nggak usah pake cara begitu. Yang singkat aja. Begini.?Julia takjub melihat Sid yang mengajarkan soal yang dikerjakannya mati matian hanya dalam waktu singkat. Jawabannya pun tak lebih dari lima baris.
"Sid, dewaku, malaikatku penyelamatku," seru Julia sambil memohon pada Sid yang sekarang sudah bergaya congkak sambil terkekeh.
"Lo kasi tahu dong cara yang sesingkat itu.""Gimana ya? Apa nih bayarannya?" Sahut Sid membuat Julia segera beralih ke Cokie . Sid menatap sebal.
"Iya,iya,iya sini! Sama gue aja!"Cokie dan Rama terkekeh melihat kelakuan Sid yang persis anak kecil. Mendadak ponsel Cokie berbunyi. Cokie hanya diam melihat nama yang tertera di sana.
"Pasti cewek yang Lo putusin lagi," kata Rama sambil membaca baca buku biologi.
"Gue nggak pernah mutusin cewek," kata Cokie santai,
"Karna gue nggak pernah nembak.""Temen gue ada yang pernah nangis nangis gara gara Lo mainin,"
Kata Julia tiba tiba berhenti nulis dan menatap Cokie sebal.
"Katanya, Lo nggak pernah serius sama cewek,""Temen Lo bener banget kalo gitu," kata Cokie sambil nyengir.
"Kenapa?" Tanya Julia. Julia bukannya tidak tahu berubahan ekspresi Rama dan Sid. Tapi, Cokie tampak biasa aja.
"Masih muda, nggak perlu serius," kata Cokie lagi.
"Lagian, cewek itu lebih sering nyusahin daripada nyenengin."Julia mengangkat alisnya tinggi tinggi.
"Apa Lo bermaksud ngomong kalo cowok itu makhluk baik baik dan nyenengin? Kenapa Lo nggak pacaran aja sama cowok sekalian?"
Cokie tertawa keras kata kata Julia.
"Julia, julia. Emangnya gue nggak pernah nyoba sama cowok?"
Tanyanya membuat Julia beegedik.
"Ini para korban gue."Rama, Sid langsung ribut menyangkal. Tapi Julia masih memandang Cokie sebal.
"Untung gue bukan salah satu dari cewek genit yg nganggep Lo keren," kata Julia sinis.
"Gue nggak mau jadi koleksi lo."Cokie berhenti tertawa dan mencondongkan wajahnya pada julia. Julia balas menatapnya berani. Wajah Cokie sekarang serius, wajah ga v tak pernah Julia lihat sebelumnya.
"Jules, Lo pikir cuma cowok doang yang bisa mainin cewek? Apa Lo nggak pernah berpikir kalo cewek punya kekuatan yang sama?" Tanya Cokie yang membuat Julia mendadak paham.
" Lo pernah di mainin cewek?" Tanya Julia membuat Rama dan Sid saling pandang. Cokie tak menjawab.
"OH! Lo pernah di mainin cewek mangkanya sekarang Lo bales mainin cewek cewek!"
KAMU SEDANG MEMBACA
High School Paradise (END)
Ficção AdolescenteSurganya anak SMA • • • SMA Athens memang sekolah elite. Tapi,masih ada satu yang kurang. Athens nggak punya ekskul sepakbola. Ini yang membuat Lando, Rama, Sid, dan Cokie selama dua tahun selalu datang terlambat. Empat siswa paling top dan keren di...