15. Hot Date

223 16 2
                                    

“Selamat ya!!” sahut Julia sambil mengangkat gelas tinggi-tinggi.
“Bersulang buat lima anak jenius!!!”

“Enam anak jenus,” kata Rama sambil mendentangkan gelasnya.
“Selamat juga buat Julia untuk pertama kalinya dapet rengking dikelas.”

Julia menunduk dan menggaruk kepalanya malu-malu. Sid memukul dengan tampangg jijik.

“Apaan sih lo!” amuk Julia
“Sirik aja!”

“Sirik sama rengking sepulih di kelas? Gue, yang rengking empat paralel? Lo bercand kan?” Sahut Sid, Julia menatapnya dengan sebal.

“Gimana pun, Julia yang udah jadi breakthrougt of the year “ kata Rama sambil tersenyum pada Julia yang di balas dengan ikhlas.

“Jadi, tugas kita soal si bego ini udah selesai,” kata Sid.
“Sekarang kita sudahi gencatan senjatanya ya? kita mulai lagi perang melawan Godzilla”

“Kita harus cari cara yang lebih jitu, Sid” kata Lando.
“Kita udah telat tiap hari. Sampe sekarang nggak ada pengaruhnya. Kita harus ngelakuin sesuatu yang lebih dahsyat.”

“Ngomong-ngomong kalian kan udah kelas dua belas. Kalaupun ekskul bola di bolehin, kalian tetep ga bisa ikut kan?” tanya Aida.

“Nggak masalah kita nggak bisa ikut kegiatannya. Yang penting, Godzilla kita taklukan dan ekskul itu akhirnya di buat. Masalah kegiatannya, kita serahin aja ke anak sepuluh dan sebelas,” kata Cokie.

Aida mengangguk mengerti.

“Kita pikir selama libuan ini,” Kata Rama.
“Kita lakukin pas kita masuk nanti.”

Sid mengangguk-angguk.
“Jadi, selama tiga pekan ini kita nggak bakal ketemu dulu ya?” katanya sambilmenatap teman-temannya yang mengangguk pelan. Sid menghela napas.

“Sedih amat sih. Tiga pekan doang. Atau, jangan-jangan lo bakal kangen sama gue ya?” tanya Julia, lalu tertawa terbahak bahak melihat eksprsi Sid yang kecut.

으으으으으으으으

Lima hari sudah berlalu semenjak pembagian rapor. Julia sedang menikmati malam minggu di rumah setelah sibuk seharian bekerja di Hilarious. Selama liburan ini, Julia bergantii shift dengan Hanna, pegawai yag biasanya bekerja pagi. Julia sedang membaca majalah ketika Tasha duduk di sebelahnya dan tak henti-hentinya menatap jam. Julia melirik adiknyya yang tampak gelisah dan jugasangat cantik dengan semua hiasan rambutya itu.

“Ta? Ketinggalan ya?” tanya Julia bingung karena Mama dan Oaoa sedang ada acara di rumah pamannya. Julia berpikir mereka lupa tidak membawa Tasha.

“Kak, Kak Juju udah selesai ujian kan? Udah bagi rapor kan?” tanya Tasha membuat Julia mengangguk. Tasha menatapnya senang.
“Berarti, Kak Sid juga udah selesai kan? Dia pasti datang ngapel malam ini kan?”

Julia seperti terkena serangan jantung mendadak. Majalah yang sedang di pegannya terjatuh. Tasha belum lupa pada janjinya dulu. Ini gawat karena Sid tak akan datang pada malam ini.

“Ng... mungkin di ada acara,” kata Julia.
Wajah Tasha mendadak mejadi murung. Julia menatapnya tidak tega. Tapi, tak ada kemungkinan di aakan menelpon Sid dan menyuruhnya tuk datang ke sini.

“Kak Sid bohong sama aku?” kata Tasha dengan mata bekaca kaca dan membuat Julia panik.
“Kenapa dia nggak telpon aku? Kakak bisa telpon dia? Kok dia tega sama aku?”

Julia bersumpah akan membuang saja TV yang ada di rumah ini. Bisa bisanya anak berumur tujuh tahun mengatakan semua hal tak masuk akal itu! Julia menahan keinginannya untuk melempat TV di depannya denga vas bunga, lalu teresenyum pada adiknya yang sudah menangis.

High School Paradise (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang