9. Saving Julia

263 24 0
                                    

Hari ini Julia tidak datang terlambat. Setelah akhirnya bisa menikmati tidur seperti dulu, kali ini dia berhasil masik sekolah pada waktunya. Dia pun tidak harus menerima hukuman dari Pak Gozali.

"Kemana dia, ya?" Tanya Gozali, yang masih menunggu kehadiran Julia.

"Udah dateng kok, " kata Cokie.

Gozali menatapnya. "Oya?" Katanya ragu.

"Saya lihat dia lewat lapangan setengah jam yang lalu," kata Rama membuat Gozali tidak tahu harus bagaimana. Senang karena Julia ternyata sudah datang atau mengetahui kenyataanya bahwa anak anak ini datang cukup pagi, tapi tetap terlambat masuk sekolah.

"Oh, begitu. Baguslah. Nah, sekarang, ayo..... Kalian mau apa?" Tanya Gozali melihat keempat anak itu sudah bergerak ke tengah lapangan.

"Ke bola basket?" Tanya Sid heran.

"Oh, bukan, bukan, itu sudah berlalu. Sekarang, kalian menyebar ke seluruh penjuru sekolah. Cari empat tempat sampah yang bisa di bawa ke sini. Sekarang," kata Gozali
Keemapt anak itu pun saling pandang.
"Ayo."

Mau tak mau, keempat anak itu berpencar mencari tempat sampah. Lima menit setelahnya, mereka kembali ke lapangan upacara dengan tempat sampah besar di tangan. Gozali menatap mereka puas.

"Yak, sekarang, kalian lihat kan betapa kotornya sekolah kita? Tugas kalian sekarang adalah mencari sampah selaun di tempat sampah. Isi keranjang sampah kalian sampai penuh. Sebelum penuh, tidak boleh masuk kelas." Kata Gozali, mambuat Sid langsung protes.
"Tidak ada protes. Mulai dari sekarang."

Sid mengumpat pelan. Ia menatap ketiga temannya yang sama kesalnya.

"Woi," kata Sid mendadak mendapatkan Ide.
"Gimana kalo kita lomaba? Yang paling buncit selesai, traktir makan!"

Baru ketiga temannya akan menyetujui, Gozali mengingatkan mereka agar santai dan melarang taruhan. Sid terpakasa menelan ide cemerlangnya.








































                  으으으으으으










































"Wah, asyik banget, Jules! Sahut Aida begitu Julia menceritakan kejadian kemarin.
"Ide yang bagus tuh!"

"Iya, hebat juga si cowok imut itu," kata Julia menenggak softdrink yang di belikan Aida.

"Apa lo nggak seharusnya berterima kasih?" Tanya Aida lagi.

"Gue sih mau aja berterima kasih. Cuma, setiap gue mau bilang, dia selalu ngelakuin hal hal nyebelin," gerutu Julia sebal.

Aida hanya tersenyum simpul melihat sahabatnya. Lantas dia mengadarkan pandangannya ke lapangan upacara. Tak ada satu orang pun di sana. Yang ada hanya empat tempat sampah. Aida menatap pandangan itu heran.

"Tempatsampah itu buat apa ya?" Tanyanya bingung. Julia melihat ke arah yang dilihat Aida, lalu mengangkat bahu.

"Ngomong ngomong, empat orang itu kemana ya?" Tanya Julia heran.
"Masa iya bertransformasi jadi tong sampah?"

Julia dan Aida saling pandang untuk beberapa saat. Keduanya bergedik.

"Masa iya Gozali ngutuk mereka?" Sahut Julia di sambut anggukan Aida.

"Mungkin dia udah sebel banget!" Sahut Aida ngeri.

"Heh, obrolannya ga mutu banget sih," kata Sid, mengagetkan Julia dan Aida.

High School Paradise (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang