Bismillah...
Judul: Renungkanlah
By: Vira Ayu SafilaBerdirilah pada sebuah tepi lautan. Renungi tatkala ombak mengempas keras batu karang yang tak berdosa itu. Hukum alam yang berbicara, tapi lain lagi jikalau serba tangan manusia yang terulur. Hukum karma yang menjawab. Kamu, yang selalu lari terkadang di saat diri ini terluka. Gerakan ombak yang tampak di retinamu, cobalah tanamkan sebuah perasaan pilu kala dihampiri dan ditinggal pergi. Tiada sebab lain, ialah lukaku kau tanggalkan, dan sukaku kau kembali datang. Pantaskah kiranya ku anggap kau laksana butir pasir yang merebak di mana-mana pada sebuah lautan? Sudikah? Ke mana arah melangkah kau tuntun tak bersangka indah.
Pesanku, jikalau isi kepalamu sudah terpekur bayang sesal, segeralah kembali. Sungguh padang gersang yang membuncah ingin bersegera terpeluk sejuk dirimu. Jangan menghilang walau hujan yang tak kau suka datang padaku. Walau sekilas noktah pilu menghampiri jejakku. Engkau, bertahta sahabat bagiku. Dan aku, yang tersungkur sebatas temanmu.
Lampung, 19 Februari 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Air Mata Berbicara
Poesia#858 in Poetry: 24 Maret 2018 Tangisku yang berbicara, akan keluh hati bak gelombang lautan. Sayang, siapa tahu dia kan tiba? Asmaraku berbicara, bibirku terkatup rapat. Hidupku, hidupmu, hidupnya, hidup kalian.