Judul: Inginku
By: Vira Ayu SafilaBerulang kali langit berdengung ngeri. Membunuh pendengaranku, dan tak terasa satu persatu bulir hujan menimpa helai rambut. Tiada lagi yang mampu diperdengarkan si penjamah suara. Kepergianmu sebelum tangis langit merampas. Pada stasiun bertiang besi berkarat. Mungkin, kala masa telah bergumul lama, aku akan seperti henda malang itu. Diam dalam kebimbangan. Kian buruk sebab pikiran tersita oleh seseorang. Ya, mungkin aku bisa semengenaskan itu. Ketakutan-ketakutan yang bercumbu seakan tertawa mampu membuatku terpuruk. Mampu membuat sebagian hatiku dilamda tanya gelisah. Percayaku akan izin pergimu bak terisap dalam-dalam. Sayang, kau pergi pun sekadar menghadap wajahku. Kau pergi sekadar melontarkan kalimat penggenggam seribu keyakinan. Tapi sayang, tiada genggam tanganmu yang mampu mengalirkan tenang untukku. Harusnya kau genggam, seraya berbisik lembut di telingaku. Mengatakan 'Kasihku, percayalah aku akan kembali. Lepaskan resahmu dalam doa-doa. Lepaskan rindumu dalam celah sujud salat. Lepaskanlah seribu hal yang membunuh kisah kita, dengan sebuah genggaman cinta. Ingatlah, bahwa aku sayang padamu' seharusnya begitu kau katakan, keresahan akan perginya hatimu pada hati yang lebih indah dariku tak akan ada lagi.
Lampung, 3 Februari 2018
Request by: Mba Devi Agil
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Air Mata Berbicara
Poesia#858 in Poetry: 24 Maret 2018 Tangisku yang berbicara, akan keluh hati bak gelombang lautan. Sayang, siapa tahu dia kan tiba? Asmaraku berbicara, bibirku terkatup rapat. Hidupku, hidupmu, hidupnya, hidup kalian.