Untuk napas yang panjang
Kamu meronta pada 18 tahun silam
Menjelma psikopat berkepala amnesia
Tahu-tahu membuatnya berurai air mataKamu lekas lah lepas
Jangan masuk mengasuh di asuhannya
Jalani
Sekian ribu hari cukup untuk tak bersandar pada banyak kaki lagiKamu bahkan tahu
Pada kematian yang tidak kau tahu
Kau meregang satu tahun napas
Usai 17 tahun napas kau renggut juaKini
Kau harus kian tahu
Kau memeluk kematian yang rapat-rapat di suatu latar
Memergokinya kapan sajaSatu detik
Satu menit
Satu jam
Satu hari
Satu bulan
Satu tahun
Kau peluk kian erat raga yang nanti tinggal namaNanti
Allah beri tahu
Di sana rupamu yang diredam lautan
Dari sungai-sungai yang tak mengharapkan kehilanganKini, 18 tahun sudah termakan usiamu
Lampung, 26 Desember 2018.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Air Mata Berbicara
Poesia#858 in Poetry: 24 Maret 2018 Tangisku yang berbicara, akan keluh hati bak gelombang lautan. Sayang, siapa tahu dia kan tiba? Asmaraku berbicara, bibirku terkatup rapat. Hidupku, hidupmu, hidupnya, hidup kalian.