01💌 Kehidupan Dua Orang

6.3K 539 79
                                    

Apakah aku salah kalau hanya menginginkan kebahagiaanku bersama Sean?

.

.

.

"Mama"

Yoojung merasakan tarikan pelan di celana training yang ia gunakan. Yoojung yang sedang menggoreng telor mata sapi mematikan kompor, memindahkan telor ke atas piring dengan segera.

"Sean, lapar?" tanyanya meraih tangan putra kecilnya, menuntunnya ke arah meja makan yang masih satu area dengan dapur, hanya terpisah oleh meja pantry.

"Ma," panggil Sean memandangi sang mama dengan mata bulatnya yang mengawasi setiap gerak-gerik sang mama yang menyendok kan nasi goreng kimchi ke piringnya.

"Sean, makan dulu ya sayang. Setelah itu Sean harus bersiap-siap ke sekolah. Mengerti?" sahutnya menaruh sepiring nasi goreng kimchi beserta telor mata sapi, makanan kesukaan Sean.

Sean menatap nasi goreng kimchinya tanpa minat. Kalau biasanya ia tak akan menolaknya, kali ini ia berbeda, tangan mungilnya mendorong pelan piring bergambar iron man itu menjauhkan darinya. "Sean tak ingin makan."

"Kenapa? Sean sakit?" tanyanya khawatir, bangkit dari kursinya, menghampiri Sean, memeriksa tubuh putra semata wayangnya itu. Kelegaan terpancar begitu ia mendapati Sean tak demam. Tapi mengapa putranya enggan memakan masakan kesukaannya.

"Kenapa sayang? Kenapa kamu tak ingin makan?" Ttnyanya meraih tangan mungil Sean, mengelus punggung tangan Sean yang begitu mungil, mungkin tangan Sean hanya 1/4 dari tangannya.

"Sean tak ingin makan. Sean tak ingin ke sekolah. Sean benci sekolah."

Pernyataan bocah lima tahun itu membuatnya terhenyak. Tak pernah ia mendengar putranya berkata demikian sebelumnya.

"Sayang, ada apa denganmu?"

"Pokoknya aku tak ingin sekolah, Ma."

"Katakan pada mama dulu apa yang membuatmu tak ingin masuk sekolah?"

"Pokoknya Sean tak ingin sekolah."

"Tapi, Sean. SEAN!!!!" Panggilnya saat Sean mengabaikannya, turun dari kursinya dan menepis genggamannya.

Sean tak pernah bersikap seperti itu padanya.

Sean yang jelas-jelas terlihat badmood itu menuju kamarnya dengan tergesa.

"Sean, katakan pada mama kamu kenapa?"

"Sean tak apa-apa. Sean mau tidur!" Balas Sean menutup pintu kamarnya dengan kasar.

Yoojung mendekati kamar putranya, hendak mencari tahu penyebab perubahan mendadak putranya yang mencurigakan itu. Ketika ia mendekat, suara Sean tengah memutar kunci kamarnya menyisakan kekecewaan mendalam pada dirinya.

"Sean, katakan pada mama kamu kenapa?"

Tak ada jawaban.

"Sean, jawab mama sayang," Yoojung berusaha bersabar, sambil mencoba mengetuk pintu kamar putranya, masih berusaha meyakinkan putranya untuk membuka pintu kamar.

MARRY ME IF YOU CAN (END-REPUBLISH ✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang