02✉️ Dimulainya Takdir

3.9K 485 79
                                    

Sean rindu papa. Sean ingin bertemu papa. Tapi kenapa papa tak pernah muncul, bahkan di dalam mimpi sekalipun.

.

.

.

"Sean tidak punya papa!"

"Sean tidak punya papa!"

"Sean tidak punya papa!"

"Sean punya papa!!!" pekik Sean kesal pada Jo dan teman-temannya yang suka sekali mengganggunya, meledeknya tidak memiliki papa karena hanya mamanya yang terlihat di sekolah saat ada acara.

"Kalau memang kamu punya papa, mana papamu? Kamu pasti berbohong" tanya Jo menjulurkan lidah mengejek Sean.

"Papaku ada! Papaku di ..." Sean tak mampu menyelesaikan kalimatnya. Papanya, memang di mana papanya? Sean tak pernah tahu, tak pernah bertemu. Rindu, itu sudah jelas.

"Tuh kan! Sean berbohong! Kamu saja tak tahu papamu di mana."

"Papaku ada. Aku akan menunjukkannya pada kalian!" pekik Sean tak terima dianggap pembohong. Sean tahu papanya masih ada tapi—

Ia tak tahu di mana papanya.

"Ma, sebenarnya papa Sean di mana? Mengapa ia tak pernah menemui kita? Apa ia tak sayang pada kita?" gumam Sean sendu sembari menatap foto dirinya dan sang mama yang tergantung di ruang tamu. Biasanya, sebuah keluarga terdiri dari papa, mama dan anak. Tapi Sean tahu keluarganya berbeda, hanya ada dirinya dan mama.

Sean rindu papa. Sean ingin bertemu papa. Tapi kenapa papa tak pernah muncul, bahkan di dalam mimpi sekalipun.

***

Ckitttttt

Wendy mengerem mobil Van yang ia kendarai secara mendadak. Tubuh Jaehyun terhuyung ke depan membuat ponsel yang berada di genggamannya terjatuh ke kolong jok mobil. Untung dengan sigap lelaki itu  memegang jok sopir di depannya, menghindari dirinya terjatuh atau terbentur sesuatu.

"Kak, kenapa kamu mengerem secara mendadak? Kamu membahayakan kita," omelnya.

Wendy yang gugup melepaskan seat beltnya, menengok ke belakang untuk memeriksa keadaaan Jaehyun. Kalau artisnya itu kenapa-kenapa, ia bisa dituntut dan dipecat bukan oleh lelaki itu melainkan direktur perusahaan entertainmentnya. "Maaf-maaf. Kamu tidak apa-apa kan, Jae?"

"Tidak apa-apa. Kamu kenapa berhenti mendadak sih, Kak?" tanyanya sembari membungkuk untuk mencari keberadaan ponselnya, tangannya meraba-raba kolong jok mencari keberadaan ponsel yang seharusnya di sana.

"Maaf, Jae. Bocah itu tiba-tiba menyeberang. Aku kaget dan secara spontan mengerem."

"Bocah?" Jaehyun mengernyit cuma sebentar, wajahnya langsung sumringah saat menemukan kembali ponselnya.

"Iya, aku cek dulu keadaan bocah itu," izin Wendy membuka pintu mobil Van dan keluar untuk mengecek keadaan bocah yang hampir ia tabrak barusan.

Jaehyun menegakkan tubuh, menoleh ke arah Wendy yang membawa bocah yang tadinya berada di depan Van untuk menepi.

"Ck, menyusahkan saja," dengusnya kesal perjalanannya ke cafe terhambat. Moodnya kian memburuk seketika, keinginannya menyesap segelas ice americano terpaksa ditunda beberapa saat.

MARRY ME IF YOU CAN (END-REPUBLISH ✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang