27💌Berita Baik atau Buruk?

2K 338 36
                                    

Ketukan palu hakim yang memutuskan Lee Haneul bersalah membuat Yoojung bisa bernapas lega. Wajah Lee Haneul murung dan memuaskan mendengar putusan hakim yang menuntut penjara seumur hidup baginya. Pengacaranya pun tak bisa berbuat banyak untuk membela karena bukti-bukti begitu jelas.

Ketika ia digelandang untuk keluar dari ruang sidang, ia berhenti sebentar di samping kursi yang duduki oleh Mingyu dan Yoojung.

Lee Haneul menaikkan sudut bibirnya, mendengus tipis,"wah Kim Yoojung kamu sungguh sangat hebat. Melihat bagaimana aku bisa dipenjara dan mendapatkan hukuman yang berat aku bisa menebak ada orang luar biasa di belakangmu."

Yoojung memilih diam, enggan menanggapi kalimat menusuk Haneul.

"Jadi kamu menjual tubuhmu pada siapa? Siapa lelaki kaya yang berhasil mendapatkan dirimu?"

Tangan wanita itu mengepal, menahan segala amarahnya. Mingyu maju untuk menghalangi Haneul yang hendak maju mendekat.

"Anda tahu tuan Lee Haneul, sekali saja anda menyentuh nona Yoojung jangan harap hidup anda akan baik-baik saja."

Haneul terkekeh, tak terlihat takut sedikitpun pada ancaman Mingyu,"wah aku semakin penasaran siapakah lelaki yang berada di belakangmu Kim Yoojung. Jadi siapa tuanmu?"

Mingyu mberi isyarat pada petugas lapas untuk membawa Haneul pergi. Kedua petugas lapas langsung menarik tangan Haneul untuk pergi. Lelaki itu pergi dengan tawa dan kalimat yang membuat Yoojung merasa tak tenang.

"Jangan harap hidupmu akan bahagia Kim Yoojung! Aku Lee Haneul akan mendapatkanmu kembali!!!"

"Tenang lah. Lee Haneul tak akan bisa menyentuhmu," Mingyu berusaha menenangkan wanita itu.

***

"Yoo, wajahmu pucat sekali," tegur Yeri ketika mereka sedang membersihkan area pantry sebelum cafe di buka.

"Aku sedikit lelah saja, Yer," kilah wanita itu meneruskan pekerjaannya, beralih memeriksa stock bahan di rak. Beruntung stock masih aman sehingga ia tak perlu ke gudang. Entah mengapa akhir-akhir ini ia merasa tak nyaman di gudang.

"Yoo, lebih baik hari ini kamu istirahat saja. Aku akan menelpon pekerja part time agar segera kemari," Yeri yang terlihat khawatir tak ingin Yoojung ambruk.

"Tidak, Yer."

"No. Kamu harus istirahat. Jangan membantah Yoo."

Melihat Yeri begitu khawatir membuat Yoojung merasa tak enak,"oke oke. Aku akan istirahat hari ini."

"Kamu beristirahat saja yang cukup dan biarkan aku yang menjemput Sean dari sekolah."

"Terimakasih, Yeri."

"Sama-sama. Oh iya Yoo..."

Yoojung yang hendak keluar dari area pantry berhenti sebentar, menunggu Yeri yang hendak berbicara dengannya.

"Untuk berjaga-jaga," ucap Yeri menyerahkam sesuatu ke telapak tangan Yoojung. Yoojung membeku sesaat melihat benda di tangannya itu.

"Tidak ada salahnya berjaga-jaga," ucap Yeri menepuk pelan lengan Yoojung sebelum kembali membereskan area pantry.

Saat itu pula, Yoojung menghela napas panjang.

***

Yoojung menutup matanya erat-erat. Menyembunyikan benda pipih pemberian Yeri yang akhirnya ia gunakan setelah berpikir sangat lama. Dia tak berani melihat benda pipih itu, belum siap menghadapi apapun yang tertera di benda pipih itu.

"Ayolah, Yoo. Kamu pasti kuat apapun hasilnya," gumamnya menyemangati diri.

Setelah menarik napas dalam-dalam, memberi semangat dan mengumpulkan keberanian, ia membuka mata perlahan. Membuka pelan tangannya yang menutupi benda pipih di tangannya itu.

MARRY ME IF YOU CAN (END-REPUBLISH ✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang