▪11 [Far Away]

3.3K 150 2
                                    

Ujian Nasional telah selesai diumumkan. Itu artinya seluruh murid kelas 12 beristirahat dirumah dan kembali ke Sekolah hanya untuk mengambil Ijazah dan Cap 3 Jari.

Hari ini adalah hari minggu. Tepat hari ini, Dira telah bersiap-siap merapikan seluruh pakaiannya dan juga barang-barangnya. Ia berencana untuk mencari sebuah Apartemen disekitaran Sekolah untuk ia tinggal sementara selama Ayah dan Ibunya bekerja di luar negeri.

Dira sebelumnya sudah berbicara terlebih dahulu dengan kedua orangtuanya. Ia beralasan tidak ingin merepotkan keluarga Om Rio lagi. Untung saja mereka mengerti dan mengirimkan uang lebih yang nantinya Dira pakai untuk menyewa sebuah Apartemen.

Setelah bersiap-siap dengan semua barang-barang untuk ia bawa, lantas Dira langsung menutup kamarnya dan turun kebawah menemui Om Rio dan Tante Riana.

Riana yang melihat Dira turun dari tangga sambil membawa koper lantas terkejut dan langsung berjalan cepat kearahnya. "Loh, Ra? Kamu ngapain bawa-bawa koper segala?" tanyanya panik.

Dira tersenyum ramah. Sedangkan Rio langsung berdiri dari sofa ruang tamu dan menghampiri Dira. Padahal tadinya Rio sedang asyik menyantap kopinya sambil membaca koran.

"Kamu mau kemana?" tanya Rio hati-hati. Belum Dira berhasil menjawab, Devano dan Vino sudah masuk ke dalam rumah dengan keringat membanjiri tubuh mereka. Ternyata mereka habis berlari pagi.

"Dira sebelumnya mau minta maaf sama Om dan Tante. Karena udah sering banget ngerepotin kalian. Dira sangat berterimakasih dengan Om dan Tante yang udah ngurusin Dira hampir 3 bulan ini, dan memperlakukan Dira seperti anak kandung Om dan Tante sendiri....

.... Dira ggak tahu mau ngomong apa lagi. Pokoknya Dira mau bilang makasih banyak sama kalian. Jasa-jasa kalian nggak akan pernah Dira lupain. Dira nggak mau menjadi beban kalian terus-terusan. Untuk itu, Dira pamit dari rumah Om Rio dan Tante Riana. Dira udah bilang sama Ayah sama Bunda kalau Dira mau tinggal sendiri. Dira bakalan sewa Apartemen sendiri. Jadi, Dira nggak akan jadi beban untuk siapa-siapa. Dira nggak mau bikin Om sama Tante jadi repot karena kehadiran Dira."

"Kata siapa kamu menjadi beban untuk Om dan Tante? Kamu nggak ngebebanin kami. Justru kita malah senang karena tambah satu anggota keluarga disini. Apalagi kamu perempuan. Dari dulu kami ingin sekali mempunyai anak perempuan. Sudahlah, nak. Kamu disini saja. Tinggal bersama kami, ya?" bujuk Rio sambil menepuk-nepuk pelan bahu Dira. Rianapun ikut mengangguk menyetujui.

Namun Dira menggeleng, "Maaf Om, Tante. Dira nggak bisa tinggal dirumah ini lagi. Dira pasti bakalan ngerepotin kalian terus menerus. Apalagi sekarang Dira udah nganggur. Dira mau cari kerja untuk sementara. Sambil lihat hasil pengumuman di Universitas Padjajaran. Kalau Dira masuk kesana, Dira bakalan pindah ke Bandung sama Ayah dan Bunda."

"Kamu yakin? Mau tinggal sendiri di Jakarta?" tanya Riana dengan air muka sedihnya. Dira mengangguk mantap. Sedangkan Devano sejak tadi asyik duduk di Dapur sambil bermain games di ponselnya bersama Vino yang asyik menyantap makanannya. Dira bahkan tidak melirik sedikitpun kearah Devano.

Semenjak insiden ciuman itu, Dira benar-benar merasa muak dengan Devano. Entah kenapa, Dira benar-benar merasa kesal. Ia hanya tidak terima diperlakukan seperti cewek murahan oleh Devano.

"Yasudah. Kalau kamu maunya seperti itu. Kami tetap mensupport kamu apapun yang kamu lakukan. Mau diantar sama Devano? Ke Apartemen kamu?" tanya Rio.

Dira menggeleng tegas. "Enggak usah, Om. Dira udah pesan Taksi Online. Dira pamit dulu ya, Om, Tante. Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam. Hati-hati ya, Ra."

"Iya. Dah Vino. Kakak pamit pergi ya." ucap Dira kepada Vino. Adik Devano itu hanya mengangguk sekilas tanpa menoleh kearah Dira. Setelah Dira benar-benar pergi. Vino langsung menatap Devano yang sedang menatap lantai dengan tatapan kosong.

Mine [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang