Jarum jam di dinding sudah menunjukkan pukul 8.00 AM. Dengan sedikit terburu-buru Dira bangun dari tidurnya dan segera masuk ke dalam kamar mandi untuk bersiap pergi bekerja.
Setelah semuanya sudah rapi, Dira lantas langsung melangkah pergi menuju ke halte yang berada didepan gedung apartemennya.
"Duh, mana angkotnya sih?" gerutu Dira mulai kesal karena ia sudah hampir 10 menit menunggu dan angkutan umum belum terlihat juga. Jika masih belum ada angkutan umum yang lewat, bisa-bisa ia telat dan terkena pemotongan gaji.
Dira lantas bangun dari duduknya sembari melihat-lihat kearah kanan, yang sekiranya ada keajaiban datang untuk menyelamatkannya. Dan benar saja, ada motor besar yang sepertinya Dira kenal, dan motor itu berhenti tepat didepan dirinya yang kini tengah berdiri dihalte.
Cowok itu membuka kaca helmnya, dan langsung menampilkan wajah Jason dengan senyuman lebarnya. Dira terkejut bukan main. Ia mengerutkan alisnya bingung dan bertanya-tanya dari mana Jason tahu apartemennya?
"Lo ngapain disini?" tanya Dira cepat.
Jason tertawa ringan, "Mau antar Cinderella ke tempat kerjanya, boleh kan?"
Dira menghela nafas pasrah, dan tanpa basa-basi langsung menaiki motor Jason, dan memakai helm yang sudah dibawa oleh Jason. Memang benar-benar niat sekali, sampai-sampai Jason telah mempersiapkan banyak hal.
Ditengah perjalanan, Dira terus saja melihat jam tangannya, dan menyuruh Jason untuk lebih cepat agar tidak terlambat. Jasonpun menurut dan langsung melajukan motornya dengan kencang sampai membuat Dira dengan reflek memeluk pinggang Jason yang kekar.
Jason tersenyum sumringah, dan ia justru semakin mempercepat laju motornya. Hingga akhirnya mereka sampai di cafe, dan Dira hanya mengucap terimakasih lalu langsung masuk ke dalam sambil berlari kencang.
Jason yang tadi sedang sibuk memakirkan motornya, kini ia ikut masuk kedalam cafe yang tentu saja belum dibuka. Jason menghampiri Cindy yang tengah sibuk menyapu.
"Pagi Cindy." sapanya dengan logat bulenya.
Cindy tersenyum lebar, "Pagi juga Jason. Bytheway kok kamu bisa bareng Dira? Kamu jemput dia apa nggak sengaja ketemu dijalan?"
Jason memilih duduk sambil menaruh ponselnya diatas meja. "Aku yang jemput dia. Aku tahu dimana dia tinggal sekarang."
"Tau dari mana?"
"Rahasia. Yang jelas, aku hanya ingin menjadi pahlawannya dia sekarang."
"Oh hehe, semangat!" Jason hanya balas tersenyum.
***
"Shit!" umpat Devano setelah memeriksa ban motornya yang ternyata bocor terkena paku payung dijalan. Devano kini melihat-lihat disekitar, mencari keberadaan bengkel motor untuk membawa motornya kesana. Tapi nihil, tidak ada bengkel disekitar.
Akhirnya mau tidak mau, Devano mendorong motornya untuk mencari keberadaan bengkel motor. 15 menit ia mendorong motornya, akhirnya ia berhasil menemukannya. Devano lantas menyebrang jalan dan memakirkan motornya disana.
"Ban saya bocor bagian depan. Tolong ditambal." ucapnya tanpa basa-basi lagi. Devano lantas terduduk di tempat yang telah tersedia sambil memperhatikan motornya yang sedang ditambal bannya.
Saat matanya berkeliaran entah kemana, tiba-tiba matanya berhenti disatu titik dimana ada seorang gadis yang sedang berbicara dengan seorang pria tampan nan tinggi dan gagah. Wajah pria tersebut seperti wajah orang bule yang kini sedang memegang kedua bahu gadis tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine [TAMAT]
Fiksi RemajaBerawal dari kedatangan tamu spesial yang tidak lain dan tidak bukan adalah teman dekat sang Ayah, yang mengharuskannya menampung seorang anak remaja perempuan yang beranjak dewasa yang seumuran dengannya di Rumahnya. Pasalnya teman dari Ayahnya itu...