▪20 [Ending]

6.8K 191 13
                                    

Gadis berperawakan tinggi dengan pakaian kasualnya berjalan santai di lorong Rumah Sakit. Gadis itu terlihat tengah membawa bunga ditangannya, sambil sesekali mengecek jam tangannya.

Hingga kakinya berhenti tepat disebuah pintu ruangan, dan langsung masuk ke dalamnya. Terlihatlah seseorang yang tengah tidur di ranjang rumah sakit dengan selang oksigen yang menempel di hidungnya.

Gadis itu, Dira. Menaruh bunga yang ia bawa di atas nakas. Matanya kembali menatap sesosok pria yang pernah memporak-porandakkan hatinya. Jika ia ingat kejadian yang lalu-lalu, ia bisa saja marah dan kecewa. Tapi sekarang, ia bahkan tidak mampu untuk marah. Melihat pria yang kita cintai terbaring lemah di rumah sakit sudah membuatnya rapuh dan hancur.

Jika bisa, ia ingin menggantikan posisinya saat ini dengan Devano. Ya, pria yang sedang terbaring lemah karena koma adalah Devano. Sudah hampir 6 bulan Devano tidak kunjung bangun dari komanya. Keluarga Devano bahkan pasrah dengan keadaan saat ini. Namun tetap berharap bahwa Devano akan segera terbangun dari tidur panjangnya.

"Dev.." panggilnya lirih sambil menggenggan tangan kiri Devano dan mengelusnya dengan lembut.

"Hari ini gue dateng dengan sejuta harapan yang gue bawa buat lo. Siapa tau, Malaikat akan mendengar dan mengaminkan do'a-do'a gue. Semoga hari ini ada keajaiban datang ya, Dev. Gue pengen lihat lo marah-marahin gue lagi.

Gue pengen lihat lo ngebentak gue lagi. Gue lebih baik lihat muka datar lo dari pada muka lemah lo kayak gini, Dev." ucapnya sambil menghapus air matanya yang entah sejak kapan keluar dari pelupuknya.

"Maaf ya, Dev. Hari ini gue nggak bisa temenin lo dulu. Karena hari ini gue ada acara Kampus, dimana gue jadi panitia acara ini. Tapi gue janji, besok gue akan jagain lo seharian penuh. Maaf ya, Dev. Nggak bisa lama-lama, gue harus cabut sekarang. Semoga lo cepat bangun ya, Dev. I love you." setelah mencium kening Devano, Dira langsung melangkah pergi.



***

"Semuanya udah dipersiapkan kan?" tanya Dira kepada Sasha, panitia konsumsi.

Sasha mengangguk, "Udah kok, Ra."

"Bagus. Nanti tolong di cek semuanya ya dengan detail. Takut-takut ada yang ngambil makanannya lebih dari porsinya."

"Siap bossque."

"Yaudah, gue kesana dulu ya." setelah berpamitan pada Sasha, Dira menghampiri Faisal. Wakil Ketua Panitia Umum yang tengah sibuk mengatur orang-orang yang sedang mendekor panggung.

"Gimana, Sal? Udah berapa persen?" tanya Dira langsung tanpa basa-basi. Faisalpun menoleh dan tersenyum kearahnya.

"90%, Ra. Tenang."

"Okedeh."

Hingga akhirnya acarapun berjalan dengan lancar, dan Dirapun bisa bernafas lega sekarang. Gadis itu tengah berbaring lemah diatas kasurnya. Dan matanyapun langsung terpejam.


***

"Assalamualaikum, Tante." sapa Dira setelah sampai di ruangan Devano. Riana tersenyum ramah.

"Wa'alaikumsalam. Untung deh kamu udah dateng. Tante mau pergi ke sekolahnya Vino, nih. Mau ambil rapotnya. Tante titip Devano sama kamu ya, Ra. Nanti Tante balik lagi."

Mine [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang