8. Choi Haneul

6.7K 921 161
                                    

.
.
.
.
.
.
¤¤¤¤¤¤

Haneul's pov

"Hah..hah..hah.."

"Mamaberenti maArkhh

"Mama! Sakit ma!"

"Kamu emang nggak seharusnya hidup! Haneul! Mati kamu!!"

"Ampun.."

"Ma-ma.."

"Mama.."

Senja itu, langit mendung. lalu hujan turun dengan murka. gue berjuang mati-matian untuk hidup.

Gue yang saat itu masih ber-umur 8 tahun, berjalan gontai tanpa  tujuan dengan luka-luka di setiap sudut tubuh.

Setelah disiksa sama ibu kandung gue sendiri, guepun berhasil kabur dengan kondisi lemah.

Iya, gue lahir tanpa punya seorang ayah.

Katanya, ibu kandung gue itu hamil sebelum sempet nikah.

Makanya dia selalu berharap gue mati.

Hujan saat itu, makin deres.

Guepun milih untuk istirahat di samping cafe yang biasa di-datengin sama pasangan-pasangan.

Walaupun faktanya gue tetep ke-hujanan.

Disitu, gue duduk dengan meluk kedua lutut gue.

Gue bahkan gak berharap gue bisa hidup lebih lama lagi.

Gue gak tau harus apa dan harus kemana.

Gue bener-bener putus asa..

Gue cuma bisa nunduk.

Huh?

Gue bingung.

Gue ngerasa gak ke-hujanan lagi, guepun nongak, cuma penasaran.

Ternyata seseorang payungin gue.

Saat itu..

Gue terpatung.

Gue kayak nge-liat senyuman dari sosok bidadari.

"Kamu sendirian?" Suaranya lembut.

"Cheol! Cheol sini ish! Lama banget! Sini ada anak gelandangan kesian deh! Buru sini!" Oceh dia manggil seseorang.

Kemudian gak lama, cowok yang lebih jantan dan lebih tinggi dari dia, dateng.

"Mana sayang?"

"Ini!"

"Kamu punya tempat tinggal?" Tanya si bidadari.

Gue geleng pelan.

"Ortu mu ada?" Kali ini, si yang lebih jantan buka suara.

Gue geleng lagi.

"Ish! Jangan langsung tanya kesitu Cheol!"

Si Bidadari itu ulurin tangan-nya.

"Ayo bangun dulu. pertama, aku bakal obatin luka kamu dulu tuh! Ih! Banyak! Serem!" Oceh dia.

Guepun bales uluran tangannya.

Tangannya, lebih halus dari tangan mama yang sering mukulin gue.

Growing Old with My MAN [Meanie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang