94. Menentang Takdir

4.2K 615 398
                                    

{Next chap adalah chap terakhir 👌}
P.s ; Gue gak tau kalian bakal ngefeel atau enggak, jadi silakan denger lagu galau yang lagi kalian senengin. :3

"Kumis kumis apa yg nakutin?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kumis kumis apa yg nakutin?"

"Apaan gatau." -Tae.
"Paling jayus lagi," -Ansos.

"Kumis malam." -Ruru.

"Tuhkan bener jayus."-Ansos.
"Itumah kamis malam! Tunggu..berarti malem jum'at gitu maksud lu?" -Tae

"Tau ah jadi gak lucu lagi."
"Emang dari awal udah
galucu bangsat."

🕸🕸🕸🕸🕸🕸

-Yuzu's pov-

Hyung bakal pergi untuk tes masuk universitas yang dia pengenin.

Karena tempat tesnya jauh, jadi dia harus nginep di daerah sekitar situ, dan berangkat dari sekarang.

"Jangan kangen ya, Zu!" Cetus hyung seraya usak kepala gue.

"Awas aja kalo besok lo sampe gak lulus." Ujar gue.

"Serahin sama gue, gue udah jenius kok, santai aja.." ujar dia sok sombong.

"Cih, belagu banget."

"Ehehehe..."

"Eomma, Ruru pamit!" Hyung beralih ke eomma.

"Motor jangan sampe lecet, abis tes harus langsung pulang, jangan keluyuran." Pesan eomma.

"Ma..apa gak ada kata-kata yang lebih romantis gitu yang bikin Ruru semangat-" omongan hyung kepotong karena eomma yang tiba-tiba meluk dia.

"E-eomma?"

"Hati-hati, semangat."

"Siap!" Hyung lepas pelukannya trus pasang pose hormat.

"Sama appa gak mau pelukan?" Tanya appa yang daritadi nungguin sambil lipet tangan.

"Ogah, appa bau tanah."

"Sini kamu!! Appa ketekin!!!"

Setelah bercanda bareng appa, Hyungpun pamit pergi, dan kehidupan gue berjalan seperti biasa.

"Zu, kamu juga harus sekolah kan? Ayo eomma anter nanti kesiangan-"

"-eomma, tolong anter Yuzu ke rumah Haozhen."

"Eh? Oh yaudah sekalian bolos aja, gapapa bolos sekali-sekali, biar kamu gak sempurna banget di sekolah." Ujar eomma, diluar dugaan gue, gue kira dia mau ngomel.

"Jeonn! Kok kamu bolehin Yuzu bolos sihh??" Pekik appa sambil pake dasi, dia juga harus berangkat kerja.

"Ming, anak kita itu selalu disanjung guru, gue capek, sekali-sekali dia coreng nama baiknya apa salahnya?" Gelak eomma datar.

Growing Old with My MAN [Meanie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang