PROLOG

3.4K 173 26
                                    

Apartement Lavena Group, lantai 16.

"Rin!!! Karin!!! Gantian dong mainnya, dari tadi itu stick PS ada terus di tangan lo."

Diandra mengomel di samping Kareen, yang diteriaki hanya memasang wajah datar tanpa menoleh sedikitpun.

"Kenapa lo nggak baca novel aja sih Dhi? Biasanya juga baca novel," balas Kareen - masih dengan wajahnya yang datar.

"Nggak mau! Gue iri lihat lo menang terus dari tadi," jawab Diandra.

Jari-jari Kareen yang sejak tadi sibuk menekan tombol stick PS pun berhenti seketika setelah mendengar jawaban Diandra. Ia menoleh ke arah wanita itu dan menatapnya dengan tatapan heran.

"Berapa tahun sih kita tinggal bareng? Kok masih aja lo ngiri kalau gue menang terus pas main PS??? Lo udah nggak ada kerjaan lain? Ke butik sana, urusin baju-baju yang lagi HOOTD," saran Kareen.

"Ogah!!! Udah ada si Romeo yang jaga di butik," Diandra menolak.

"Atau ke toko buku, siapa tahu ada novel baru."

"Ogah!!! Gue bisa lihat novel baru secara online."

Kareen melepaskan stick PS-nya dan merangkul Diandra yang - masih saja - manyun.

"Atau kita mesti ke masa lalu, biar lo senang?," tanya Kareen.

Diandra mendelik seketika. Ia berbalik menatap Kareen dengan tatapan heran lalu tersenyum sinis.

"Emangnya ada, bagian masa lalu kita yang membahagiakan? Coba pikir ulang deh Rin... ."

Diandra keluar kamar Kareen setelah menepis tangan wanita itu dari bahunya. Dia marah.

Kareen tak tersinggung dengan apa yang Diandra lakukan, karena ia tahu bahwa Diandra benar.

Masa lalu kita memang nggak pernah bahagia Dhi. Tapi bukan berarti kita nggak perlu kembali untuk memperbaiki segalanya kan???

* * *

My ROOMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang