BAGIAN 8

1K 85 15
                                    

TALK

Diandra sedang sibuk di dapur ketika Kareen menelusuri hasil pekerjaannya di laptop berwarna putih. Harum aroma steak yang sedang dipanggang oleh Diandra sangat menggoda Kareen untuk bergegas menyelesaikan pekerjaannya.

"Gue boleh makan agak banyak nggak Dhi???," teriak Kareen dari ruang tengah apartement mereka.

"Gue boleh minta tambahan uang dapur nggak Rin???," balas Diandra.

Kareen pun memanyunkan bibirnya hingga membentuk pose 'duck face', yang menggemaskan.

Kareen pun memanyunkan bibirnya hingga membentuk pose 'duck face', yang menggemaskan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diandra memang hobi sekali membalas pertanyaannya dengan kekonyolan. Wanita itu memiliki selera humor yang luar biasa . . . menjengkelkan!

Kareen bergegas ke dapur dan menghampiri Diandra dengan wajahnya yang datar seperti biasa. Diandra menoleh ke arahnya sambil mengedipkan kedua matanya dengan cepat berulang-ulang.

"Kenapa mata lo? Kelilipan wajan?," tanya Kareen.

"Elo yang kenapa? Punya muka kok nggak pernah ada berubah-berubahnya. Datar..., melulu! Lurus..., melulu! Itu muka abis dilaminating di mana sih?."

Mau tak mau, suka tak suka, Kareen akhirnya tersenyum geli karena pertanyaan yang diberikan oleh Diandra.

Wanita itu memang ajaib!

"Lo mau makan seberapa banyak?," tanya Diandra.

"Dua potong steak, setengah piring french potato, sama nasi tiga setengah sendok," jawab Kareen.

"Sendok makan?."

"Sendok nasi panjul!!! Masa iya aja gue makan cuma tiga setengah sendok makan!!! Kenyangnya di mana coba???," Kareen semakin gemas.

Diandra terkekeh penuh kemenangan. Kareen meraih gelas dan mengambil jus sirsak di dalam kulkas. Diandra akhirnya selesai menyajikan makan malam di atas meja makan.

Mereka duduk berhadapan seperti biasa. Kareen menatap Diandra yang mulai menyuap nasi beserta sepotong kecil steak ke dalam mulutnya.

"Dhi..., gue boleh ngomong nggak?," tanya Kareen.

"Boleh lah..., sejak kapan gue ngelarang elo buat ngomong?."

"Maksud gue, ngomong yang serius... ."

"Hmm..., ngomong aja. Ada apaan sih Rin?," Diandra penasaran.

"Lo masih ingat kan Mas-mas pelayan di Cafe Sparkle itu?," Kareen memulai, "..., lo tahu nggak dia siapa?."

Diandra menelan makanannya dan meminum jus sirsak dari gelas milik Kareen.

"Iya gue tahu..., dia Sammy kan, anak kelas 9a di SMP kita dulu. Sekelas sama elo," jawab Diandra.

Kareen meletakkan sendoknya dan menatap Diandra dengan serius.

"Kira-kira, dia nggak ingat kan ya sama gue?."

My ROOMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang