[COMPLETED]
Seri Ke-1 PIECES OF HEART
Sekali melihatnya aku sudah tahu. Itu adalah dia, gadis yang ramai-ramai dibicarakan oleh anak-anak satu sekolah waktu kelulusan bulan lalu. Gadis yang bicarakan karena dituduh merusak hubungan Sahabatnya sendir...
Marion memacu mobilnya lebih cepat dari biasanya. Diandra dan Kareen hanya bisa terdiam dengan pikiran yang sama-sama kacau. Mereka tak habis pikir, bagaimana bisa petugas medis dan anggota kepolisian dikalahkan oleh satu orang?
TKP kedua hari itu telah dibatasi menggunakan pita kuning kepolisian. Marion keluar dari mobil bersama Diandra dan Kareen.
"Apakah pelakunya terlihat jelas?," tanya Marion pada salah satu anggotanya yang terluka.
"Ya Capt, pelakunya wanita. Usianya sekitar 25 tahunan. Rambutnya ikal berwarna cokelat. Kulitnya berwarna sawo matang, dengan mata yang besar dan memakai lensa mata berwarna cokelat terang," jelas salah satu anggota Polisi itu.
"Arika!," geram Diandra seraya mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat.
"Itu perempuan nggak ada capek ya!!! Masih aja mau nyelakain orang!!!," Kareen pun ikut geram.
Marion kembali mendekat pada mereka berdua.
"Jadi..., di mana kita bisa menemukan perempuan bernama Arika ini?," tanya Marion.
"Kalau sekarang pertanyaannya kaya' begitu, berarti jawaban cuma satu..., SMP Wijaya!," jawab Kareen.
* * *
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Arika Selena
Arika meninju layar yang menampilkan hasil kamera pada bahu Diandra dan Kareen dengan geram. Kedua wanita itu terlalu cerdas untuk ditipu dengan cara apapun.
Ia keluar dari ruang pantaunya menuju ruang tempat tahanan. Ia membuka pintu dengan kasar.
"Lihat siapa yang ketakutan! Anggota utama kelima dari GFH yang mengkhianati teman sendiri tak punya jalan keluar," ejek Raiden.
"Bukankah sudah kubilang kalau kau akan habis di tangan mereka berdua!!! Ingat satu hal Arika, orang pintar sangat banyak di dunia ini, tapi orang cerdas sangatlah terbatas. Kau..., hanya orang pintar, tetapi mereka adalah orang-orang cerdas. 'Dia' takkan membantumu lolos!!!," geram Ziva.
Arika tersenyum sinis. Ia pun keluar untuk menyeret Steven Harris menuju ke dalam ruang tahanan itu.
Raiden dan Ziva menatap Harris, yang sudah tak berdaya. Sammy dan Kaffa hanya memperhatikan dari belakang karena harus menjaga Demian agar tetap hidup dengan oksigen yang terbatas.
Arika mengeluarkan pistol dari balik jaketnya dan mengarahkannya ke kepala Harris.
"JANGAN!!!," teriak Ziva.
DORRR!!!
Terlambat!
Satu buah peluru panas telah mendarat di kepala Harris dan membuatnya meninggal saat itu juga. Ziva kembali merosot ke lantai dengan tangisannya yang sudah jelas takkan mengembalikan Janus ataupun Harris.