RAHASIA SAMMY
Diandra menguap lebar-lebar di depan meja kerjanya sore itu, Romeo yang sedang membuat sketsa rancangan gaun pengantin model terbaru pun akhirnya mengalihkan perhatiannya.
"Dari pagi perasaan gue lihat elo nguap melulu, semalam habis ngapain? Nggak tidur?," cecar Romeo.
"Semalem gue nungguin Karin yang terserang 'sakit pinggang dadakan' gara-gara datang bulan," jawab Diandra.
"Nggak dikasih minum obat atau jamu?," tanya Romeo.
"Karin nggak doyan obat atau jamu Rom, yang ada dia malah tambah sakit kalau minum jamu atau obat," jelas Diandra.
"Kenapa nggak telepon gue? Padahal gue bisa banget menghilangkan rasa sakit seseorang," ujar Romeo, sombong.
"Dan menggantikan rasa sakit itu dengan luka yang lebih besar?," Diandra bertanya tanpa sadar.
Romeo kembali menatapnya dengan penuh rasa heran.
"Hei Dhi? Lo kenapa? Kesambet? Kok ngomongnya ngelantur sih?," Romeo berjalan dari meja kerjanya dan menghampiri Diandra.
Diandra yang sedang searching internet pun segera menutup screen di laptopnya agar Romeo tak melihat apa yang ia lihat.
Wanita itu pun berpura-pura nyengir kuda di depan Romeo.
"Maksud lo apa? Kenapa ngomong begitu?," tanya Romeo.
"Nggak apa-apa, gue cuma bercanda Rom. Habisnya, elo sombong banget sih...," Diandra pura-pura mengejek.
Romeo melengos dan kembali ke meja kerjanya. Diandra pun kembali melanjutkan searching-nya, ia menatap lekat-lekat sebuah foto yang terpajang di galeri SMA Generasi tahun 2008.
"Demi apa coba ini cewek sampai bisa menduduki posisi itu? Hal apa yang membuat dia mendapatkan posisi itu?," batin Diandra.
Ia menutup laptopnya dan bergegas memasukkannya ke dalam tas kerja. Diandra bangkit dari kursinya.
"Rom, gue pulang duluan ya. Mau nemenin Karin ke Dokter," ujar Diandra.
Romeo mengangguk, ia membiarkan Diandra pulang duluan lebih cepat. Diandra pun segera menyetop taksi di luar butiknya untuk menuju ke apartement.
Ketika sampai, Kareen pun membukakan pintu dengan wajah yang masih pucat seperti semalam. Diandra pun segera membantunya untuk duduk di sofa.
"Tambah parah sakitnya?," tanya Diandra.
Kareen mengangguk pelan.
"Kita ke Rumah Sakit yuk. Nggak perlu minum obat kalau di kasih, tapi seenggaknya elo diperiksa sama Dokter," bujuk Diandra.
"Kalau diharuskan minum obat gimana?," Kareen merajuk.
"Nanti kita usahain supaya Dokternya ngasih resep vitamin aja, oke?," Diandra terus berusaha.
Kareen akhirnya mengangguk pasrah dengan keadaannya yang memang parah. Sakit pinggangnya tak seperti biasa. Diandra pun meraih jaket dan memakaikannya pada tubuh Kareen agar tak kedinginan.
Setelah kunci mobil sudah ada di tangan Diandra, mereka berdua pun turun ke parkiran dan menuju ke rumah sakit.
Kareen di periksa secepat mungkin oleh Dokter dengan pertimbangan wajahnya yang terlalu pucat untuk wanita yang sedang datang bulan. Diandra dilarang masuk ke laboraturium untuk menemani, namun ia tetap menunggu di depan ruang tersebut.
Hampir setengah jam Diandra menunggu, hingga rasa bosan pun mulai menghampirinya. Ia memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar lorong rumah sakit itu, tempatnya masih dekat dengan laboraturium.

KAMU SEDANG MEMBACA
My ROOMATE
Teen Fiction[COMPLETED] Seri Ke-1 PIECES OF HEART Sekali melihatnya aku sudah tahu. Itu adalah dia, gadis yang ramai-ramai dibicarakan oleh anak-anak satu sekolah waktu kelulusan bulan lalu. Gadis yang bicarakan karena dituduh merusak hubungan Sahabatnya sendir...