[COMPLETED]
Seri Ke-1 PIECES OF HEART
Sekali melihatnya aku sudah tahu. Itu adalah dia, gadis yang ramai-ramai dibicarakan oleh anak-anak satu sekolah waktu kelulusan bulan lalu. Gadis yang bicarakan karena dituduh merusak hubungan Sahabatnya sendir...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Syifa Ananta
Romeo menatap sosok yang tengah terbaring di atas ranjang Rumah Sakit tersebut. Sosok bernama Syifa yang Diandra titipkan padanya beberapa jam lalu melalui telepon.
Seorang wanita berusia 25 tahun yang tak berdaya untuk melakukan apapun. Kehidupannya ditopang oleh peralatan medis sejak sepuluh tahun yang lalu, begitu kata Suster yang merawatnya.
Wanita ini memiliki kulit putih seperti Kakaknya. Hidungnya tak terlalu mancung. Matanya sipit seperti Kakaknya. Bibirnya tipis. Rambutnya lurus berwarna cokelat.
Romeo hanya duduk di sampingnya sejak awal ketika ia selesai berurusan dengan Dokter. Jadwal operasi lanjutan akan berlangsung beberapa jam lagi. Romeo meraih laptop milik Diandra yang tertinggal di butik. Rasa penasaran tentang penjelasan Dokter membuatnya tak tenang.
"Syifa mengalami trauma berat ketika ditemukan sepuluh tahun yang lalu. Disekujur tubuhnya terdapat memar bekas pukulan benda tumpul. Menurut prediksi, Syifa sempat melawan ketika akan diserang secara seksual. Namun, dia tidak mampu dan akhirnya jatuh dalam trauma."
Romeo kembali memandangi wajah polos yang tak juga membuka matanya itu. Ia merasa ada yang mengganjal di dalam hatinya.
"Koma yang terjadi pada Syifa disebabkan oleh hantaman benda tumpul berulang-ulang kali tepat di belakang kepalanya. Pembuluh darah menuju otaknya pecah, sehingga dia mengalami koma yang panjang."
Laptop milik Diandra sudah menyala, Romeo segera membuka semua file yang disimpan Diandra dalam folder berjudul TOP SECRET. Romeo membaca satu persatu artikel yang terkumpul di sana dan mulai merangkai dalam otaknya.
Kedua tangannya terkepal erat ketika ia menemukan kenyataan tentang Syifa. Kepala dan hatinya terasa mendidih. Ia mengatupkan kedua rahangnya kuat-kuat untuk menahan emosi.
Pintu terbuka, Romeo pun langsung berbalik dan melihat dua orang Suster yang masuk.
"Maaf Pak, pasien harus dipersiapkan sebelum operasi dimulai," ujar Suster tersebut.
"Oh iya..., silahkan Sus," balas Romeo.
Ia keluar dari ruangan itu setelah melihat wajah Syifa sekali lagi sebelum operasi dimulai. Romeo begitu gelisah.
Sammy belum ditemukan, Diandra dan Kareen pun belum memberi kabar.
"Tenanglah..., aku di sini."
* * *
Matahari pagi begitu menyilaukan. Diandra dan Kareen terbangun saat Kondektur Bus Malam telah berteriak-teriak ketika sampai di tujuan. Mereka pun langsung turun dan menyapa kembali Kota yang telah lama mereka tinggalkan di masa lalu.
Mereka berdua saling menatap.
"Gue langsung pergi setelah terima Ijazah waktu itu," ujar Kareen, mengenang.