TENTANG RAIDEN
Raiden Syailendra
Kaffa terus menerus menghubungi ponsel Kakaknya sejak tak sengaja mendengar tentang hubungannya dengan Griselda dari Diandra.
Tak ada satu bantahan pun dari mulut Griselda ketika Diandra mencecarnya dengan kenyataan yang dia tahu, sehingga Kaffa harus mengkonfirmasi sendiri fakta tersebut sebelum menyebar di kalangan para penanam saham di perusahaannya.
"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan... ."
"Sial!!!," umpat Kaffa.
Lagi-lagi tak ada jawaban dari Raiden. Kaffa membelokkan mobilnya di depan kantor dan segera masuk ke gedung 10 lantai tersebut.
Suasana telah sepi, jam telah menunjukkan pukul 23.42 WIB. Semua orang di kantor itu telah lama pulang, namun biasanya Raiden masih ada di ruangannya untuk mempersiapkan berkas presentase.
Kaffa membuka pintu ruangan Raiden dan menemukan ruangan itu berantakan luar biasa tanpa Raiden di dalamnya.
"Raiden? Kau di mana? Raiden jawab aku," panggil Kaffa.
Tetap tak ada jawaban. Semuanya hening. Namun ketika Kaffa hendak menghubungi Polisi, sebuah tangan pun terulur di sampingnya dengan sebuah pistol dalam genggamannya.
"Matikan ponselmu, atau Raiden akan tewas sekarang juga!!!."
* * *
Kareen berbaring dengan gelisah di samping Diandra yang sudah terlelap sejak tadi. Ia menyibak selimutnya perlahan, lalu turun dari tempat tidur diam-diam menuju ke dapur.
Diambilnya sekotak susu segar lalu ia panaskan di atas panci kecil, kemudian ia mengambil satu batang vanilla untuk dimasukkan ke dalam panci tersebut bersama susu.
Sambil menunggu agar susunya mendidih, Kareen meremas-remas biskuit Oreo hingga hancur. Ia melamun sesaat seraya memikirkan pembicaraan mengenai GFH bersama Sammy dan Diandra tadi.
Kareen merasa risau..., luar biasa risau. Hingga ia tak menyadari kalau Diandra telah berada di sampingnya dan menuangkan susunya yang sudah mendidih ke dalam gelas.
"Dhi? Lo ikut bangun?," tanya Kareen.
"Iya, gue dengar suara orang buka pintu kamar dan ternyata elo yang buka, terus keluar diam-diam," jawab Diandra.
Kareen menerima segelas susu yang Diandra serahkan kepadanya, dan menaburkan oreo di atasnya.
"Lo gelisah soal GFH?," tanya Diandra.
Kareen tercekat, ia pun segera menatap ke arah Diandra lekat-lekat.
"Kok lo tahu?," Kareen bertanya balik.
"Tahu lah Rin. Sebelas tahun kita hidup di bawah atap yang sama, masa gue nggak tahu apa-apa tentang sahabat gue sendiri," jawab Diandra.
Kareen semakin tercekat.
"Gue takut Dhi...," Kareen mengakui perasaannya.
"Keputusan lo buat menolak ajakan bergabung sama GFH adalah hal yang benar Rin, lo nggak perlu merasa takut lagi. Semua udah berakhir sebelas tahun yang lalu," ujar Diandra tenang.
"Lo tahu dari mana kalau gue diajak gabung juga untuk masuk GFH? Yang tahu hal itu cuma gue dan . . .," Kareen tidak mampu meneruskan kata-katanya.
Diandra meraih kedua tangan Kareen dan menggenggamnya erat-erat.
"Lo nggak perlu menyebut nama 'dia', kalau lo masih merasa takut. Gue ada di sini Rin, gue akan selalu ada buat elo. Jadi lo nggak perlu takut," ujar Diandra, meyakinkan.
* * *
Kaffa POV
Aku membuka kedua mataku yang masih terasa berat. Aku berusaha memandang ke sekeliling ruangan tempat di mana aku berbaring di atas lantai yang dingin.
Kepalaku terasa sakit, hantaman hebat yang terjadi sebelum aku tak sadarkan diri membuatku tak berdaya sekarang.
Pandanganku yang mengabur kini mulai jelas kembali. Aku melihat Raiden di sebuah kursi dengan tangan, kaki, dan tubuh yang terikat dengan rantai. Aku menatap juga ke arah di sebelahnya, dan melihat Ziva - Sang 'Ratu' - dalam posisi yang sama seperti Raiden.
'Ada apa ini?,' batinku.
Seseorang terdengar mendekat ke arah tempatku berbaring. Aku menatap wajahnya dan langsung mengenali dirinya dalam sekali lihat.
Itu adalah 'dia'!!!
"Halo Kaffa, sudah lama kita tak berjumpa. Bagaimana keadaanmu sekarang? Apakah baik-baik saja?."
Aku tak mampu menjawabnya. 'Dia' tersenyum padaku.
"Jika keadaanmu baik-baik saja, maka sekarang aku akan membuat keadaanmu menjadi tidak baik. Se..., la..., ma..., nya...!!!."
Bugh!!!
Aku kembali dalam kegelapan.
* * *
Sammy POV
Hal teraneh ketika Diandra menceritakan hal tentang GFH adalah Kareen. Wanita itu seakan menyembunyikan sesuatu yang membuatnya sangat takut.
Aku menangkap hal itu ketika Diandra menyebutkan satu persatu nama anggota utama dalam GFH. Kareen terlihat sangat lega ketika tahu kalau Diandra belum mengetahui siapa anggota kelima dalam geng tersebut.
Bukankah hal itu sudah berlalu sebelas tahun yang lalu? Bukankah seharusnya geng itu telah musnah seiring dengan berlalunya waktu?
Apakah di dalam GFH bukan hanya kelima anggota itu? Apakah ada anggota lainnya? Apakah ada penerus?
Apakah dugaanku benar selama ini, bahwa. . ., 'dia' memang bagian dalam GFH?
Apakah 'dia' yang menyakiti adikku? Apakah 'dia' benar-benar ada di dalam kasus pembullyan yang menimpa adikku?
Jika ya..., maka aku sendiri yang akan memberinya pelajaran!!!
Tapi Diandra menyebut kalau Ziva adalah si 'Ratu', dan dia mengistimewakan anggota kelima hingga tak ada yang tahu tentangnya. Apakah itu benar?
Jika benar apa yang dikatakan oleh Diandra, maka Ziva adalah tujuan pertamaku untuk menghancurkan yang lainnya!!!
Lalu bagaimana dengan Raiden? Apakah dia juga terlibat? Apakah Kaffa juga tahu?
Mungkinkah mereka semua terlibat???
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
My ROOMATE
Teen Fiction[COMPLETED] Seri Ke-1 PIECES OF HEART Sekali melihatnya aku sudah tahu. Itu adalah dia, gadis yang ramai-ramai dibicarakan oleh anak-anak satu sekolah waktu kelulusan bulan lalu. Gadis yang bicarakan karena dituduh merusak hubungan Sahabatnya sendir...