BAGIAN 1

2K 153 10
                                    

Kareen POV

Kareenina Oktaviani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kareenina Oktaviani


Flashback On.

Nggak pernah aku sangka sama sekali, kalau masuk ke asrama SMA akan menyatukan aku dan Diandra di bawah satu atap kamar yang sama.

Namanya Diandra Bellezia Jackqueline, anak kelas 9b. Dia tergolong pintar, rajin ikut bimbingan belajar, dan supel dalam bergaul.

Dia bersahabat dengan Ketua OSIS, namanya Darren Kyle. Mereka berdua sangat lengket dan tak terpisahkan. Sekalipun Darren telah memiliki kekasih, mereka berdua tetap kompak seperti biasa.

Hingga suatu hari - entah apa sebabnya - semua orang menuduh Diandra merusak hubungan Darren dan Renata. Hari kelulusan yang seharusnya menjadi hari paling indah berubah menjadi neraka untuk Diandra.

Anehnya, dia tetap saja cuek dan terlihat tak peduli. Dia juga tak berusaha mengklarifikasi apapun tentang perkara itu. Dia menerima tuduhan itu dengan sukarela.

Hingga hari ini, aku ada di hadapannya.

Dia, yang selalu tersenyum tanpa kenal waktu.

Diandra!

"Hai Karin," dia menyapaku.

Aku menatapnya dengan wajah keheranan. Dia mengenalku? Bagaimana bisa? Aku tak pernah terlihat oleh siapapun, bahkan tak dikenal oleh siapapun saat SMP.

Lalu bagaimana bisa dia tahu siapa aku???

"Hai juga..., nama gueKareen, dengan double e, bukan pakai huruf i," ujarku.

Dia tersenyum lagi.

"Iya gue tahu. Tapi lebih enak kalau gue manggil elo Karin atau Rin aja, biar nggak ribet," balasnya seraya membuka koper berisi baju miliknya.

"Lemari bisa dipakai berdua," ujarku lagi.

Aku lebih mirip orang salah tingkah saat itu.

"Oke, lo pakai bagian atas aja supaya lebih luas. Gue pakai yang bagian bawah," jawabnya.

Dia mengalah.

"Kalau lo nggak nyaman tidur di kasur sama gue... ."

"Lo tidur di pojok ya Rin..., dekat tembok. Gue di pinggir, biar lo nggak jatuh kalau lagi ngelindur," potong Diandra cepat.

Aku menatapnya.

"Ngelindur??? Gue nggak pernah ngelindur kok kalau tidur!," tegasku.

Diandra berbalik menatapku sambil menahan senyum.

"Masa? Emangnya lo pernah sadar kalau lagi tidur? Lo bahkan nggak tahu kalau lo ileran atau nggak, jadi nggak usah bantah," balas Diandra.

Aku pun sempat berpikir beberapa saat dan kemudian membenarkan dalam hati. Dia memang benar, mana aku tahu, aku ini ngelindur atau nggak waktu tidur. Aku kan nggak sadar.

Mau tak mau, aku tertawa bersamanya. Menertawai sesuatu yang berusaha kubantah tapi tak terbantah.

* * *

My ROOMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang