SELALU ADA
Krrriiiinnngggg!!!
Kareen terbangun dan segera mematikan jam weker yang berbunyi di atas nakas. Ia segera membereskan tempat tidur seperti biasanya lalu beranjak ke dapur.
Aroma roti bakar dan kopi yang di buat oleh Diandra menguar di seluruh penjuru dapur. Kareen meraih gelas berwarna hijau tosca kesukaannya dan menyodorkannya ke hadapan Diandra.
"Udah sikat gigi belum? Muka lo masih kusut gitu, cuci muka dulu sana," perintah Diandra.
"Minum kopi dulu Dhi...," balas Kareen dengan nada malas-malasan.
Diandra menatapnya dengan sengit.
"Cuci muka..., atau nggak ada jatah sarapan!," ancam Diandra.
Kareen memanyunkan bibirnya sambil berjalan menuju wastafel untuk cuci muka dan sikat gigi. Diandra melanjutkan acara masaknya yang tertunda.
"Lo nggak pernah ngasih gue kompensasi buat nggak cuci muka sebelum minum kopi," gerutu Kareen.
Diandra berbalik lagi dan menatapnya.
"Gue udah kasih lo kompensasi buat bangun lebih siang kalau lagi menstruasi. Barusan lo bangun siang kan? Lagi nggak Shalat Subuh kan? Jadi ya udah..., terima kompensasi 'bangun siang' lo," balas Diandra.
Tercetak lah senyum kemenangan di wajah bundar nan menggemaskan itu. Kareen kembali mencibirnya seraya duduk kembali di meja makan. Segelas kopi telah dituangkan oleh Diandra ke dalam gelas berwarna hijau tosca tadi, sehingga Kareen pun segera meminumnya tanpa perlu menunggu lagi.
"Kalau lo nikah suatu hari nanti, suami lo akan jadi pria paling beruntung karena memiliki isteri terdisiplin macam elo," sindir Kareen.
"Hmmm..., mulai lagi ngomongin suami. Lo mau jodohin gue sama cowok yang mana lagi? Belum kapok ya?," sungut Diandra.
Kareen terkekeh sambil menyantap roti bakarnya yang sudah dioles dengan selai cokelat kacang favoritnya.
"Kenapa sih lo Dhi? Masih aja nggak tertarik sama spesies manusia bernama cowok. Gue jodohin sama Dani, lo malah nolak. Gue jodohin sama Yanto, lo malah kabur. Terakhir gue jodohin lo sama Juna, lo langsung ngancem mau bunuh diri."
Kareen terlihat menerawang seakan mengingat semua kenangan mereka.
"Mereka semua nggak masuk ke dalam kriteria gue," jawab Diandra, santai.
"Memangnya mereka kuramg apa Dhi? Ganteng di atas rata-rata, mereka juga cerdas, mapan, dan nggak buaya."
"Gue nggak cari yang ganteng, cerdas atau mapan. Yang biasa aja."
"Yang biasa itu yang kaya' gimana Dhi?," tanya Kareen.
"Kaya' cowok yang pernah gue lihat di pertandingan basket di SMA Generasi..., tahun 2007," jawab Diandra.
Uhukkk!!!
Kareen tersedak seketika. Diandra pun segera menepuk-nepuk punggungnya.
"Lo gila ya??? Lo suka sama cowok, tapi udah 11 tahun yang lalu lo lihat orangnya??? Ya pasti udah nikah lah dia!!!," Kareen naik pitam.
"Belum tentu lah, gue aja belum nikah kok," balas Diandra, penuh percaya diri.
"Lo mah nggak termasuk dalam hitungan Dhi! Gimana mau nikah, pacaran aja nggak pernah mau."
Diandra hanya diam saja, mereka segera bergegas mandi dan bersiap pergi ke tempat kerja masing-masing.
Bubh!!!
Diandra menutup pintu mobil setelah turun dari mobil milik Kareen. Ia bertengger sesaat di jendela mobil dan menatap Kareen.
"Hati-hati ya Rin, jangan ngebut," ujar Diandra.
"Iya..., lo juga..., hati-hati...," balas Kareen.
"Hati-hati kenapa? Yang bawa mobil kan elo," Diandra mengerenyitkan kening, kebingungan.
"Hati-hati sama Romeo..., soalnya dia naksir sama lo," Kareen cekikikan.
"Lo itu ampun ya Rin..., heran gue, cowok mana di dunia ini yang nggak lo bilang naksir sama gue? Kucing jantan dipakein bedak terus deket-deket sama gue juga pasti lo bilang naksir!," gerutu Diandra.
Tanpa membalas, Kareen pun melajukan mobilnya menuju tempat kerja, sementara Diandra masuk ke dalam butik miliknya.
* * *
Kareen POV
Aku segera memacu mobil dan meninggalkan Diandra yang masih saja menggerutu karena kugoda. Wajahnya yang bulat dengan kedua pipi yang menggemaskan itu terlihat lucu saat marah.
Diandra marah padaku?
Tidak, dia tak pernah benar-benar marah padaku. Meskipun terkadang aku keterlaluan ketika menggodanya, tapi tak pernah benar-benar marah.
Dia hanya menggerutu, mengomel, lalu kembali lagi menjadi Diandra yang biasanya. Ceria, menyenangkan, dan supel. Itu yang membuatku nyaman berada di sampingnya sejak SMA.
Kami tak pernah saling menjauh sejak bertemu di asrama dan menjadi teman sekamar. Dia adalah satu-satunya wanita yang tak pernah terpengaruh dengan bujuk rayu pria manapun di dunia ini.
Sejak SMA, dia hanya sibuk dengan buku bacaan yang selalu ada di dalam tasnya. Entah itu buku pelajaran ataupun novel. Dia tak pernah peduli dengan apapun yang ada di sekitarnya ketika sedang membaca buku, kecuali aku.
Ya, aku!
Hanya aku satu-satunya yang ia pedulikan di manapun dan dalam keadaan apapun. Dia bersedia menunda bacaan novelnya yang seru demi menemaniku makan siang atau bercerita.
Dia adalah orang pertama yang selalu ada di saat aku membutuhkan.
Entah kenapa dia seperti itu. Aku bahkan tak mengerti dengan sifatnya, tapi aku nyaman dengan setiap tingkah lakunya.
Dia, sahabatku.
* * *
Diandra POV
Aku menutup pintu butik dan segera memandang keluar jendela untuk memastikan kalau Kareen mengedarai mobilnya dengan hati-hati.
Aku khawatir padanya.
Ya, aku khawatir.
Sejak lulus kuliah, kami tak pernah lagi bersama saat jam kerja. Aku bekerja di butik yang kubangun, sementara Kareen bekerja di sebuah kantor majalah fashion ternama sebagai editor.
Kami hanya punya waktu beberapa jam saja untuk bertemu. Dan aku mengkhawatirkannya.
Selalu.
Kenapa???
Karena dia sahabatku!!!
Dia, wanita yang pernah tak dianggap oleh banyak orang, dan aku tak bisa melakukan apapun untuk menolongnya di masa lalu.
Dia, wanita yang mendapat tekanan dari dalam rumah sendiri, oleh keluarga sendiri. Dan aku tak bisa melakukan apapun untuknya saat itu.
Kini, aku selalu bersamanya, berusaha untuk selalu ada di sampingnya. Namun aku rasa, itu masih belum cukup.
Ada beberapa hal yang mungkin harus kuperbaiki di masa lalu. Jadi, meskipun aku sendiri tak ingin lagi membuka masa lalu, aku tetap harus membukanya.
Untuk Kareen!
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
My ROOMATE
Teen Fiction[COMPLETED] Seri Ke-1 PIECES OF HEART Sekali melihatnya aku sudah tahu. Itu adalah dia, gadis yang ramai-ramai dibicarakan oleh anak-anak satu sekolah waktu kelulusan bulan lalu. Gadis yang bicarakan karena dituduh merusak hubungan Sahabatnya sendir...