Bab 008 - Untukmu, Nona Muda I

58 22 39
                                    



Salah satu hal yang aku tidak suka tinggal di kota besar adalah, meskipun malam tiba, kau tidak akan bisa melihat cahaya bintang di langit. Apa lagi Atlantaris adalah kota besar, dimana kau bisa melihat cahaya disana-sini saat malam hari. Tapi, saat kau berada di taman kota yang besar ini, kau bisa melihat cahaya bintang di langit. Meskipun tidak begitu jelas, tapi kau masih bisa melihat beberapa dari cahaya tersebut yang menghiasi langit malam ini.

Suara ceria anak-anak berlarianpun sudah mulai jarang terdengar. Nah, taman besar seperti ini saat malam memang agak mengerikan sih kalau dilihat-lihat. Kau memang bisa melihat lampu taman di berbagai tempat, tapi jika mengingat kembali tentang seberapa luas taman ini. Nah, tetap saja ini taman tidak ramah untuk anak-anak saat malam hari.

Saat kuhidupkan layar smartphone milikku, kulihat jam sudah menunjukkan angka setengah sembilan malam. Oh, ayolah setiap kali kuajak pulang, mereka pasti bilang masih ingin istirahat. Tapi jika kita pulang lebih lama lagi, kupikir aku akan mengalami masa yang sulit.

"Istirahatnya sudah cukupkan? Pulang yuk, taman ini sudah mulai sepi,..."
"Hoho, baru tahu aku kalau Aldi ternyata seorang penakut,.."
"Aldi, kau takut?"
Dua perempuan ini sepertinya tidak tahu apa maksudku. Tidak mungkin juga bagiku untuk menjelaskan situasi ini ke seorang perempuan,... Apa yang harus kulakukan coba?

"Apa wajahku terlihat seperti seseorang yang sedang ketakutan akan sesuatu? Tidakkan?"
"Hm, Iya juga."
"Ah! Mungkinkah kamu sebenarnya sudah ada rencana malam ini?"
Hmm,.. Naila, aku tidak ada rencana apa-apa sih malam ini. Tapi jika kesalahpahaman ini bisa membuat kita keluar dari taman ini lebih cepat,.. Tentu saja aku tidak akan mengoreksinya.

"Ah, Iya,.. sebenarnya aku ada rencana yang lumayan penting malam ini."
"Begitu ya, agak disayangkan tapi okelah, kita pulang saja."
Amaaan, mungkinkah sebenarnya aku sangat berbakat dalam berbohong? Meskipun rasanya agak tidak nyaman untuk membohongi seseorang tentang hal sepele sih,...

Setelah kita berjalan beberapa saat, aku bisa mendengar kata-kata Vera yang menanyakan sesuatu kepadaku.

"Al, kau tidak membawa kita ketempat yang anehkan?"
"Hm, vera apa maksudmu, bukankah ini jalan pu-,..."
Mereka berdua sadar juga akhirnya. Jika kau pikir-pikir lagi, pasti kau juga akan paham tentang maksudku.

Taman ini sangatlah luas, meskipun terdapat banyak lampu taman disana-sini, tetap saja tempat ini tidaklah terang... Jadi kau pastinya bisa melihat beberapa pasang kekasih di berbagai sudut taman saat malam hari... Nah, meskipun kegiatan yang mereka lakukan tidaklah ekstrim, tetap saja pemandangan ini tidaklah ramah untuk anak-anak.

Setelah itu coba kau pikirkan bagaimana kondisi yang aku alami saat ini. Jika kau berjalan dengan dua orang perempuan yang seumuran denganmu di tempat macam ini... Kau juga pastinya tidak akan merasa nyamankan? Sama denganku oi!

Aku bisa merasakan tatapan penuh tanya dari dua orang perempuan yang berjalan di samping kiriku.

Berpikir! Berpikirlah Aldi! Aldi Fabas!!

Setelah memeras otakku sampai ke batas maksimal. Aku memutuskan untuk diam dan berjalan kedepan. Tolong kalian berdua juga berjalanlah ke arah gerbang dan jangan bertanya padaku saat ini, karena aku tidak menjawab pertanyaan yang akan kalian ajukan!

Setelah beberapa menit kita berjalan, akhirnya kita bisa juga keluar dari taman ini!! Oh ayolah pemerintah kota! Buatlah taman ini tutup lebih awal!!

"Untuk sesaat kupikir kau tergoda bisikan setan untuk berselingkuh ke kita Al,..."
"Na-Naila, sebegitu negatifnyakah penilaianmu tentang diriku ini?"
Apa juga maksudmu berselingkuh? Sudah kubilangkan kalau Nina hanyalah tetangga sebelah,..

"Aku tak tahu kalau taman kota bisa menjadi tempat yang seperti itu, apa kau tahu Al?"
"Al, kau bohong kah? Agar kita secepatnya keluar dari taman itu?"
"Eh?? Jadi sebenarnya kau tahu Al? Kenapa kau tidak bilang dari tadi sore!!"
Eh? Aku yang salah? Bukankah aku sudah mengajak kalian pulang dari saat lampu taman mulai hidup? Tapi aku yang salah? Perempuan itu sungguh,...

"Bukankah tadi sudah beberapa kali aku mengajak kalian pulang lebih awal?"
"Iya, tapi jika kau mengatakan kalau taman kota akan menjadi tempat seperti itu saat malam, tentu saja aku dan Vera tidak akan menolak untuk pulang lebih awal."

"Oi, tidak mungkin di dunia ini aku akan tiba-tiba mengatakan hal macam itu pada kalian berdua kan?"
"Haah? Kenapa tidak mungkin?"
Haaah, yang waras mengalah sajalah,... Ini dia yang membuatku malas beragumen dengan seorang perempuan.

"Kesampingkan hal yang sudah berlalu, kalian mau langsung aku antar pulang atau mau makan malam dahulu?"
"Hoho,.. Kau mau mengantar kita pulang?"
"Hm, tidak ada pilihan untuk pulang sendiri kah?"
"Eh? Kalian mau pulang sendiri? Kalau begitu aku akan pulang dulu ya,.."
Hm, mungkin mereka berdua merasa awkward gara-gara kejadian tadi... Nah apa boleh buat, meskipun aku agak khawatir dengan dua teman baruku ini, jika mereka sedang ingin sendiri ya,.. ya sudahlah,..

Sesaat setelah aku membalikkan badanku untuk berjalan pulang. Aku merasa ada seseorang yang menahan tasku dari belakang,.. Setelah kulihat disana ada Naila yang tersenyum dengan senyuman sinisnya dan bilang padaku seperti ini.

"Oh iya Al, kau tahukan Vera hidup sendiri di apartemen?"
Hm? Sepertinya aku tahu kemana pembicaraan ini akan mengarah,...

"Al, Tentu saja kau tidak berpikir bahwa akan ada makanan di meja makannya kan? Bukankah alangkah baiknya kita makan diluar menemani dia?"
Sejauh ini tidak masalah bagiku, tentu saja aku akan senang jika hubungan dengan taman baruku bisa sampai titik dimana kita bisa makan bersama di luar. Tapi, yang jadi masalah adalah kalimat berikutnya yang keluar dari mulutnya,...

"Bukankah ini waktu yang bagus untuk mengutarakan permintaan maafmu tentang hal yang tadi?"
Dengan kata lain, dia ingin aku mentraktir mereka berdua untuk makan malam nanti. Aaahhh! Perampokan, ini seriusan perampokan!!

Vera! Bantu aku!!

Sesaat setelah mengalihkan pandanganku kearahnya, aku bisa melihat wajah kesepiannya,... Oooh ayolah!! Kalau kau memang tidak ada makanan di apartemenmu, bukankah seharusnya kau setuju denganku untuk pulang tadi sore!!

Aahh,.. kurasa dompetku akan menipis malam ini,...

"Fine,... Naila, kau lumayan kejam juga ya jadi orang. Aku bahkan sampai berpikir bahwa kau sudah tahu dari awal bahwa taman kota tersebut akan menjadi tempat macam itu saat malam."
"Haah? Mana mungkin aku tahu,."
Setelah mengedipkan matanya sekali, diapun menjawab pertanyaanku seperti itu dengan senyum sinisnya yang seperti tadi dia kenakan.

'Seriusan, ini orang sepertinya memang sudah niat menjebakku dari awal.' Itulah kemungkinan yang banyak orang akan pikirkan jika kau melihat senyum sinisnya saat ini. Tapi aku tahu, bahwa senyum yang dia kenakan saat ini adalah senyum palsu. Kedipan mata sebelum senyuman adalah buktinya. Jadi sebenarnya, dia hanya pura-pura bahwa seakan-akan ini semua sudah direncanakan sejak awal. Apa untungnya coba,...

Sungguh Naila, apa yang kau lakukan selama ini sampai bisa berakting seperti ini. Mungkinkah dia salah seorang dari grup drama terkenal?

Nah, kedepannya mungkin dia akan cerita kalau dia sudah merasa nyaman dengan kita. Mengungkit privasi orang tidaklah hal yang terpuji, apalagi untuk seseorang yang barusaja menjadi temanmu. Jadi, akan kusampingkan masalah itu untuk saat ini,..

___________________________________________

Author Note:
Percobaan pertama untuk update 2x dalam seminggu...

Untuk bab berikutnya kurasa besok sabtu bakal aku publish...

Oh iya.. just follow akunku biar kamu dapat notif saat ada update baru.. argh, serasa ngemis follow aku. But well, ini adalah sesuatu yang harus lakukan untuk membuat novelku terkenal, jadi ya apa boleh buat,..

Nah, cukup sekian kata dariku.. see ya next time^^.. Jangan lupa untuk vote dan tinggalkan komentar ya^^...

GETAR-GETAR GAK GUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang