Bab 012 - Untukmu, Nona Muda V

30 12 22
                                    

Apa dia yakin baik-baik saja? Tapi saat aku tanya apa dia tidak nyaman dengan perutnya yang tidak kuat pedas, dia hanya menjawab 'tidak terbiasa makan pedas'. Jadi mungkin memang karena alasan lain.

"Hmm,... Mungkin besok aku harus meminta maaf juga kepada Vera."
Yup, ada kemungkinan bahwa dia juga tidak suka makan pedas.

Tepat setelah mengatakan hal itu, aku bisa melihat dua sosok pria yang keluar dari semak-semak di depan kita berdua.

"Cih, preman malamkah,... Naila, kurasa malam ini kita lumayan kurang beruntung,..."
Akupun secara spontan memposisikan diriku diantara Naila dan para preman malam itu.

"Eh?"
Beberapa saaat kemudian, aku bisa mendengar suara terkejut Naila dari belakangku. Nah tentu saja kau juga akan terkejutkan jika kau melihat ada dua orang yang tiba-tiba muncul di depanmukan? Apalagi saat kau berada di situasi semacam ini.

Harus bagaimana aku sekarang,...

Saat aku sedang berpikir keras mencari cara bagaimana untuk keluar dari situasi ini, salah satu dari mereka mendekatiku, lalu berkata,..

"Oi Bocah! Kalau kau sayang nyawa, sini serahin semua barang-barang milikmu!"
Oooh, ternyata benar hanya preman malam. Berarti aku tidak perlu khawatir akan adanya senjata api,.. Oh iya, baru aku sadar. Tubuhnya yang besar membuat kepalaku agak mendongak ke atas untuk melihat wajahnya.

"Faris, jangan berlebihan ya,.. Dia hanyalah bocah SMA."
"Santai Farhan, aku faham akan hal itu."
Di sisi lain, aku bisa melihat preman satunya yang berambut panjang di belakang dirinya. Jika dilihat dari kata-kata yang keluar dari mulutnya, ada kemungkinan dia hanya ingin melihat dari kejauhan? Nah, Luckyy. Aku tidak perlu menghadapi mereka berdua sekaligus,...

Preman malam adalah eksistensi simpel yang menyerang hanya berdasarkan otot, tanpa adanya taktik. Jadi jika kau berhasil memprovokasi mereka, serangan mereka pasti akan mudah kau prediksi.

Masalahnya adalah, preman yang berambut panjang sepertinya ahli dalam bela diri. Nah, kesampingkan orang itu untuk saat ini. Saat ini yang harus aku pikirkan adalah bagaimana caraku untuk memprovokasi preman berbadan besar, sayangnya kata 'besar' yang aku maksud disini bukanlah lemak melainkan otot.

"Oi! Kurasa kau butuh beberapa pelajaran!"
Ohh, mungkinkah lamunanku tadi memuat dirinya agak terprovokasi? Wow,.. Bukankah memprovokasi orang ini sangatlah mudah? Sepertinya aku perlu mencobanya,..

"Maaf saja, tapi aku tidak ingin mendapat pelajaran dari preman malam seperti kalian berdua."
"Eh, Al? K-Kau mau melawan mereka?"
"Tenanglah Naila. Walaupun begini, aku pernah belajar bela diri..."
Anda saja yang aku katakan barusan tadi benar,... Sayangnya aku tidak pernah sekalipun berlatih bela diri,.. Nah, kebohonganku pasti bisa dilihat dengan jelas saat mereka melihat tubuhku yang tidak berotot seperti ini sih,...

"Berani sekali kau bocah tengik bicara dengan orang lain saat berhadapan denganku!!"
Ahahaha, ternyata benar, dengan hanya mengacuhkannya sedikit, dia sudah terprovokasi di level max!

"Aaargggh!!"
Preman besar di depanku pun mulai mengarahkan tinjunya pada diriku saat itu juga.

Tapi sayang sekali, tinju penuh emosi negatif seperti ini sungguh sangatlah mudah untuk diprediksi.

Alur dari tinjuannya ini terlihat jelas mengarah ke wajahku. Tinju yang seperti ini pastinya akan mengenai wajahku, tapi lain ceritanya jika aku sudah siap siaga akan tinjumu ini. Akupun mengeser wajahku ke kanan dengan jarak yang cukup agar tidak terkena tinjunya.

Selanjutnya adalah bagaimana cara untuk menyakiti orang bertubuh besar seperti ini tanpa harus menggunakan tenaga besar, jawabannya simpel. Titik sensitif,..

GETAR-GETAR GAK GUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang