Song for this chapter:
Iris - Goo Goo Dolls.
******
And I don't want the world to see me
'Cause I don't think that they'd understand
When everything's made to be broken
I just want you to know who I am---------
"Tidak ... ini salah." Aku melangkah menuju dapur dengan tergesa-gesa.
Apa yang ku lakukan? Aku berdiri di depan washtafle dan menundukkan kepalaku. Tanganku gemetar, aku mencoba menetralkan degup jantungku yang berdetak tidak karuan.
Aku marah pada diriku sendiri, mengapa aku membalas ciumannya? Dan ... menikmatinya? Gosh....
"I'm sorry Niall."
Ini tidak benar, aku harus segera menyuruhnya pergi dari sini. Ya ... berada di dekatnya bukanlah suatu hal yang baik. Mengingat dia bukanlah siapa-siapa dan dia adalah penjahat.
Aku kembali ke kamarku berencana menyuruhnya pergi lagipula dia sudah baik-baik saja. Tangannya sudah sembuh.
"Harr ... " Dia tidur? secepat itu? Aku melihatnya meringkuk menghadap ke arah dinding.
"Harry...." panggilku, namun pria itu tak membuka matanya. Aku menghela napas lelah dan mendekatinya, aku harus membangunkannya. Ku arahkan tanganku untuk menyentuh bahunya namun ia bergerak mengubah posisinya menjadi miring menghadap ke arah di mana aku berdiri. Ku urungkan niatku ketika melihat luka lebam di wajahnya dan luka gores di pelipisnya. Aku tidak tega membangunkannya, mungkin besok pagi aku akan bicara dengannya. Lagipula ini sudah larut malam.
Aku mengambil antiseptik yang ku jatuhkan saat Harry menciumku tadi kemudian mengoleskan ke luka yang ada di pelipisnya, hatiku kembali melunak melihat bagaimana ia tidur. Sama sekali tidak terlihat seperti penjahat, lebih terlihat seperti seorang anak laki-laki yang memikul beban berat kehidupan.
Lalu jika aku menyuruhnya pergi, dia akan tinggal di mana? Tidak, itu bukan urusanku, dia sudah terbiasa tinggal di jalanan. Ya ... begitu, aku tidak perlu bersusah payah menghiraukannya.
Aku menyimpan kembali antiseptik ke tempatnya dan juga meletakkan kain basah itu ke keranjang baju kotor. Merasa lelah, aku memutuskan untuk tidur dan aku memilih tidur di sofa karena aku tidak ingin kejadian sebelumnya terulang.
----
Aku terbangun ketika mencium aroma masakan, dan aku sangat yakin jika Harry tengah membuat sesuatu di dapur. Melihat jam di dinding menunjukkan pukul 6 pagi, ah ... aku sangat bersyukur mendapat sift sore sepanjang minggu ini. Aku segera ke kamar mandi untuk membasuh muka, menatap diriku di cermin lihatlah dirimu Iris kau terlihat sangat kurus. Aku menghela napas menyadari hidupku yang sangat berantakan 2 tahun terakhir, hampir tidak pernah makan dan selalu menangis. Aku akan hidup lebih baik lagi.
Melangkah keluar, aku harus berbicara dengan Harry.
"Selamat pagi," sapa Harry ketika melihatku masuk ke dapur.
Aku memilih untuk tidak menanggapinya dan duduk di kursiku.
"Aku ingin mengatakan sesuatu," ucapku ketika ia memotong makanan yang kupikir itu adalah sandwich.
"Apa itu?" tanya Harry seraya meletakkan piring di depanku, aku melihat apa yang ia buat dan ternyata benar dia membuat sandwich dengan isian scrambled egg. Dia sangat ahli membuat masakan dan aku sedikit banyak kagum kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iris [COMPLETE]
FanfictionDi dalam hidupnya, Iris Winter hanya ingin hidup bahagia bersama kekasihnya Niall Horan. Membangun rumah tangga di rumah kecil sederhana yang mereka beli bersama. Namun, takdir berkata lain, dua minggu sebelum pernikahan mereka, Iris harus menghada...