"Iris..." Aku membuka mata ketika mendengar seseorang memanggilku.
Di mana aku? Melihat kesekeliling tampak seperti ruangan hampa berwarna putih dan dikelilingi kabut tebal.
Aku tidur di lantai?
"Iris...." Suara itu bergema, aku mengenalinya. Aku segera bangun dan mencari-cari sosok Niall.
"Niall, kau di mana??"
Dia melangkah ke arahku menembus kabut, tampak pucat namun ia tersenyum.
Aku sangat terkejut dengan segera aku berlari kearahnya. "Ini kau?"
Niall mengangguk kemudian aku memeluknya Niall membalas pelukanku erat.
"Aku sangat merindukanmu." (Jangan rindu, berat *eh)
"Aku senang melihatmu kembali tersenyum dan tertawa."
Aku mengeryit kemudian melepaskan diri dari pelukan Niall. Bagaimana Niall tahu?
"Kau harus bahagia Iris, jangan biarkan kenangan yang pernah kita miliki membelenggumu. Kau harus terus melanjutkan hidupmu."
Aku mengangguk mengerti kemudian memeluknya lagi, hangat dan nyaman. Mencoba menghirup aroma Niall aku merasakan aroma tubuh yang berbeda.
Mengeryitkan alisku aku sangat yakin jika aku sedang bermimpi, otakku bekerja cepat menyuruh bawah sadarku agar cepat bangun. Membuka mataku hal yang pertama kali kulihat adalah tatto burung dan seketika aku menyadari jika tanganku melingkar pada tubuh seseorang dan kurasakan seperti ada sesuatu yang berat menekan tubuhku
Harry? Nama itu langsung muncul di kepalaku. Mendongak ke atas perlahan, aku melihat rahang Harry. Astaga apa yang ku lakukan? Bagaimana aku bisa tidur seperti ini?
Perlahan aku mengangkat tanganku lalu tangan Harry yang melingkar di tubuhku. Apa yang harus ku katakan nanti jika dia terbangun? Bodoh.. bodoh.. Aku merutuki diriku sendiri.
Aku segera bangun dan berangsur duduk di sisi bawah tempat tidur dan kulihat Harry masih tertidur nyenyak hanya menggunakan boxer. Namun aku sangat yakin jika kami tidak melakukan apapun mengingat aku masih dalam masa haid. Tapi tunggu, mengapa dia bisa telanjang seperti itu? Tidak, tidak ada yang melakukan pada masa itu, aku sangat yakin lagipula kami tidak mabuk. Kuharap Harry tidak menyadarinya, aku bisa berkata jika yang ia rasakan itu adalah mimpi, ya seperti itu dia pasti percaya padaku.
Sial... lagipula mengapa aku bisa memeluknya? Sudah cukup semalam dia mempermalukanku dengan menunjuk darah yang merembes di celanaku dan itu adalah hal yang paling memalukan seumur hidupku. Aku langsung berlari terbirit-birit ke kamar mandi ketika ia terkekeh. Tidak bisakah dia setidaknya berpura-pura tidak mengetahuinya? Dan lagi semalam aku tidur di pelukannya?
"Astaga.." Aku menunduk memukul kepalaku berkali-kali.
"Apa yang kau lakukan?" Suara serak Harry membuatku menghentikan kegiatanku.
"Uh? umm... ti tidak.." ujarku gelagapan. Bersikaplah biasa Iris.
"Apa pelukanku tak cukup hangat untuk membuatmu tertidur nyenyak?" tanya Harry dengan bertopang siku.
"Pelukan?" Aku memasang ekspresi bingung.
"Ya."
"Kau bercanda?" Aku tergelak namun justru terdengar hambar.
Sial.
Harry terkekeh. "Kau yang memulai memelukku saat aku baru saja melepas kaosku karena merasa gerah, aku tidak bisa tidur semalam."
"Apa?!" Aku menggeleng cepat, "tidak, kurasa kau salah. Aku tidak mungkin melakukan itu."
Harry tergelak dan berhasil membuatku mengernyit ia mengambil ponsel di nakas mencari sesuatu dan menunjukkan sebuah foto padaku. Aku mendekat ke arahnya untuk melihat dengan jelas seketika aku terkesiap itu adalah fotoku sedang memeluknya.
Aku langsung berbalik dan menutup mataku, sial sial sial.. aku mengumpat dalam hati.
"Jangan salah paham, oke?" aku menekan suaraku, "aku tidak sadar saat melakukannya." Astaga aku mengakuinya.
Harry terkekeh.
"Tapi bukankah bisa jadi kau yang memulainya terlebih dahulu? Mengingat kau adalah seorang pemerkosa." Aku melihat rahangnya menegang. Sial, apa yang ku katakan? Apa dia marah karena perkataanku?
"Kau percaya jika aku seperti itu?" Harry kembali terkekeh.
Aku mengangguk namun kemudian menggeleng. Aku ragu mengingat sudah beberapa hari aku bersamanya namun dia sama sekali tidak berbuat apa-apa padaku namun ia malah melakukan hal yang kupikir tidak mungkin dilakukan oleh seorang penjahat.
Lagipula mana ada penjahat yang mencuci pakaian wanita? dan... Pakaian dalam.
Sial.
Tapi mengingat apa yang dia katakan semalam mungkin saja benar jika Harry adalah seorang pemerkosa.
"Aku tidak pernah berpikir untuk melakukan itu," ujar Harry tiba-tiba.
"Apa maksudmu?"
"Apa kau pikir seorang pria dengan tanggung jawab besar sejak berumur 17 tahun akan melakukan hal tidak berguna seperti itu?!" Harry sedikit menaikkan nada suaranya lebih terdengar tidak terima dengan label yang ku berikan tentang 'pemerkosa' "aku tidak pernah melakukan itu." Harry menundukkan kepalanya dan aku merasa bersalah padanya. Aku ingat jika dia harus merawat ibu dan adiknya.
"Kau tidak pernah melakukannya?" tanyaku memastikan dan Harry mengangguk seketika aku tertawa dengan sangat keras "berapa usiamu? Kau serius?" Aku kembali tertawa, yang benar saja? Pria dengan penuh tatto di tubuhnya sama sekali belum melakukan hubungan seks? Sulit dipercaya.
Harry terlihat salah tingkah. "Mengapa kau tertawa?!"
"Maaf, hanya terdengar aneh. Kau yakin tidak pernah melakukannya? Apa kau gay?" Aku belum bisa berhenti tertawa.
Harry menyeringai. "Apa kau mau mencoba menjadi yang pertama untukku?"
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iris [COMPLETE]
FanficDi dalam hidupnya, Iris Winter hanya ingin hidup bahagia bersama kekasihnya Niall Horan. Membangun rumah tangga di rumah kecil sederhana yang mereka beli bersama. Namun, takdir berkata lain, dua minggu sebelum pernikahan mereka, Iris harus menghada...