Please

1.2K 140 72
                                    

"Apa?!"

Kami kembali menghentikan langkah tepat di bawah lampu penerangan di pinggir jalan, aku melihat mata Harry yang ketakutan. Aku bingung dengan ketakutannya, oke aku tahu jika Liam itu penjahat namun ia tidak mungkin melukaiku bukan? Ia hanya menyampaikan pesan kepadaku.

"Dia menyebut namaku kemudian menyuruhku mengatakan kepadamu jika kau harus segera melunasi hutangmu, jika tidak ...,"

Harry menaikkan sebelah alisnya mengisyaratkan pertanyaan 'apa?'

Aku menggelengkan kepalaku, "Dia tidak mengatakan apapun, Liam pergi setelah sebelumnya mengedipkan sebelah matanya dan menyeringai kepadaku."

Harry memiringkan kepalanya terlihat berpikir, aku menunggu apa yang akan dikatakannya.

"Listen to me, jangan pernah keluar rumah tanpaku, jika aku pergi kunci pintu rumah dan jangan pernah membuka pintu untuk siapapun, kau mengerti." Harry mendikteku, seolah aku seperti anak kecil yang dilarang melakukan apapun.

"Why?"

"Kau lupa dia penjahat?"

"Tentu saja tidak!" Harry diam setelahnya, terlihat ingin mengatakan sesuatu namun ia sepertinya ragu.

"Apa kemungkinan terburuknya?" Aku yakin Harry ingin mengatakan jawaban dari pertanyaanku namun ia ragu.

Harry memejamkan matanya dan menyisir rambutnya ke belakang dengan jemarinya.

"Menjadikanmu alat agar aku mau melakukan apapun yang mereka minta dan kemungkinan terburuk lainnya kita berakhir di tangan mereka."

Aku tercengang mencoba menelaah perkataannya yang benar-benar tidak bisa diterima oleh akal sehatku. Aku telah masuk ke dalam dunia hitam Harry.

Apa mereka menginginkan Harry menjadi budaknya lagi? Tidak, itu tidak akan terjadi. Harry telah berubah, dia berusaha keras membuktikannya kepadaku.

"Dengar," Harry memegang kedua bahuku dan menatapku lekat-lekat ketika melihat ekspresi terkejut di wajahku, "aku tidak akan membiarkan ini terjadi. Semua akan baik-baik saja, i promise you," terang Harry yakin, aku mengangguk mengiyakan.

Harry mengetuk pintu apartment Louis, dan Harry benar letaknya jauh kulihat jam di tanganku menunjukkan pukul 12 malam dan besok kami memiliki shift pagi. Oh God, beberapa minggu ini kualitas tidurku sangat berantakan.

Tak lama aku melihat knop pintu yang berputar.

"Iris, Harry. Apa yang kau lakukan di sini?"

Aku menaikkan sebelah alisku karena terkejut mendapati Alice yang membuka pintu. Harry tanpa permisi langsung masuk membuat Alice menggeser sedikit tubuhnya memberi jalan untuk Harry.

"Masuklah," suruh Alice dengan wajah bingungnya.

"Mengapa kau bisa di sini?" tanyaku ketika kami berjalan bersama.

"Kau ingat ketika aku mengatakan aku bertemu seorang pria?"

"Pria itu Louis?"

"Kau juga mengenalnya?"

"Tidak, aku hanya tahu namanya aku tidak pernah bertemu dengannya."

Aku akan mengenalkannya padamu, Alice menarik lenganku dan kami menemukan Harry tengah terlibat perbincangan serius dengan Louis di ruang televisi. Louis sempat melihatku sebentar dan aku tersenyum hanya untuk menunjukkan kesopananku.

"Aku tidak tahu mereka saling mengenal," bisik Alice seraya menarik tanganku menuju dapur memberi ruang untuk mereka membicarakan sesuatu.

Aku berpikir apakah Alice tahu jika Louis sebelumnya juga seorang penjahat?

Iris [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang