Song for this chapter
Cold Play - Fix You
***
Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you-------
"Kau bisa?" Aku bertanya pada Harry setelah mengunci pintu rumahku, ia sedang mengangkat kardus berisi pakaian Niall kardus itu cukup besar dan berat. Kami akan ke panti asuhan dan Harry memutuskan untuk ikut.
"Kau tidak melihat lenganku yang berotot ini?"
Aku memutar mataku malas seraya memasukkan kunci rumah ke dalam tas dan Harry hanya terkekeh, kemudian kami melangkah menuju halte bus. Harry sudah mendapat pekerjaan di sebuah restoran seminggu yang lalu dan ia memiliki hari libur yang sama denganku. Seperti yang sudah ku duga, Harry tidak akan berniat menyewa apartment dia menggunakan gaji pertamanya untuk membelikanku kemeja berwarna putih dan celana jeans yang sekarang sedang ku pakai dan aku menyukainya. Aku ragu untuk mengusirnya seperti rencanaku saat itu karena Harry sangat baik kepadaku dan aku ... merasa sangat nyaman saat bersamanya, tapi aku tidak begitu yakin dengan apa yang kurasakan.
Aku ragu dengan perasaan yang kumiliki.Kami semakin dekat dalam artian kami selalu membicarakan apapun dan Harry dia pria yang enak diajak bicara. Satu hal yang kusukai dan sekaligus ku benci dari dirinya, yaitu dia sangatlah cerewet. Jika dia banyak bicara di saat yang tepat maka aku menyukainya namun jika tidak aku tidak akan segan-segan membentaknya untuk diam.
Seperti sekarang aku sedang menyukai bagaimana caranya bercerita. Dia tengah berbicara mengenai dirinya ketika dia tidak sengaja merusak sebuah permainan yang terdapat di depan sebuah toko.
"... kau tahu? Aku sudah sangat sering melakukan permainan di tempat itu tapi entah mengapa ketika aku memukul palu di sana mainan itu berhenti bekerja, pemilik toko marah namun sebelum dia sempat memarahiku aku melarikan diri."
Aku tertawa cukup keras. "Kau sangat tidak bertanggung jawab."
"Ya ... ya, aku tahu aku hanya 18 saat itu. Apa yang bisa ku lakukan?"
"Meminta maaf?"
"Mungkin lain kali aku akan meminta maaf kepada pemilik toko itu."
Aku hanya terkekeh menanggapinya, seorang Harry Styles meminta maaf? Kurasa tidak mungkin, aku tidak pernah mendengar kata maaf keluar dari mulutnya setelah berkali-kali dia mempermalukanku dan tidak sengaja melukai hidungku, yang terakhir ketika aku tidak sadar meluapkan kekesalanku kepadanya. Oke memang itu salahku aku tidak berhak memarahinya karena Niall pergi bukan karena Harry. Tapi bukankah biasanya disaat seperti itu para pria akan meminta maaf? Seperti prinsip konyol yang pernah ku dengar jika 'wanita tak pernah salah, jika salah itu berarti lelaki yang memulainya'.
"Berapa jam untuk sampai di panti asuhan," tanya Harry ketika kami sampai di halte bus, dia meletakkan kardus itu di kursi dan duduk di sampingnya.
"Hanya dua jam." Sebenarnya aku ingin menginap karena aku mempunyai shift sore namun besok Harry harus bekerja pagi jadi sore nanti kami langsung pulang.
"Busnya datang," ucapku padanya yang tengah sibuk dengan ponselnya.
***
"Iris, bagaimana kabarmu sayang?" Megan memelukku cukup lama, dia adalah pengurus panti asuhan ini umurnya 45 tahun dan dia yang menemukanku di depan pintu saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iris [COMPLETE]
FanfictionDi dalam hidupnya, Iris Winter hanya ingin hidup bahagia bersama kekasihnya Niall Horan. Membangun rumah tangga di rumah kecil sederhana yang mereka beli bersama. Namun, takdir berkata lain, dua minggu sebelum pernikahan mereka, Iris harus menghada...