Song for this chapter:
Avril Lavigne - I'm with You.
***
It's a damn cold night
Trying to figure out this life
Won't you take me by the hand?
Take me somewhere newI don't know who you are
But I... I'm with you
I'm with you---------
"Aku hanya ingin bertanya, kau benar bisa melihat itu semua? Apa Niall masih di sini?" tanyaku penasaran.Angel menatapku penuh tanda tanya kemudian terkekeh, apakah pertanyaanku salah?
"Dia sudah tidak di sini, karena Niall sudah tidak punya urusan yang harus diselesaikan di dunia. Kau ingat apa yang kau katakan terakhir kali? Kau menyanggupinya untuk bahagia bukan?"
Aku mengangguk. "Tapi aku terpaksa saat itu," jelasku cepat.
"Apapun itu kau sudah menyanggupi permintaannya." Ia kembali menjilat es krimnya yang tinggal sedikit.
"Lalu apakah jika aku bunuh diri aku bisa bertemu dengannya?"
"Tidak, kurasa kau tidak bisa mati untuk saat ini belum saatnya sekalipun kau melempar dirimu ke jurang, kau hanya akan tersiksa. Tapi jika memang Tuhan mengabulkan keinginanmu untuk mati kau tetap tidak akan pernah bertemu Niall. Kau akan tetap tersiksa, lebih parah dari pada saat kau hidup. Seperti Paman Zayn."
"Apa maksudmu? Siapa Paman Zayn?"
"Sahabat Ayahku, dia sebenarnya pria baik namun karena salah paham dia menjadi jahat. Peristiwa yang sangat rumit saat itu aku tidak bisa menjelaskan secara detail. Paman Zayn pernah menyakiti orang tuaku ketika Ayahku sedang berada di antara hidup dan mati, mereka masih 19 tahun saat itu, namun di saat orang tuaku sudah memaafkan perbuatannya Paman Zayn memilih bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari gedung (gedung waktu Zayn ngambil first kissnya Leah). Ya ... dia meninggal saat itu juga lalu menemui orang tuaku untuk meminta maaf dia begitu menyesal."
"Orang tuamu mengatakan semua padamu?"
"Tidak, aku hanya perlu menatap mata mereka untuk mengetahui semuanya."
"Oh ... jadi tidak ada yang bisa menyembunyikan kebohongan darimu huh?"
"Begitulah, terkadang aku harus menerima kenyataan pahit jika ada seseorang yang hanya berpura-pura denganku."
Aku mengangguk mengerti tapi aku tidak pernah berbuat salah pada siapapun, batinku.
Angel tersenyum. "Aku tahu kau wanita yang baik, tapi dari peristiwa yang dialami Paman Zayn, aku bisa menyimpulkan jika mati bunuh diri itu bukanlah tindakan yang benar. Aku bertemu dengan arwah Paman Zayn saat aku berusia 13 tahun ketika aku sedang mencari markas bersama teman-temanku, kami menemukan sebuah gedung tua yang sudah rusak. Awalnya aku tidak tahu pria itu siapa namun wajahnya terasa begitu familiar di ingatanku lalu ketika mata kami bertemu aku ingat jika pria itu yang ada di masalalu kedua orang tuaku. Di hari itu aku tidak langsung bertanya padanya karena aku tidak ingin membuat teman-temanku takut meskipun sebenarnya mereka sudah mengetahui bakatku tapi aku tetap harus bersikap seperti manusia normal lainnya. Jadi esoknya aku kembali ke gedung itu sendiri dan berbicara dengannya." Angel memakan es krim terakhirnya.
"Dia bertanya padaku mengapa aku bisa melihatnya, lalu aku menjelaskan jika aku adalah anak dari sahabatnya. Aku mempunyai kemampuan yang sama seperti ibuku lalu dia mengatakan jika dia sedang dihukum, Paman Zayn tidak bisa kemanapun, ia hanya di sana dengan perasaan bersalah yang terus merundungnya setiap saat. Jika saja saat itu dia tidak bunuh diri kurasa ia masih bisa memperbaiki kesalahannya dan hidup bahagia. Namun nyatanya bunuh diri tidak membuatnya menjadi lebih baik, meskipun dia mengatakan jika dia pantas mendapat itu semua. Aku sangat yakin ia menyesal melakukan bunuh diri. Paman Zayn melarangku mengatakan pada orang tuaku dan aku menyanggupinya." Angel menghentikan ucapannya kemudian melihatku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iris [COMPLETE]
FanficDi dalam hidupnya, Iris Winter hanya ingin hidup bahagia bersama kekasihnya Niall Horan. Membangun rumah tangga di rumah kecil sederhana yang mereka beli bersama. Namun, takdir berkata lain, dua minggu sebelum pernikahan mereka, Iris harus menghada...