Uh, judulnya kasar banget.
Sorry for typos
"Kau tidak tahu Iris!"
"Tidak tahu apa?"
Harry kembali memejamkan matanya dan menarik rambutnya ke belakang secara frustrasi.
"Aku penjahat." Aku melihat kobaran emosi di matanya, penuh ketakutan dan penyesalan yang seolah-olah hanya dengan mengatakannya saja bisa membuatnya hancur berkeping-keping. Sungguh berbeda saat ia pertama kali bercerita tentang kejahatannya, dulu ia sangat santai namun sekarang ketakutan begitu kental mendominasi wajahnya.
"Aku tahu tapi kau sudah berubah!" Aku menghela napas, "kau sudah berubah dan aku percaya kau tidak akan melakukan hal itu lagi," ucapku tersenyum.
Harry menatapku matanya berair sedetik kemudian ia membawa tubuhku ke dalam pelukannya.
"Aku takut kau meninggalkanku karena masalaluku yang begitu buruk." Suara seraknya terdengar begitu rendah dan dalam.
"Itu masalalu Harry, kau sudah berubah. Sekarang hentikan pikiran itu dan kita tetap bersama." Aku mengeratkan pelukanku di tubuhnya cukup lama, aku melihat orang yang berlalu lalang menatap kami tapi aku tidak peduli.
"Terimakasih sudah mencintaiku," lirihnya.
Aku mengangguk setelah melepaskan pelukan kami. "Sekarang buatkan aku steak, aku sangat lapar," rengekku manja.
"Tidak, itu untuk makan malam nanti. Aku akan membuat makan malam spesial untukmu."
"Uuu ... semacam makan malam romantis?"
Harry menggedikkan bahunya kemudian kami kembali melangkah, "Ya, semacam itu."
"Baiklah, lalu bagaimana dengan perutku yang lapar sekarang?" Aku bergelayut di lengannya dan menyandarkan kepalaku di sana.
"Pizza?"
"Ide bagus, ayo." Aku menyeret Harry agar melangkah lebih cepat dan Harry terkekeh.
Aku berharap kami akan selalu seperti ini, Harry sudah berubah ia tidak akan melakukan tindak kriminal lagi dan aku percaya kepadanya. Mungkin masalalunya memang buruk, mencuri, merampas dompet, narkoba dan sex tape tapi aku yakin di lubuk hatinya yang paling dalam ia benar-benar tidak menginginkan hidup seperti itu. Sejatinya dia pria baik dan aku mencintainya.
---
"Aku pergi sebentar," ucap Harry setelah kami sampai di depan rumah.
"Kemana?"
"Mencari alamat Katharine."
Aku mengerutkan dahiku karena baru pertamakali mendengar namanya.
"Adik perempuan Radley, dia membawa uangku," jelas Harry mengetahui raut bingung di wajahku.
"Oh ... haruskah aku cemburu kepadanya?" Aku menyilangkan kedua tanganku di depan dada memberikan tatapan menginterogasi namun justru membuat Harry tertawa sejurus kemudian ia mencubit hidungku pelan mau tak mau aku ikut tertawa.
"Terserah kau, tapi percayalah padaku aku tidak akan melakukan apapun." Harry mengedipkan sebelah matanya.
"Baiklah, jam berapa pulang?"
"Sebelum jam 8, setelah itu kita akan makan malam bersama."
Aku mengangguk seraya tersenyum, makan malam di atas jam 8 bagaimana aku bisa menjaga berat badanku jika sering seperti ini?
"Jangan keluar rumah dan kunci pintunya. Kau mengerti?"
"Okay." Aku merasa seperti di penjara di rumahku sendiri, batinku terkekeh. Dengan itu Harry pergi meninggalkanku aku menatap punggungnya yang mulai menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iris [COMPLETE]
FanfictionDi dalam hidupnya, Iris Winter hanya ingin hidup bahagia bersama kekasihnya Niall Horan. Membangun rumah tangga di rumah kecil sederhana yang mereka beli bersama. Namun, takdir berkata lain, dua minggu sebelum pernikahan mereka, Iris harus menghada...