4

2.2K 334 109
                                    

---
Kalo rindu itu bilang. Jangan gengsi. Nanti kamu mati kesepian
---

Ini sudah dua hari sejak keberangkatan Radit ke Bandung. Sepertinya aku tidak usah menceritakan apa yang terjadi ketika itu. Karena aku seperti cewe lain yang ditinggal kekasihnya meski masih dalam status Long Distance Relationship.

Bayangkan saja, bahkan kami belum terlalu lama berada dalam ikatan lebih dari teman, tapi sekarang harus berjauhan dan entah cobaan apa saja yang menghadang. Kalian tahu? Aku berusaha menahan mati-matian tangisku. Bahkan bang Ivan yang biasanya menjahiliku kemarin hanya diam dan menepuk pundakku pelan.

Aku tidak ikut mengantar Radit ke Bandung. Alasannya? Radit tidak mengizinkan dikarenakan aku juga harus segera bersiap untuk menuju tanah rantauku.

Ah sudahlah. Kejadian kemarin-kemarin sepertinya tidak usah diceritakan terlalu panjang. Intinya sama saja bukan, kami tetap akan menjalani LDR.

Hari ini aku sudah berada di tanah rantauku. Ya, pada akhirnya aku dan Radit memang benar-benar menjalani hubungan jarak jauh. Sebenarnya tidak banyak yang berubah. Toh aku dan dia memang tidak terlalu sering bertukar kabar lewat pesan atau bertemu.

"Val.. mau cari makan gak?," sebuah suara masuk ke indra pendengaranku.

Ah iya, hampir aku lupa. Itu barusan adalah suara Citra. Teman satu kosku. Basicly, dia gak terlalu beda sama Gita sih. Kebiasaan, kesukaan, dan beberapa gaya khas mereka hampir sama. Kayanya suatu hari aku harus mempertemukan mereka.

"Aku masuk ya," ucapnya lagi karena tadi aku tidak sempat membalas ucapannya.

Dengan bodohnya aku mengangguk. Ini sepertinya satu kebodohan yang sudah menetap. Bagaimana dia bisa tau isyaratku, bahkan melihat saja dia sama sekali tidak.

"Masuk aja Cit..!,"

Dan sepersekian detik berikutnya muncullah seorang gadis berperawakan tinggi kurus tapi gendut. Gimana coba? Ya gitu lah.

"Mau makan apa? Aku gak punya uang. Jangan mahal-mahal ya. Tapi yang enak. Harus banyak juga!,"

Seenggaknya sejak aku kenal dengan Citra, aku mendapat prinsip baru.

1. Makan murah.
2. Porsi banyak.
3. Enak.

Itu 3 syarat wajib semenjak menjadi anak kos. Kata dia sih, gapapa makan seadanya daripada makan enak di awal tapi akhir bulan makan obat magh.

"Lo pikir yang jual makanan nenek lo," ucapku sambil tertawa.

"Kalo ada yang mengandung 3 itu kenapa harus mahal?," ucapnya tanpa dosa.

"Terserah Cit, terserah!," ucapku kesal.

"Ya udah mau makan apa?,"

"Ya mana gue tau, gue kan orang baru disini..," ucapku.

"Lamongan mau? Atau angkringan?,"

"Angkringan aja deh!," jawabku.

Kalian tau lamongan atau angkringan kan?. Ya pokoknya itu sejenis warung kaki lima yang katanya sih cocok harganya dengan kantong mahasiswa. Soal rasa, ya bisa menjadi penghilang rasa lapar mahasiswa deh.

"Cit.. cerita apa kek," ucapku sambil tetap melangkahkan kaki mencari warung angkringan.

Kata Citra sih jaraknya gak terlalu jauh. Toh udah lama juga aku gak jalan kaki. Itung-itung olahraga malam lah.

Citra terlihat berpikir sejenak. Mungkin Ia sedang mencari topik pembicaraan yang cocok.

"Cerita apa?," tanyanya.

DNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang