5

1.8K 272 52
                                    

---
Karena Skala rindu terbesar adalah
Ketika saling merindu tapi tidak saling mengungkapkan
Maka ungkapkan, cukup 3 kata
Aku rindu kepadamu. Tambahkan beberapa pesan tidak apa, Seperti mari cepat bertemu
---

Seminggu pasca balasan chat terakhir.

Aku tidak tahu apakah aku yang terlalu lebay dalam menyikapi sebuah permasalahan dasar dari hubungan ini. Aku juga tidak tahu apakah semua cewe yang dalam status LDR mengalami sepertiku dan menyelesaikannya sepertiku. Jika tidak ada, berarti bisa kusimpulkan, aku yang terlalu lebay menyikapinya.

Awalnya aku ingin menceritakan kelanjutan hubunganku dengan Radit. Sayangnya saat ini hubunganku sedang stuck di satu tempat. Jadi biarkan aku bercerita tentang kuliahku saja.

Hari ini aku kuliah seperti biasa. Sampai saat ini aku tidak terlalu merasa ada perubahan yang luar biasa dari masa SMA. Kata orang kuliah itu lebih santai dari SMA tapi sepertinya orang yang mengatakan itu berbeda dengan jurusanku. Aku berangkat pagi dan pulang sore bahkan malam. Belum dengan laporan kuliah seabreg dengan deadline yang benar-benar mematikan.

Pantas saja bang Ivan selalu bilang:
Nikmati masa SMA-mu. Kuliah tidak semenyenangkan di sinetron atau drama yang dateng jam 9 balik jam 10.

Dulu aku tidak percaya dengan omongan itu. Tapi sayangnya aku terhipnotis dengan ucapan itu dan berbalik arah.

Rasanya aku benar-benar ingin kembali ke masa SMA. Kenapa? Ada sekian juta alasan tentu saja. Radit salah satunya. Ah aku tambah rindu.

Aku baru saja selesai kelas siang hari ini. Aku melangkah menuju kantin untuk mencari pengganjal perut. Satu lagi perubahan setelah aku kuliah. Aku makan hanya ketika ada waktu saja. Bahkan aku tidak terlalu yakin dengan makananku apakah sehat atau tidak. Prinsipnya enak, murah, banyak. Padahal jika kalian mencermati lebih jauh, rata-rata semua makanan yang enak itu tidak sehat. Haha. Aku yakin yang memegang prinsip ini bukan hanya aku. Tapi anak kos lain juga. Haha. Jujur saja.

"Makan apa Val?," Citra bersuara.

"Bakso aja deh Cit..,"

Dia mengangguk sambil melangkah menuju penjual kantin dan aku kembali berkutat dengan laptopku. Kembali mengerjakan beberapa tugas yang sebenarnya dead line nya masih jauh. Tapi tetap saja, jika ditumpuk nanti akan menjadi tumpukan mematikan karena bisa tidak tidur 24 jam.

"Ngerjain apa?," Citra bersuara.

"Tugasnya Pak Mario,"

"Oh dosen muda itu. Tugasnya kok susah banget ya tuh orang!,"

Aku tertawa. Bisa kuakui tugas ini memang cukup ribet.

"Udah selesai?," tanyanya lagi.

Aku menggeleng. Jujur saja, tugas ini memang cukup berat. Aku berpikir mengapa dia setega ini kepada mahasiswanya. Apa dia punya maksud balas dendam atas apa yang dia alami saat mahasiswa dulu?

"Vaal... kamu disuruh nemuin pak Mario..," Glen si komting ah apa namanya ya? Ketua kelas. Ya, Glen si ketua kelas menghampiriku.

"Kenapa emang?,"

Glen menggeleng. Sepertinya Ia tidak diberi mandat untuk menyampaikan pesan lebih.

Setelah aku merelakan bakso yang sedang dibuatkan, aku segera melangkah dengan berat menuju ruang dosen. Jadi apa aku jika nanti tambah terlambat menuju ruang dosen?. Sepertinya masa kuliahku akan terancam untuk mengulang kelas beliau.

DNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang