Leng Pek Ciok dan Oe-tie Khao selagi hendak menanyakan kepada Tiong-sun Seng siapa kedua orang tua berbaju kuning berambut panjang itu, rahasia apa yang menyelimuti diri mereka, tak disangka-sangka Tiong-sun Seng berkata hendak pergi, lantas berlalu tanpa memberi kesempatan pada mereka untuk bertanya, terpaksa membatalkan maksudnya.
Kalau mereka tidak menahan kepada Tiong-sun Seng tetapi tidak demikian dengan Hee Thian Siang, ia tidak menghiraukan kepada itu urusan, katanya dengan suara nyaring: "Tiong-sun locianpwe harap tunggu sebentar!"
Tion-sun Seng saat itu sudah berada sejauh sepuluh tombak, ketika mendengar panggilan itu lantas berhenti dan berkata sambil berpaling n" Hee hiantit, ada keperluan apa?"
Hee Thian Siang meskipun tidak enak masih tebalkan muka untuk bertanya: "Bolehkah boanpwe numpang tanya, dimana sekarang enci Tiong-sun berada?"
"Dia terhadap kau ada merasa sedikit kecewa, kini pergi ke gunung Bu-san di puncak in-hong untuk menengok sucinya Hwa Jie!" Berkata tiong-sun Seng sambil tertawa.
Sehabis berkata demikian, bersama-sama siaopek kembali melesat dan menghilang. Leng Pek Ciok mengawasi berlalunya Tiong-sun Seng dan Siaopek, ia berkata sambil menghela napas dan mengggelengkan kepala: "Orangnya adalah orang yang berwatak aneh, sedang binatangnya juga binatang gaib, pantas kalau Thian-gwa Ceng-mo bersama-sama Pak-hin Sin-po dan Hong-tim Ong-khek, namanya berendeng didalam rimba persilatan sebagai orang-orang yang sudah dihadapi, namun demikian, nama mereka masih diatas ketua dari delapan partai besar!"
Berkata sampai di situ ia berpaling kepada Hee Thian Siang dan Oe-tie Khao, berkata pula sambil tertawa: "Saudara Oe-tie dan Hee laote, harap menunggu nona Hok Siu Im ditempat ini. Leng Pek Ciok akan pulang dulu kegunung Swat-san, untuk memberitahukan kepada majikanku Peng-pek Sin-kun suami istri, tentang persengkongkolan antara partai Ciam-cong dan partai Kie-lian yang mereka akan bergabung dan mendirikan partai baru Ceng-thian-pay.
Mereka sudah menetapkan pada tanggal enam belas bulan dua tahun depan hendak mengumumkan berdirinya partai baru itu, juga dalam kesempatan itu hendak menyelesaikan semua permusuhan antara orang-orang yang mengandung dendam, aku juga hendak memberitahukan sekalian tentang kematian ketua Kun-lun-pay sesudah itu aku akan terjun lagi ke dunia Kang-ouw sedapat mungkin, untuk mengabarkan kepada sahabat-sahabat dunia persilatan dan semua partai rimba persilatan!"
"Saudara Leng, boleh berjalan dulu, tetapi soal memberi kabar kepada berbagai partai rimba persilatan, tidak boleh kau seorang diri yang melakukan tugas itu, masih untung Hok Sui Im turut serta bersama kita, hingga bagi partai Ngo-bie, kita hitung sudah tahu. Hanya perlu melaporkan kepada Peng-pek Sin-kun suami-istri dan mengabarkan kepada Ji-sute Tie-hui Sang Biauw Jan. Mengenai partai Bu-tong. Siaw-tiem dan Lo-hu, biarlah aku bersama-sama laote yang akan menyampaikan kabar."
Baru Leng Pek Ciok berpikir, ia dapat menyetujui usul itu, setelah itu lalu minta diri dan pergi meninggalkan Oe-tie Khao dan Hee Thian Siang.
Tetapi baru saja hendak berlalu, dengan tiba-tiba ingat sesuatu hal, ia berpaling dan berkata kepada Hee Thian Siang: "Hee laote, aku berikan kau sebuah barang!"
He Thian Siang menghampiri dan Leng Pek Ciok mengambil sebuah kantong yang terbuat dari kulit kera, diberikan kepada Hee Thian Siang, kemudian berkata: "Barang yang tersimpan dalam kantong kecil ini adalah dua belas butir senjata rahasia yang dinamakan Peng-pek Sin-sa, senjata rahasia terkenal yang pengaruhnya hebat sekali dari golongan Swat-san-pay, jikalau Hee laote menemukan musuh tangguh, boleh dicoba! Tetapi sebelum kau menggunakan, lebih dulu kerahkan tenaga murnimu dalam telapak tangan, barulah boleh mengambil senjata rahasia ini, kalau tidak, kau sendiri akan lebih dulu mendapat kesulitan!"
Hee Thian Siang tahu bahwa sahabatnya itu sangat aneh, tidak perlu merasa sungkan, maka ia menyambutnya dan mengucapkan terima-kasih.
Leng Pek Ciok minta diri lagi kepada Oe-tie Khao, dan setelah itu ia bergerak menuju ke gunung Tay-swat-san.
KAMU SEDANG MEMBACA
Makam Bunga Mawar
AdventureCerita Silat ini mengisahkan tentang Hee Thian Siang yang keblinger pada seorang gadis kangouw yang hanya pernah dilihatnya dari jarak jauh. Untuk itu ia pergi ke ke sebuah tempat keramat yang dinamakan "Makam Bunga Mawar" konon setiap waktu yang di...