Sementara orang-orang di puncak Hian-peng-goan sedang bercakap-cakap memperbincangkan soal tidak adanya Pek-kut Siancu dalam rombongan musuh, kawanan penjahat Ceng-thian-pay sudah melalui jalan bukit yang agak rendah semuanya berhenti di bawah puncak gunung yang tingginya ada dua puluh tombak lebih.
Orang-orang di atas kutub Hian-peng-goan disamping berhati-hati mengadakan persiapan, mereka juga memasang telinga untuk mendengarkan percakapan pihak musuh, sementara itu sudah terdengar suara Khi Tay Cao yang berkata kepada Thiat-koan Totiang:
"Setan kecil Hee Thian Siang bersama setan Tua Cin Lok Pho itu barangkali sudah bosan hidup, dan sudah ditakdirkan akan menemukan ajalnya ditempat ini. Dari jauh-jauh melakukan perjalanan kemari, gunanya cuma untuk mengantarkan jiwa secara cuma-cuma diatas gunung Tay-swat-san ini."Hee Thian Siang yang mendengar perkataan itu alisnya berdiri, ketika ia menujukan pandangan matanya ke bawah, tampak ditengah Khi Tay Cao ternyata membawa sebatang senjata tongkat dari baja yang tampaknya sangat berat.
Tetapi tongkat baja itu, jelas dibuatnya secara tergesa-gesa, meskipun kasar dan sangat berat, tetapi dibagian atasnya, tidak terdapat lagi burung garuda yang membentang sayap, sehingga tampaknya tidak demikian menakutkan seperti senjatanya yang dahulu.
Thiat-koan Totiang setelah mendengar ucapan itu, tampaknya berpikir dulu, kemudian baru menjawab:
"Kalau buat sisetan Hee Thian Siang bersama setan tua Cin Lok Pho itu, sudah mendaki gunung Hian-peng-goan ini, maka Pang-pek Sin-kun dan istrinya Mo Giok Ceng seharusnya sudah mengadakan persiapan jauh-jauh, tetapi mengapa tidak tertampak gerakan mereka?"
Pek-thao Lo-sat Pao Sam-kow memperdengarkan suara tertawanya bagaikan burung hantu, kemudian berkata:
"Mungkin orang-orang Swat-san-pay menerima perbuatan Ngo-bie-pay diam-diam telah melarikan meninggalkan markas sendiri!"
Khi Tay Cao berkata kepada Pek-kut-Ie su :
"Pek-kut Siancu Hu-hoat, agaknya terlalu banyak pikiran, setelah ia mencari-cari diseluruh gunung Ngo-bie tidak tampak jejak Hian-hian Sianlo bersama tiga saudara seperguruannya, khawatir mereka akan melancarkan serangan selagi pihak kita lengah, dan langsung menyerbu ke gunung Ki-lian. Oleh karenanya mereka memerlukan pulang dulu ke Ki-lian untuk mengadakan penjagaan. Sebetulnya menurut dugaanku, Ngo-bie begitu lemah, mana berani berbuat demikian?"
"Sam-moay ku itu meskipun agaknya terlalu banyak pikiran, tetapi partay-partay rimba persilatan satu sama lain sedang berusaha untuk mempererat dirinya, memang tidak ada salahnya! Masih untung kekuatan di pihak kita pada dewasa ini masih cukup bila diperlukan untuk membasmi golongan Swat-san Hee Thian Siang dan Cin Lok Pho. Jadi, kurang dia seorang juga tidak menjadi halangan."
Hee Thian Siang juga mendengar ucapan itu, barulah mengerti apa sebabnya Pek-kut Siancu tidak datang dan Thiat-Koan Totiang dan lainnya mempercepat gerakannya hendak menggempur Swat-san-pay.
Sementara itu Goan-tong Hweeshio sudah bertanya kepada Khi Tay Cao:
"Khi Ciangbujin, mengapa kau menganggap bohong ucapan Hee Thian Siang yang mengatakan ketua Ngo-bie-pay Hian-hian Sianlo dan Hong-tim Ong khek May Ceng Ong serta Siang-swat Sianjin Leng Biauw Biauw bersama Kiu-thian Mo-li Tang Siang Siang, semua sudah berada diatas kutub Hian-peng-goan mengadakan pertemuan para jago?"
Khi Tay Cao tertawa terbahak-bahak dan berkata:
"Urusan ini mudah sekali diduganya. Hong-tim Ong Khek May Ceng Ong selamanya sangat sombong dan tidak suka pandang mata kepada orang lain, sedangkan Siang-swat Sianjin Leng Biauw Biauw dan Kiu-thian Mo-li Tang Siang Siang, merupakan orang-orang yang lebih sulit dihadapi daripada May Ceng Ong sendiri! Apabila mereka suami istri berada dikutub Hian-peng-goan, maka setelah mendengar berita kedatangan kita tentunya siang-siang sudah unjuk muka, mengapa hingga saat ini masih diam tidak tampak gerakan apa-apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Makam Bunga Mawar
MaceraCerita Silat ini mengisahkan tentang Hee Thian Siang yang keblinger pada seorang gadis kangouw yang hanya pernah dilihatnya dari jarak jauh. Untuk itu ia pergi ke ke sebuah tempat keramat yang dinamakan "Makam Bunga Mawar" konon setiap waktu yang di...