"Saudara kecil, kau ini orangnya sangat tampan dan gagah, hingga menyenangkan bagi setiap orang yang kau hadapi, tetapi mengapa bicaramu demikian ketus? Namaku di dalam rimba persilatan, belum tentu di bawah Ca Bu Kao apakah kau belum pernah dengar nama Tho-hwa Niocu Kie Liu Hiang dari golongan Ki-lian pay ?"
Hee Thian Siang tidak menjawab pertanyaan itu, sebaliknya matanya ditujukan kepada Liong-hui Kiam-khek Su-to Wie, bibirnya nampak bergerak-gerak, sikap pemuda itu terlalu tidak pandang mata terhadap jago pedang dari golongan Tiam-cong, ia mendongakkan kepala dan tertawa terbahak-bahak.
Su-to Wie tahu bahwa orang seperti Hee Thian Siang itu tidak mungkin mudah diajak bicara, tetapi ia terpaksa masih bertanya sambil mengerutkan alisnya, "Mengapa saudara tertawa ?"
Hee Thian Siang menghentikan tertawanya, dengan sinar mata tajam ia memandang Su-to Wie dan berkata, "Sebelum aku bertemu kau, aku kira bahwa orang yang bernama Su-to Wie dengan julukannya Liong-hui Kiam-khek itu, di dalam golongan Tiam-cong-pay, namanya paling baik, sudah pasti adalah seorang pendekar yang gagah perkasa. Siapa tahu bahwa nama itu tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, kau ternyata merupakan seorang yang tidak dapat melepaskan keduniawian, bahkan dengan mudah kau tergiur oleh paras cantik, sehingga rela hidup bersama dengan perempuan genit yang namanya kurang harum di dalam kalangan Kang-ouw!"
Kata-kata itu sesungguhnya sangat menusuk hati Liong-hui Kiam-khek, bukan saja membuat orang she Su-to itu sangat sakit hati, sehingga timbul nafsunya hendak membunuh pemuda itu, sekali pun orang yang bermuka tebal seperti Tho-hwa Niocu ketika mendengar ucapan itu juga merasa tersinggung.
Hee Thian Siang kembali berkata sambil tertawa tergelak-gelak:
"Su-to Wie, mengapa kau berlagak demikian, Hee Thian Siang memang sudah kandung maksud hendak menempur kalian tiga jago dari golongan Tiam-cong, mengapa kau tidak menghunus pedangmu ?"
Liong-hui Kiam-khek Su-to Wie yang masih mempertahankan kedudukannya berkata dengan nada suara dingin:
"Untuk memberi pelajaran kepada seorang bocah yang masih ingusan, aku Su-to Wie masih belum perlu menggunakan pedang."
Hee Thian Siang yang menampak Su-to Wie tidak mau menghunus pedangnya lalu melemparkan senjata pergelangannya bergigi sendiri, kepada sebuah pohon cemara besar.
Pergelangan bergigi yang disambitkan oleh Hee Thiun Siang itu, hampir setengah masuk ke dalam pohon, dan batang pohon itu juga menggetar daun-daunnya pada rontok. Kehebatan tenaga dalam pemuda itu, agaknya jauh lebih tinggi daripada Liong-hui Kiam-khek yang waktu sebelum unjuk muka sudah melemparkan tiga bilah pedang bersayapnya.
Hee Thian Siang setelah melemparkan senjatanya, dengan kedua tangan terbuka ia berkata dengan sombongnya:
"Su-to Wie, kau tidak mau menghunus pedang Cing-he-kiammu, aku juga tidak akan menggunakan senjataku Sam-ciok kiau-hoan. Dengan sepasang tangan kosong, aku bersedia menyambut serangan tangan kosongmu dan yang merupakan ilmu silat simpanan golongan Tiam-cong yang dinamakan Hui-hoa-ciang !"
Su-to Wie yang menyaksikan Hee Thiun-Siang yang masih sangat muda sekali, namun mempunyai pengetahuan sangat luas tentang berbagai ilmu silat dan senjata, apalagi waktu itu ia dapat menyebutkan dirinya yang memiliki ilmu silat tertinggi dari golongan Tiam-cong-pay, maka diam-diam merasa heran.
Hee Thian Siang tahu bahwa orang she Su-to itu masih mempertahankan kedudukannya, sudah tentu tidak mau membuka serangannya lebih dahulu, maka ialah yang lebih dulu membuka serangan menyerang Su-to Wie.
Su-to Wie yang menyaksikan gerak tipu serangan Hee Thian Siang nampaknya sangat jumawa dan tidak pandang mata dirinya sendiri yang sudah menjadi jago pedang dalam rimba persilatan, diam-diam merasa marah. Ia lalu geser kakinya setengah langkah, dengan kekuatan tenaga delapan puluh persen, ia menyambuti serangan pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Makam Bunga Mawar
AventuraCerita Silat ini mengisahkan tentang Hee Thian Siang yang keblinger pada seorang gadis kangouw yang hanya pernah dilihatnya dari jarak jauh. Untuk itu ia pergi ke ke sebuah tempat keramat yang dinamakan "Makam Bunga Mawar" konon setiap waktu yang di...