Jilid 41

1.3K 17 0
                                    

Tetapi baru saja kaki U-bun Hong menginjak tanah, tampak majikannya, ialah Pek-kut Thian-kun seperti menunjukkan sikap marah, hingga diam-diam mengeluh, dan sudah mendapat firasat tidak baik.

Benar saja, pada saat U-bun Hong belum lagi berdiri tegak, Pek-kut Thian-kun sudah menggunakan tangan kanan. menyambut kedatangan budaknya itu dengan serangan yang dilancarkan dari jarak jauh !

Serangan itu dengan telak mengenai dada U-bun Hong, hingga budak yang malang itu setelah mengeluarkan suara jeritan tertahan, tubuhnya terpental balik, melayang setinggi setombak lebih ditengah udara, mulutnya menyemburkan darah segar, ketika jatuh di tanah, nyawanya sudah melayang !

Semua orang Ceng-thian-pay yang menyaksikan kejadian itu pada diam, tiada satupun yang berani membuka suara.

Hee Thian Siang diam-diam juga terkejut menyaksikan kekuatan tenaga yang sangat hebat dari Pek-kut Thian-kun.

Tiong-sun Hui Kheng tidak menduga bahwa U-bun Hong dibinasakan sendiri oleh majikannya, maka saat itu alisnya dikerutkan,dan balik kerombongannya sambil menutup mukanya.

ketua partai Bu-tong Hong Hoat cinjin lebih dahulu memuji nama budha, kemudian berkata kepada Tiong-sun Hui kheng dengan pujiannya:

"Ombak belakang sungai mendorong ombak didepannya, benar-benar generasi mudah harus menggantikan yang tua. nona Tiong-sun hanya dalam segebrakan saja sudah berhasil sudah menjatuhkan lawanmu yang sangat tangguh, benar -benar tidak kecewa kau menjadi putri seorang jago ternama. tetapi, ada satu hal yang ingin pinto ingin bertanya pada nona, dengan bagaimana nona bisa memiliki pelajaran ilmu warisan Sam ciok Cinjin yang dahulu pernah menggemparkan dunia persilatan?"

Tiong-Sun Hui keng tersenyum, sebelum menjawab, dari panggung seberang sana sudah terdengar suara pek-kut Thiau-kun yang berkata:

"Hee Thian siang, suhumu Hong-poh Cui kapan akan tiba?"

dengan alis berdiri Hee thian Siang bertanya:

"perlu apa kau tanya suhu?"

"kau setan kecil ini, lidahmu sungguh tajam sekali! seharusnya kau perlu diberi sedikit pelajaran, tetapi aku selamanya tidak pernah turun tangan terhadap orang tingkatan muda, maka itu lantas aku mencari suhumu. . . ." menjawab Pek-Kut Thian-kun dingin.

belum habis ucapannya, Hee Thian Siang sudah menyambut:

"suhuku justru karena kau iblis tua ini, tidak ingin menghadiri pertemuan ini!"

Pek kut Thian kun tertawa besar, katanya:

"Hong-poh Cui terkenal sebagai seorang yang paling sulit dihadapi pada dewasa ini, ternyata juga takut menghadapi aku Pek-kut Thian-kun!"

"Pui! Iblis tua, jangan kau menaruh emas di mukamu sendiri! Apa kau kira suhuku takut kepadamu ? suhu pernah berkata kepadaku, bahwa seorang yang tidak berarti seperti Pek-kut sian-mo, semua diangkat menjadi anggota pelindung hukum dari partay Ceng-thian-pay, maka dalam hari pertemuan pembukaan partay baru ini, suhu sesungguhnya tidak ada harganya untuk turut serta menghadiri, suhu minta kepadaku, mewakili dirinya untuk memberi hajaran kepada kawanan iblis dan siluman yang tidak tahu diri itu!" berkata Hee Thian siang dengan ucapnnya yang sangat pedas sekali.

Pek-kut Thian-kun, Pek-kut Ie-su, Pek-kut San-cu tiga iblis tulang putih itu, ketika mendengar ucapan Hee Thian siang, semua menjadi merah padam wajahnya.

Hee Thian Siang Berkata Pula sambil tertawa:

"Kalian kawanan iblis jangan penasaran salah satu dari kalian bertiga, siapa yang berani turun kelapangan, Hee Thian Siang bersedia melayani sampai seratus jurus!"

Makam Bunga MawarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang