Jilid 38

1.3K 18 0
                                    

Tiong-sun Hui Kheng maksudnya hanya ingin tahu apakah benar Liok Giok Ji berada digunung Kun-lun, lalu berusaha mengorek keterangan dari mulut Siang Biauw Yan, katanya sambil tersenyum, "Siang Ciangbunjin tidak perlu repot2, Liok Giok Ji boleh menemui kami atau tidak, itu terserah kepada Ciangbunjin sendiri."

Siang Biauw Yan benar2 sangat lihay, dalam waktu sekejap itu ia sudah dapat mengarang jawaban bohong, katanya, "Sebab Liok Giok Ji kini sudah berada didalam istana Kun-lun-kiong, maka aku sedang memikirkan, kalau aku memperbolehkan ia bertemu dengan kalian, apakah itu tidak melanggar perintahku sendiri yang sudah menutup partay ini selama sepuluh tahun ?"

Ketika mendapat keterangan bahwa Liok Giok Ji berada digunung Kun-lun, dalam hati Hee Thian Siang diam-diam merasa girang, tanyanya pula, "Liok Giok Ji tidak berada dalam istana Kun-lun-kiong, lalu berada dimana ?"

Tampak sikap cemas Hee Thian Siang, Siang Biauw yan semakin mantap menjalankan akal-akalannya, maka lalu menjawab;

"Liok Giok Ji agaknya sedang terganggu pikirannya, sejak pulang kegunung kelakuannya banyak berubah, terpaksa aku suruh dia tinggal menyendiri, Sekarang mungkin berada diatas puncak gunung!"

Karangan itu memang masuk diakal, juga tepat dengan petunjuk Siang-swat Siangjin Leng Biauw Biauw, maka Hee Thian Siang dan Tiong-sun Hui Kheng tidak merasa curiga.

"Siang Ciangbunjin, bolehkah Siang Ciangbunjin mengizinkan aku dan enci Tiong-sun ini pergi menengok Liok Giok Ji sebentar saja? Mungkin kami dapat menyembuhkan penyakit dalam hatinya." berkata Hee Thian Siang.

Siang Biauw Yan diam-diam merasa girang, tetapi diluarnya masih menunjukkan sikap tenang-tenang saja, Setelah pura-pura memikirnya agak lama, barulah memberi jawaban seperti terpaksa;

"Aku dapat meluluskan permintaanmu ini mendaki puncak gunung untuk menjumpai Liok Giok Ji sebentar, tetapi sebelum matahari tenggelam, kalian harus pergi tidak boleh datang kegunung ini lagi !"

Dalam hati Hee Thian Siang merasa geli, karena ia terpaksa harus berlaku merendah, sebab sebelum bertemu muka dengan Liok Giok Ji, Ia tidak mau bertengkar dengan orang2 partay Kun-lun.

Maka setelah mendengar jawaban itu, sudah siap hendak menuju kepuncak, pikirnya ia hendak membawa pergi Liok Giok Ji kegunung Ko-le-kong-san, supaya bisa menyaksikan kebahagiaan ayah-bundanya yang sudah rujuk kembali.

Tiong-sun Hui Kheng yang lebih sabar, sudah tentu tidak suka menunjukkan sikap kasar untuk menimbulkan kesulitan, maka setelah mendengar jawaban Siang Biauw Yan, lebih dulu berkata kepadanya;

"Siang Ciangbunjin jangan khawatir, setelah kami menjumpai Liok Giok Ji, kami hanya perlu beromong-omong sebentar saja, barangkali tidak perlu sampai matahari tenggelam sudah akan turun lagi."

"Kalau kalian berkata demikian, silahkan pergi sendiri, maaf aku tidak bisa mengantar, Tetapi puncak itu terlalu tinggi, kecuali tumbuhan pohon rotan yang dapat digunakan untuk pegangan, tiada jalan yang mudah untuk mencapai puncak itu, Kalau kalian mau aku boleh meminjamkan alat berupa sepatu yang khusus digunakan untuk mendaki puncak itu," berkata Siang Biauw Yan sambil menunjuk keatas gunung.

"Tak usah, puncak setinggi beberapa puluh tombak saja barangkali masih tidak menyulitkan kami berdua," menjawab Hee Thian Siang.

Sehabis berkata demikian, lalu minta diri dan bersama Tiong-sun Hui Kheng lari kepuncak Kun-lun.

Tak lama kemudian, tibalah mereka ketempat yang dituju, Benar saja didepan mereka terbentang puncak gunung yang tingginya kira-kira 70 - 80 tombak.

Tiong-sun Hui Kheng memandang puncak itu sejenak, lalu berkata kepada Hee Thian Siang;

"Adik Siang, kau lihat puncak ini bukan saja diliputi oleh tumbuhan lumut yang sangat tebal, keadaannya juga sangat aneh, Bagian atas menonjol dan menjulang kelangit, sedangkan bagian bawah kecil lurus, Seandai tidak ada tumbuhan pohon rotan yang besar-besar itu dengan kekuatan dan ilmu meringankan tubuh kita, barangkali masih belum sanggup mendaki keatasnya."

Makam Bunga MawarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang