Meletakkan sebuket bunga tulip di atas gundukan tanah yang sudah terbungkus oleh kerangka keramik,kemudian menunduk untuk menatap sebuah nisan mewah di depannya. Smith membelai sisi nisan yang terbuat dari batu granit itu. Rasa bersalah yang sama seperti dulu menghampirinya. Setelah sekian lama mencoba melupakan kesalahan itu,tetap tidak bisa ia hilangkan begitu saja.
Ia ingat betul bagaimana dulu dirinya sangat terobsesi dengan Veylia,hingga ia bertindak nekat yang hampir membuat harga diri wanita itu jatuh. Smith mengakui dirinya sangatlah bodoh dan brengsek. Ia bahkan melakukan hal yang sama kepada Breve dulu,hingga memutuskan untuk bertanggung jawab dan menikahinya.
Smith bersimpuh dengan rasa penyesalan.
"Apa kabar kau,Veylia? Sudah lama kita tidak bertemu," katanya.Ia memperhatikan lama sekali makam tersebut. "Tujuanku kemari hanya untuk mengunjungimu dan mendoakanmu. Aku tahu,kau tidak butuh doa orang hina sepertiku. Tapi kumohon,untuk yang kesekian kalianya,maafkan aku,Vey. Kau adalah wanita terhebat yang pernah ada sebelum istriku. Kau yang mampu membuat hatiku kacau karena pesonamu dulu. Aku menyadari bahwa aku terobsesi padamu,aku juga menyadari bahwa aku mencintaimu. Tapi itu dulu, sebelum Breve datang di kehidupanku." Smith berkata lirih,berharap Veylia mendengar dari alam berbeda.
"kau tahu? Rasa bersalah masih ada dalam diriku,bahkan rasa itu menjadi ganda,karena aku melakukan kesalahan yang sama pada istriku." Smith tersenyum masam.
"Ini yang pertama kalinya aku mengunjungi peristirahatan terakhirmu setelah bertahun-tahun kau meninggal. Katakan aku pengecut! Aku tidak berani bertatap muka dengan Gerald setelah kau tiada. Aku tidak mau membuat Gerald kalut akan kehadiranku, aku mengerti betapa hancurnya dia saat kau meninggalkannya. Ia mencoba tersenyum kepada semua orang, layaknya tidak ada beban yang ditanggung,dia begitu tegar." cerita Smith yang mengingat bagaimana dulu perjuangan Gerald untuk berusaha mengikhlaskan kepergian Veylia.
"Aku tidak melupakanmu,Vey. Aku masih ingat cantiknya wajahmu,tapi sekarang cantik wajahmu setara dengan cantiknya hati nurani Breve,posisimu tergantikan olehnya. Aku sangat mencintainya. Tuhan memberikan Breve untukku,agar aku tersadar dari kelakuan bejatku dulu...
...Mungkin,jika sekarang kau masih berpijak pada bumi. Kau akan bahagia melihat anakmu tumbuh dewasa dan sukses. Dia sangat tampan dan baik. Aku pun begitu bahagia melihat putriku tumbuh dewasa,bahkan mereka sekarang dekat. Yah,putramu dan anakku" Smith tersenyum lebar,mengingat keakraban antara putrinya dan anak Veylia.
Smith menghela nafas panjang. 'Sepertinya aku tidak bisa lama-lama disini. Aku harus pergi.' batinnya.
"Aku harus pergi,Vey. Sudah cukup aku menyeruakkan isi hatiku selama ini. Aku senang bisa mengunjungimu,meskipun aku tidak bisa melihatmu tapi ku harap kau mendengarkan dan menerima permintaan maafku. Aku juga berharap,kau memaafkanku dengan tulus." ujar Smith,lalu ia berdiri dari jongkoknya. Menatap sekali lagi ke bawah. Kemudian ia pergi berjalan ke depan,meninggalkan area pemakaman.
Tanpa Smith sadari,ada sesorot tajam yang menatap kepergiannya,mata itu memancarkan kebencian yang terpendam. Sudah lama emosinya tidak tersulut.
Gerald! Pria dingin itu mengepalkan kedua tangan seraya berjalan menuju makam istrinya, di sertai Chale di sampingnya.Gerald melepaskan kacamatanya saat kakinya sudah berpijak di sisi makam Veylia. Tatapan tajam itu meredup. Ia melihat sendu nisan nama istrinya. Tapi matanya beralih pada sebuket bunga tulip yang berada tepat di depan nisan Veylia. Sudah jelas itu bukan bunga favorite Veylia.
Chale yang melihat itu pun mengernyit. Ia ikut melepaskan kacamatanya dan bersimpuh untuk mengambil buket bunga.
"Bunga tulip? Masih segar. Ada yang mengunjungi makam Mommy sebelum kita?" tanya Chale. Rupanya ia tidak melihat pria tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Secretary Tease Like a Wine - Robert Series [COMPLETED]
Roman d'amourMature content 21+‼️⚠️ Privat acak! Follow sebelum baca. "Tubuhmu begitu mempengaruhiku, kau selalu terlihat menggoda, like a wine." "Jangan tatap aku seperti itu, jangan melihatku bagaikan jalang yang siap kau terkam." "Seharusnya aku tidak pernah...